78 berbunyi “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh
hari setelah tanggal transaksi.”
67
C. Penyelesaian Sengketa Apabila Terjadi Pelanggaran Oleh PT. Pos
Indonesia Terkait Perlindungan Konsumen Atas Pengiriman Barang
Apabila di kemudian hari nantinya barang yang hilang ditemukan kembali, maka penyelesaiannya berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara Pos dan
pengguna layanan Pos.
Pada pasal 23 UU no 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa “Pelaku usaha yang menolak dan atau tidak memberi
tanggapan dan atau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksud pasa 19 ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 4, dapat
digugat melalui badan penyelesaian sengketa konsumen atau mengajukan ke badan peradilan tempat kedudukan konsumen.”
Pasal 45 ayat 1 UUPk menyatakan : 1.
Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan
pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.
2. Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau
diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengekta.
67
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 19, ayat 3.
79 3.
Penyelesaian sengketa diluar pengadilan sebagaiman dimaksud pada ayat 2 tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur
didalam undang-undang. 4.
Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila
upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh pihak yang bersengketa.
Syarat-syarat surat gugatan tidak ditentukan secara limitatif dalam ketentuan hukum acara perdata HIRRBg. Dalam praktik berkembang
setidaknya surat gugatan memenuhi beberapa persayaratan berikut ini a.
Syarat Formal meliputi 1.
Tempat dan tanggal pembuatan surat gugatan; 2.
Pembubuhan materai; 3.
Tanda tangan penggugat sendiri atau kuasa hukumnya; b.
Syarat substansialmaterai, meliputi: 1.
Identitas penggugatpara penggugat dan tergugatpara tergugat 2.
Positafundamentum petendi dalil-dalil konkretalasan-alasan yang menunjukkan perikatan berdasarkan perjanjian atau perbuatan melawan
hukum guna mengajukan tuntutan 3.
Petitum dal-dal yang dimohonkan penggugatpara penggugat untuk diputuskan oleh hakimpengadilan.
Dalam kasus perdata di pengadilan negeri, pihak konsumen yang diberikan hak mengajukan gugatan menurut pasal 46 UUPK adalah
80 1.
Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan; 2.
Sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama; 3.
Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan yang dalam anggaran
dasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didrikannya organisasi itu adalah kepentingan perlindungan konsumen dan melaksanakan
kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya; 4.
Pemerintah dan atau jasa instansi terkait jika barang danatau jasa yang dikonsumsi atau dimanfaatkan mengakibatkan kerugian materiyang besar
danatau korban yang tidak sedikit.
68
Kantor Pos Kabanjahe akan berusaha untuk tidak membuat kesalahan yang mengakibatkan kerugian bagi konsumen dan bagi kantor Pos itu sendiri, tetapi
jika kantor Pos Kabanjahe membuat kesalahan maka dia harus siap bertanggung jawab atas kesalahannya tersebut. Ada beberapa konsumen yang walaupun kantor
Pos Kabanjahe sudah mengganti kerugian dari konsumen tetapi masih belum menemui kata sepakat atas ganti rugi yang diberikan pihak kantor Pos, ada
beberapa alasan konsumen melakukan tindakan tersebut, bisa jadi karena biaya yang dikeluarkan oleh kantor Pos Kabanjahe tidak sesuai dengan keinginan dari
pihak konsumen. Pada saat konsumen tidak setuju dengan ganti rugi yang diberikan oleh kantor Pos Kabanjahe, maka dia bisa menuntut kantor Pos
Kabanjahe ke pengadilan atas pelanggaran terhadap perlindungan konsumen. Dalam sengketa konsumen, jika tergugatnya berbentuk badan hukum Perseroan
68
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 46.
81 Terbatas PT, gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri didaerah hukum domisili
PT tersebut.
69
Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan, tetapi kantor Pos Kabanjahe akan berusaha semaksimal
mungkin agar tidak berurusan dengan pengadilan terkait pengiriman barang ini. Walaupun penyelesaian melalui jalur ini tetap tidak menghilangkan tanggung
jawab pidana, tetapi setidaknya penyelesaian sengketa di luar pengadilan menawarkan karakteristik, yaitu:
70
1. Menjamin kerahasiaan
2. Melibatkan para ahli dibidangnya
3. Prosedur cepat dan sederhana
4. Putusan final dan mengikat
5. Putusan tidak dipublikasikan tanpa izin para pihak
Salah satu usaha kantor Pos Kabanjahe agar tidak berurusan dengan pengadilan adalah dengan melakukan negoisasi bersama konsumen yang nantinya
pihak kantor Pos Kabanjahe akan mendengarkan apa sebenarnya yang menjadi keinginan konsumen.
Selain itu dengan adanya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK membuat pelaku usaha dan konsumen dapat menyelesaikan sengketa di
luar pengadilan. Sebagai badan penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, maka putusan BPSK bersifat final dan mengikat, tanpa upaya banding
dan kasasi.
69
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit., hal 179
70
Zulham, Op. Cit,. hal 141
82 Pada intinya kantor Pos Kabanjahe akan berusaha semaksimal mungkin
supaya tidak berperkara ke pengadilan terkait pengiriman barang ini, oleh sebab itu sampai dengan sekarang belum ada konsumen kantor Pos Kabanjahe yang
sampai menuntut ke pengadilan. Tetapi jika suatu saat nanti ada permasalahan yang tidak menemui jalan keluar dan kantor Pos Kabanjahe sudah melakukan
negoisasi ulang dengan konsumen, sehingga menyebabkan konsumen menuntut kantor Pos Kabanjahe, maka kantor Pos Kabanjahe bersedia menyelesaikannya di
pengadilan.
83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab terakhir ini penulis akan membuat kesimpulan dan saran dari pembahasan dalam bab-bab terdahulu yang berhubungan dengan hukum
perlindungan konsumen terhadap pengguna jasa PT. Pos Kabanjahe.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan-pembahasan di bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan ;
1. Permasalahan yang sering timbul di kantor Pos Kabanjahe adalah
kehilangan, kerusakan dan keterlambatan barang kriman. Terkait dengan permalahan itu, bentuk pertanggungjawaban PT. Pos Kabanjahe adalah
memberikan kompensasi ganti rugi kepada konsumen yang telah disepakati oleh keduanya yaitu dapat berupa uang ataupun ganti rugi
dalam bentuk pengembalian barang yang sama. 2.
Terkait dengan permasalahan yang pertama, bentuk tanggung jawab yang dilaksanakan kantor Pos Kabanjahe sudah mengikuti pasal 7 huruf f dan g
UUPK tentang kewajiban pelaku usaha, yaitu memberi kompensasi ganti rugi kepada konsumen.
3. Penyelesaian sengketa yang diutamakan oleh PT. Pos Kabanjahe adalah
penyelesaian sengketa di luar pengadilan, yaitu berupa negosiasi ulang yang diajukan oleh pihak kantor Pos Kabanjahe kepada pihak konsumen
atau dengan kata lain menciptakan musyawarahperdamaian dengan pihak konsumen