Jasa Perbankan Service Produk-produk Bank Syariah

Berdasarkan kewewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi menjadi dua: a Mudharabah muthlaq b Mudharabah muqayyad 3 Akad Pelengkap Seperti yang terjadi pada penyaluran dana, maka dalam pelaksanaan penghimpunan dana, bisaanya juga diperlukan akad pelengkap. Akad pelengkap mini juga tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun ditujukan untuk memepermudah pelaksaanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini bank dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Salah satu akad pelengkap yang dapat dipakai untuk penghimpunan dana adalah akad wakalah.

c. Jasa Perbankan Service

Selain melaksanakan fungsinya sebagai intermediarise penghubung antara pihak yang membutuhkan dana deficit unit dengan pihak yang kelebihan dana surplus unit, Bank Syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Beberapa bentuk jasa perbankan yang disediakan oleh bank syariah adalah: 29 1 Hiwalah Alih Utang-Piutang 30 H. Karnaen A. Perwataatmadja dan H. Muhammad Syafi’i Antonio.M. Ec, Apa Dan Bagaimana Bank Islam , Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1992, h. 36 Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang. Untuk mengantisipasi resiko kerugian yang akan timbul, bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang berutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang dengan yang berutang. 2 Rahn Gadai Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. Atas izin bank, nasabah dapat menggunakan barang tertentu yang digantikan dengan tidak merugikan nilai dan merusak barang yang digadaikan. Barang yang digadaikan wajib memiliki kriteria: i milik nasabah sendiri, ii jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar, iii dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank. 3 Qardh Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal yaitu: i sebagai pinjaman talangan haji, ii sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah, iii sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, iv sebagai pinjaman kepada pengurus bank. 4 Perwakilan Wakalah Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan jasa tertentu, seperti pembukuan LC, inkaso dan transfer uang. Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum. Kusus untuk pembukuan LC, apabila dana nasabah ternyata tidak cukup, maka penyelesaan LC dapat dilakukan dengan pembiayaan mudharabah, murabahah, ijarah, slam, atau musyarakah. 5 Garansi Bank Kafalah Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadiaah.

BAB 111 GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI

Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama islam, telah muncul kebutuhan akan adanya bank yang melakukan pelayanan berdasarkan prinsip syariah. Denagan adanya keinginan tersebut kemudian didukung dengan dikeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan. Sejak adanya undang-undang tersebut maka, pada bulan November 1998 memberikan peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank- bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau membuka cabang – cabang khusus syariah dan istilah yang dipakai adalah “ Bank berdasarkan prinsip – prinsip syariah ” atau disebut juga “ Bank Syariah ”. Jadi bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip – prinsip syariah Islam atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan Al- Qur’an dan Hadist Nabi. 1

A. Sejarah Berdirinya

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut 1 Karnaen Perwata Atmadja dan M. Syafi’I Antonio. Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf, 1999 , h. 1 42