50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.10 Eksisi Jaringan Kulit Tikus
Pengambilan sampel jaringan kulit dilakukan pada hari ke-7 dari kelima kelompok diambil masing-masing 1 ekor tikus, pengambilan dilakukan setelah
tikus dikorbankan dengan larutan eter secara inhalasi. Daerah dorsal yang akan diambil jaringan kulitnya dibersihkan dari bulu yang mulai tumbuh kembali,
jaringan kulit digunting dengan ketebalan ±3 mm hingga lapisan subkutis dan sekitar ±2 cm dari tepi luka. Jaringan kulit yang diperoleh kemudian difiksasi
dengan larutan formalin 10 dan disimpan.
3.4.11 Pembuatan Preparat Histopatologi Jaringan Kulit Tikus
Jaringan kulit yang diperoleh kemudian dibuat preparat histopatologi dengan pewarna Hematoxyllin-Eosin yang dilakukan di Laboratorium Patologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pembuatan preparat dilakukan dengan cara : jaringan kulit yang telah difiksasi menggunakan larutan Formalin 10 lalu
dilakukan trimming organ dan dimasukkan ke dalam cassette tissue dari plastik. Tahap selanjutnya dilakukan proses dehidrasi alkohol menggunakan konsentrasi
alkohol yang bertingkat yaitu alkohol 70, 80, 90, alkohol absolut I, alkohol absolut II, kemudian dilakukan penjernihan clearing menggunakan xylol I dan
xylol II. Proses pencetakan atau parafinisasi dilakukan menggunakan parafin I dan parafin II. Sediaan dimasukkan ke dalam alat pencetak yang berisi parafin
setengah volume dan sedian diletakkan ke arah vertikal dan horizontal sehingga potongan melintang melekat pada dasar parafin. Setelah mulai membeku, parafin
ditambahkan kembali hingga alat pencetak penuh dan dibiarkan sampai parafin mengeras. Blok-blok parafin kemudian dipotong tipis setebal 5 mikrometer
dengan menggunakan mikrotom. Hasil potongan yang berbentuk pita ribbon tersebut dibentangkan di atas air hangat yang bersuhu 46
C dan langsung diangkat yang berguna untuk meregangkan potongan agar tidak berlipat atau
menghilangkan lipatan akibat dari pemotongan. Sediaan tersebut kemudian diangkat dan diletakkan di atas gelas objek dan dikeringkan semalaman dalam
inkubator bersuhu 60 C. Kemudian diwarnai dengan pewarnaan Hematoxyllin-
Eosin HE untuk pemeriksaan mikroskopik Balqis et al, 2014.
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.12 Pengamatan Preparat Histopatologi
Pengamatan secara histopatologi dilakukan pada preparat jaringan kulit. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop cahaya Olympus SZ61 secara
deskriptif pada perbesaran 20x. Pengamatan ini meliputi parameter-parameter yang berperan dalam penyembuhan luka seperti neokapilerisasi, keberadaan sel
radang dan fibroblas serta kerapatan kolagen.
3.4.13 Rencana Analisa Data
Data hasil pengujian dianalisis menggunakan software pengolah data dan disajikan dalam bentuk mean dan standar deviasi SD dari masing-masing
kelompok. Data dianalisis dengan uji Paired Sample T-Test. Data statistik signifikan pada nilai P 0,05.
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman
ini adalah tanaman talas jepang Colocasia esculenta L. Schott famili Araceae.
4.1.2. Ekstraksi
Sebanyak 1500 gram serbuk umbi talas jepang Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum dimaserasi dengan pelarut etanol 96 sampai larutan
mendekati tidak berwarna. Filtrat yang diperoleh kemudian dikentalkan dengan vacuum rotary evaporator dan didapatkan ekstrak kental sejumlah 168,859 gram.
Rendemen yang didapatkan ialah 10,554.
4.1.3. Hasil Penapisan Fitokimia
Kandungan metabolit sekunder pada ekstrak etanol umbi talas jepang Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum diidentifikasi dengan cara
penapisan fitokimia. Kandungan senyawa metabolit sekunder yang diuji antara lain golongan alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, steroid, tanin dan polifenol,
serta glikosida jantung. Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak etanol umbi talas jepang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang
Golongan Senyawa Hasil Penapisan Fitokimia
Alkaloid +
Flavonoid +
Saponin +
Terpenoid +
Steroid +
Tanin dan Polifenol +
Glikosida Jantung +
Ket : + memberikan hasil positif, - memberikan hasil negatif
53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.4. Hasil Penentuan Parameter Spesifik dan Non Spesifik
Uji parameter spesifik dan non spesifik pada ekstrak etanol umbi talas jepang Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum dilakukan setelah uji
penapisan fitokimia. Hasil uji parameter spesifik dan parameter non spesifik ekstrak etanol umbi talas jepang Colocasia esculenta L. Schott var.
