PT.Pos Indonesia Persero bertanggung jawab terhadap kiriman yang

68 Indonesia.Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995.Peraturan Pemerintah tersebut berisi tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum perum menjadi sebuah perusahaan persero. Pos Indonesia memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 117 pada tanggal 20 Juni 1995 yang juga telah mengalami perubahan sebagaimana yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 89 pada tanggal 21 September 1998 dan Nomor 111 pada tanggal 28 Oktober 1998. Sebagai salah satu jasa pengiriman terbesar di Indonesia, PT. Pos Indonesia memiliki ketentuan dan syarat untuk mengirimkan barang, ini adalah ketentuan dan syarat untuk megirimkan barang melalui kantor Pos : 1. Selama kiriman belum diserahkan kepada penerima masih merupakan hak pengirim, oleh karenanya pengirim yang berhak mengajukan pengajuan.

2. PT.Pos Indonesia Persero bertanggung jawab terhadap kiriman yang

dikirim bila pengirim telah membayar lunas semua biaya pengiriman dan biaya lainnya kecuali bila ada kesepakatan tertentu dan memiliki bukti terima kiriman asli bukan foto copy. 3. Pernyataan tertulis pengirim atas isi kiriman pada halaman muka model ini harus sama dengan isi kiriman sebenarnya. Bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan isi kiriman, maka pengirim bertanggungjawab atas pelanggaran hukum yang dilakukannya. 4. Dilarang mengirimkan benda yang dapat membahayakan pengiriman, kiriman pos atau keselamatan orang lain. Pelanggaran ini diancam dengan 69 hukuman pidana kurungan selama – lamanya 1 satu tahun atau denda setinggi – tingginya 1 satu juta rupiah UU No.6 Tahun 1984 pasal 19 ayat 2 dan wajib membayar ganti rugi kepada PT.Pos Indonesia atau pihak lain atas kerugian yang diderita. Jenis barang-barang tersebut meliputi : a. Barang yang karena sifatnya dapat merusakmengotori kiriman lain dan atau membahayakan orang lain atau pegawai pos. b. Barang-barang yang mudah meledak, mudah menyala atau dapat terbakar dengan sendirinya. c. Binatang hidup dan tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan kecuali telah memenuhi ketentuan yang berlaku, misalnya karantina. d. Barang yang menyinggung kesusilaan. e. Narkotika, candu, morphine, kokain, ganja, ekstasi dan psikotropika lainnya yang dilarang pemerintah. f. Barang cetakan atau rekaman yang isinya dapat mengganggu stabilitas nasional. 5. PT.Pos Indonesia tidak bertanggungjawab dan tidak memberikan ganti rugi atas kiriman yang diakibatkan oleh : a. Kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh kesengajaan pengirim. b. Isi kiriman yang tidak sesuai dengan peryataan tertulis di halaman muka model ini. 70 c. Semua resiko teknis yang terjadi selama dalam pengangkutan, yang menyebabkan barang yang dikirim tidak berfungsi atau berubah fungsinya baik yang menyangkut mesin atau sejenisnya maupun barang-barang elektronik seperti halnya : handphone, kamera, radiotape dan lain-lain yang sejenis. d. Kerugian atau kerusakan sebagai akibat oksidasi, konaminasi polusi dan reaksi nuklir. e. Kerugian atau kerusakan sebagai akibat force majeure seperti bencana alam, perang, huru-hara, aksi melawan pemerintah, pemberontakan, perebutan kekuasaan atau penyitaan oleh penguasa setempat. f. Kerugian yang tidak langsung atau untuk keuntungan yang tidak jadi diperoleh yang disebabkan oleh kekeliruandalam penyelenggaraan pos UU No.6 Tahun 1984 pasal 12 ayat 7 g. Pengaduan yang diajukan setelah melewati waktu 30 hari untuk paket, surat kilat khusus dan surat tercatat dalam negeri. 4 Bulan untuk EMS dan 6 bulan untuk paket dan surat tercatat luar negeri sejak tanggal pengeposan. 56 Terkait dengan ketentuan dan persyaratan pengirman diatas, kantor Pos Kabanjahe juga pernah mengalami masalah-masalah berkaitan dengan pengiriman barang yang menyebabkan konsumen atau pengguna layanan Pos mengalami ganti rugi. Salah satu contoh kasus yang terjadi di kantor Pos Kabanjahe adalah 56 http:scofany.comblogketentuan-dan-syarat-pengiriman-kantor-pos.VhpqcrUqcwY diakses pada tanggal 8 Oktober 2015 71 pada tanggal 8 oktober tahun 2015, pada saat pengiriman barang, kantor Pos Kabanjahe membuat kelalaian dengan salah mengirimkan barang ke alamat yang ingin dituju. Mengingat itu adalah kelalaian dari pihak kantor Pos Kabanjahe, maka kantor Pos Kabanjahe bertanggung jawab sepenuhnya, dan bentuk pertanggungjawaban kantor Pos tersebut harus disetujui oleh pihak Konsumen, kantor Pos Kabanjahe juga membuat berita acara dengan menghadirkan dua 2 saksi agar dapat menjadi pedoman bagi kantor Pos Kabanjahe yang menunjukkanmembuktikan bahwa telah terjadi bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pihak kantor Pos Kabanjahe pada saat itu. 57 Kerugian yang dialami konsumen terkait pengiriman barang di PT. Pos Kabanjahe dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal yang terjadi yaitu berupa kelalaian human error yang dilakukan manusia sehingga terjadi kerusakan paket kiriman pada saat pengepakan barang oleh pegawai Pos serta menurunnya tingkat keandalan SDM. Sedangkan kerugian yang timbul dari faktor eksternal dapat timbul oleh karena kelalaian dari si pengirim sendiri dalam mencantumkan alamat yang jelas, adanya keadaan force majeure yang tidak dapat dihindari oleh manusia seperti bencana alam, perang, atau kecelakaan yang tidak dapat dihindarkan. Contohnya apabila Kurir Pengirim Barang mengalami kecelakaan pada saat pengiriman barang maka ganti rugi barang tersebut menjadi tanggung jawab pihak kantor Pos Kabanjahe, lain halnya apabila si kurir salah membaca alamat ke tempat pengirim, kesalahan tersebut dapat menjadi tanggung jawab pribadi si kurir, tetapi kesalahan tersebut harus lebih diteliti lagi apakah alamat barang yang mau dikirim jelas, 57 Hasil wawancara dengan bapak Juanda Ginting di kantor Pos Kabanjahe pada tanggal 22 Juli Pukul 11 wib 72 seperti angka 8 mirip dengan angka 6, maka kesalahan tersebut masih dapat ditolerir yang nantinya ganti rugi tersebut menjadi tanggung jawab kantor Pos Kabanjahe. 58 a. Kehilangan kiriman; Pada pasal 28 UU No 38 tahun 2009 tentang Pos menyebutkan bahwa pengguna layanan Pos berhak mendapatkan ganti rugi apabila terjadi: b. Kerusakan isi paket; c. Kerterlambatan kiriman; atau d. Ketidaksesuaian antara barang yang dikirim dan yang diterima. Konsumen dapat menuntut ganti rugi atas kerugian yang dideritanya apabila sesuai dengan minimal salah satu dari keempat kriteria diatas. Ada beberapa kemungkinan penuntutan yang dapat didasarkan pada Pasal 1365 KUHPerdata, yaitu : 1. Ganti rugi atas kerugian dalam bentuk uang; 2. Ganti rugi atas kerugian dalam bentuk natura atau dikembalikan dalam keadaan semula; 3. Pernyataan bahwa perbuatan adalah melawan hukum; 4. Larangan dilakukannya perbuatan tertentu; 5. Meniadakan sesuatu yang diadakan secara melawan hukum; 6. Pengumuman keputusan dari sistem yang telah diperbaiki. Tetapi klaim yang diajukan konsumen yang ditujukan kepada pihak Pos tidak serta merta dapat diterima begitu saja oleh PT. Pos, klaim dari konsumen tidak menjadi tanggungan penyelenggara Pos apabila ternyata permasalahan 58 ibid 73 terjadi karena sifat atau keadaan barang yang dikirim terjadi karena kesalahan atau kelalaian pengguna layanan Pos atau konsumen. Bilamana setelah melalui proses penelusuraninvestigasi yang dilakukan, ternyata pihak Pos dinyatakan lalai dalam melaksanakan kewajibannya, barulah konsumen segera dapat menuntut ganti rugi, dalam arti PT. Pos Indonesia Persero harus menanggung kerugian yang timbul karena wanprestasi tersebut. Ganti rugi, menurut kamus hukum diartikan sebagai uang yang diberikan sebagai pengganti kerugian 59 . Ganti rugi di dalam suatu perikatan adalah perbuatan yang wajib dilaksanakan pihak yang berwanprestasi, yang menjadi hak pihak yang menderita akibat langsung dari wanprestasi tersebut 60 Dalam mengatasi masalah ganti rugi yang dialami oleh kantor Pos Kabanjahe, Kantor Pos Kabanjahe akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian yang diderita oleh konsumen. Seperti yang dijelaskan dalam pasal 40 UU no 38 tahun 2009 tentang Pos yaitu “Penyelenggaa Pos yang dengan sengaja dan tanpa hak tidak menjaga keamanan dan keselamatan kiriman sebagaiman . Undang Undang Pos dan UUPK tidak memberikan defenisi mengenai ganti rugi. Sebaliknya di dalam KUHPerdata ada beberapa pasal yang dapat dijadikan alas hak oleh pengguna jasa Pos selaku konsumen untuk menuntut ganti rugi. Diantaranya, Pasal 1365 KUHPerdata yang menyatakan : “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian yang disebabkan kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.” 59 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007, Hal. 334. 60 Ny. H. Basrah, Ganti Rugi Menurut Ketentuan di Dalam Buku III KUHPerdata, Medan : FH-USU, 1994, Hal. 2. 