antiquorum dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5. Hasil Penetuan Parameter Spesifik dan Parameter Non Spesifik
Karakteristik Hasil
Uji Parameter Spesifik
Identitas Nama ekstrak
Ekstrak etanol umbi talas jepang Nama lain tumbuhan
Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum
Bagian tumbuhan yang digunakan
Umbi tuber Nama Indonesia tumbuhan
Talas jepang atau satoimo Organoleptis
Warna Coklat tua
Bau Bau khas ekstrak
Rasa Pahit
Bentuk Kental
Uji Parameter Non Spesifik
Kadar Air 17,105
Kadar Abu 3,753
4.1.5. Hasil Evaluasi Sediaan Krim
Evaluasi krim ekstrak etanol umbi talas jepang Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum meliputi uji organoleptik dan uji homogenitas. Hasil
evaluasi krim ekstak etanol umbi talas jepang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6. Hasil Evaluasi Krim Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang
Karakteristik Hasil
Ekstrak 1 Ekstrak 5
Ekstrak 25
Organoleptis Krim
Warna Putih Kecoklatan
Putih Kecoklatan Coklat
Bentuk Setengah Padat
Setengah Padat Setengah Padat
Bau Aroma khas
ekstrak Aroma khas
ekstrak Aroma khas
ekstrak Homogenitas Krim
Homogen Homogen
Tidak homogen
54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.6. Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus
Hasil pengukuran berat badan tikus baik pada kelompok kontrol positif KKP, kelompok kontrol negatif KKN, kelompok uji I KU I, kelompok uji II
KU II dan kelompok uji III KU III dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7 . Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus
No. Tanggal
Rata-rata Berat Badan Tikus Tiap Kelompok gram KP
KN KU I
KU II KU III
1 05 Juni 2015
114,333 103,167
120,167 129,833
122
2 08 Juni 2015
117,5 110,5
131,833 136,167
135,667
3 11 Juni 2015
123,167 119,167
136,833 142,833
136,333
4 14 Juni 2015
132,2 128,8
144,167 156,333
146,5
5 17 Juni 2015
145,8 145,8
161,4 165
162,4
6 20 Juni 2015
155,4 152,2
171,2 175
177,2
Ket : KP
: Kontrol Positif KN
: Kontrol Negatif KU I
: Kelompok Uji I Ekstrak 1 KU II
: Kelompok Uji II Ekstrak 5 KU III
: Kelompok Uji III Ekstrak 25
Gambar 6. Grafik rata-rata berat badan tikus tiap kelompok
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
Be ra
t Ba
d a
n g
ra m
Hari Pengamatan
KP KN
KU I KU II
KU III
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.7. Hasil Pengukuran Luas dan Persentase Penyembuhan Luka
Data perubahan rata-rata luas luka dan persentase penyembuhan luka pada setiap kelompok dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Rata-rata Luas Luka Tiap Kelompok
Kelompok Rata-rata Luas Luka cm
2
Tiap Kelompok ± SD Hari ke-0
Hari ke-3 Hari ke-6
Hari ke-9 Hari ke-12 Hari ke-14
KP 0,80±0,17
0,58±0,10 0,33±0,10
0,04±0,02 0,00
0,00 KN
0,69±0,10 0,88±0,23
0,76±0,77 0,27±0,46
0,20±0,44 0,12±0,27
KU I 1 0,90±0,10
0,88±0,09 0,36±0,09
0,07±0,05 0,01±0,01
0,00 KU II 5
0,85±0,11 0,85±0,15
0,48±0,10 0,08±0,05
0,01±0,01 0,00
KU III25 0,90±0,15
0,87±0,07 0,50±0,22
0,10±0,07 0,03±0,04
0,01±0,06
Tabel 9. Rata-rata Persentase Penyembuhan Luka Tiap Kelompok
Kelompok Rata-rata Persentase Penyembuhan Luka Tiap Kelompok ± SD
Hari ke-3 Hari ke-6
Hari ke-9 Hari ke-12
Hari ke-14
KP 14,32±4,68
36,00±7,57 79,77±7,55
100 100
KN -12,17±16,48
5,33±52,79 51,33±49,48
74,31±57,44 79,99±44,75
KU I 1 1,34±5,36
36,62±9,73 76,57±14,52
94,40±7,75 100
KU II 5 -0,02±11,01
25,13±7,97 70,91±8,15
94,27±7,85 100
KU III25 0,69±9,87
26,13±14,39 69,50±15,31
88,75±17,42 97,38±5,86
Keterangan : Angka yang diikuti tanda menunjukkan berbeda bermakna terhadap persentase penyembuhan luka pada hari sebelumnya p 0,05 pada
taraf kepercayaan 95.
Gambar 7. Grafik rata-rata persentase penyembuhan luka tiap kelompok
-20,00 0,00
20,00 40,00
60,00 80,00
100,00 120,00
Hari ke-3 Hari ke-6
Hari ke-9 Hari ke-12 Hari ke-14
Per se
nta se
Pen y
e m
bu ha
n Lu
ka
Hari Pengamatan
KP Kontrol Positif KN Kontrol Negatif
KU I Kelompok Uji I KU II Kelompok Uji II
KU III Kelompok Uji III
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.8. Hasil Pengamatan Preparat Histopatologi
Hasil pengamatan preparat histopatologi yang dilakukan menggunakan mikroskop cahaya Olympus SZ61 secara deskriptif pada perbesaran 10x, 20x
dan 40x dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 10. Hasil Pengamatan Parameter Histopatologi
Kelomp ok
Perbesaran 10x
20x 40x
KP
KN
KU I
KU II