74 dimaksud pasal 30 dikenakan sanksi administratif”.Selanjutnya Pada pasal 39 ayat 2 UU no 38 tahun 2009 tentang Pos menyebutkan bahwa sanksi administratif dapat berupa : a. Teguran tertulis; b. Denda; danatau c. Pencabutan izin Prosedur pengiriman barang yang dilakukan oleh kantor Pos Kabanjahe apabila melalui jalur udara adalah dengan menjemput barang tersebut ke Kualanamo Bandara di Sumatera utara, kemudian pada saat pemindahan barang, pihak dari kantor Pos Kabanjahe harus meneliti terlebih dahulu barang-barng yang ingin dipindahkan, apabila ada kerusakan di barang tersebut maka pihak kantor Pos Kabanjahe tidak akan menerima barang tersebut dan kerusakan itu merupakan tanggung jawab pihak airlines. 61 Apabila ada kerusakan yang disebabkan oleh kantor Pos Kabanjahe maka pihak kantor Pos Kabanjahe akan melihat terlebih dahulu bentuk kerusakannya, Kerusakan terkait pengiriman barang ini dapat dibagi menjadi dua, ada kerusakan pada pembungkus dan ada kerusakan langsung pada barang. Jika kantor Pos Kabanjahe mendapati barang yang bungkusnya ada kerusakan, maka pihak kantor Pos Kabanjahe akan memanggil konsumen penerima barang tersebut, dan barang tersebut dibuka langsung oleh konsumen penerima dengan disaksikan Lain halnya apabila kehilangan atau kerusakan kiriman yang dibuka, diperiksa danatau didisita oleh pejabat yang berwenang, maka pihak kantor Pos tidak dapat diminta pertanggungjawaban. 61 Hasil wawancara dengan bapak Juanda Ginting di kantor Pos Kabanjahe pada tanggal 22 Juli Pukul 11 wib 75 langsung oleh pihak kantor Pos Kabanjahe, apabila tidak ada kerusakan pada barang maka tidak ada ganti rugi. Tetapi apabila ketika barang dibuka dan ternyata barang tersebut mengalami kerusakan maka akan ada bentuk pertanggungjawaban dari kantor Pos Kabanjahe. Untuk memudahkan proses ganti rugi biasanya pihak kantor Pos Kabanjahe akan mengusahakan agar barang tersebut diganti dengan uang, tetapi apabila pihak konsumen bersikeras tetap ingin mengganti barang tersebut dengan barang yang sama maka pihak kantor Pos Kabanjahe akan berusaha untuk memenuhinya 62 Kantor Pos Kabanjahe seperti sudah dijelaskan diatas akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengganti kehilangan atau kerusakan barang tersebut dengan biaya uang, untuk mengganti barang tersebut dengan biaya uang kantor pos Kabanjahe harus mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan. Kantor Pos Kabanjahe akan mengetahui berapa biaya yang diganti dengan melihat kondisi barang terlebih dahulu, apakah baru atau bekas, apabila barang tersebut ternyata baru maka kantor pos kabanjahe akan mencari informasi berapa harga barang tersebut dan memberi sepenuhnya ke konsumen, tetapi apabila barang tersebut bekas maka pihak kantor Pos kabanjahe akan bernegoisasi dengan pihak konsumen berapa biaya yang akan diganti, tetapi apabila tidak menemui kesepakatan maka pihak kantor Pos Kabanajahe akan berusaha mencari barang yang sama . 63 62 ibid 63 ibid . Pada intinya ganti rugi yang diberikan oleh kantor Pos Kabanjahe harus mencapai kata sepakat antara pihak kantor Pos Kabanjahe dengan konsumen tanpa adanya unsur paksaan. 76

B. TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN OLEH

Dokumen yang terkait

PERJANJIAN PENGADAAN SAYUR DAN BUAH OLEH PT AEROFOOD INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 8 61

Pelaksanaan Ganti Kerugian Terhadap Layanan Pos Express Pada PT. Pos Indonesia Persero Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

0 1 11

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP BARANG-BARANG YANG HILANG DI KAMAR HOTEL DI KAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 1

Pertangggungjawaban Pos Express terhadap Gugatan Konsumen Pengguna Jasa Pos Express Ditinjau Dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

0 0 2

Pertangggungjawaban Pos Express terhadap Gugatan Konsumen Pengguna Jasa Pos Express Ditinjau Dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

0 6 146

Undang Undang No. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 1 45

PERLINDUNGAN BARANG KIRIMAN KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 08 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran) - Test Repository

0 0 96

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS KEHILANGAN BARANG PADA PENGIRIMAN OLEH JASA EKSPEDISI BARANG BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi pada Kantor Pos Solo) - UNS Institutional Repository

0 0 17

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA CABANG SEMARANG TERHADAP KONSUMEN POS EXPRESS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI

0 1 9

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA CABANG SEMARANG TERHADAP KONSUMEN POS EXPRESS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI

0 0 9