Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat

(1)

Disusun oleh:

ULFAH AZIZAH

(NIM 1112053000046)

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H / 2016 M


(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Disusun oleh:

ULFAH AZIZAH

(NIM 1112053000046)

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H / 2016 M


(3)

NIM

"Turusan Judul Skripsi

Dosen NIP

I A717

N]

: 11 I20_53000046

. Manajemen Dakwah :"Evaluasi Strategi Bauran

Warung l,Iikro pada pT

Pemasaran produk pembia_yaan

Bank Sl,ariah Kantor. Cabanu:

Tangerang Ciputat,, Pernbimbing : hrniruciin. ivi.Si

: I 9820608201 i01 1 11003

Dengan

ini

meny'atakan bahrva skripsi

.v-ang sa-va buat benar-benar hasir karya

sendiri dan saya bertan-ugung jarvatr secara akademis

atas apa .vang saya turis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh

U.1ian Munaqasah.

Jakarta, 29 Maret 2t)15


(4)

CIPUTAT

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakurtas Irmu Dakwah

dan Irmu Komunikasi

unfuk Memenuhi persyaratan Memperoleh

Gelar Sa4ana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: ULFAH AZIZAH NIM: 1112053000046

Menyetujui, Pembimbing

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUAIYGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAI(WAH

FAI(ULTAS ILMU DAKWAII DAN ILMU KOMUNIKASI UNIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016lyt


(5)

ciputat"

yang disusun oreh

urfbh

Azizah.

NIM,

r t 12053000046, Konsentrasi

Manajemen Lembaga Keuangan Syariah. Jurusan

Manajemen Dakwah. Fakultas

Ilmu Dakwah Dan Irmu Komunikasi, Universitas

Isram Negeri

(urN)

Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terah melalui bimbingan

dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 29 Maret20l6

AMIRUDIN.I}I.SI

NIP" 19820608201 1011003

ilt

Yang mengesahkan,

Pemblsrbing,

-,(


(6)

Fenrbiavaan

warung

&fikr,

Fatia

FT. ftank

syariah &randiri

Kantor cabang Tangerang ciputat, telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas

IhnLr Dakwah dan

lhru

Komunikasi LrlN syarif Hidayatullah

Jakarta, pada hari senin tanggal tr4 April

20i6

skripsr rni teiah drterrma sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana ilrrru Kotnunikasi tslam (S.Kom.t) pa4a Konsentrasi Lembaga Keuangan Sl,ariah program Studi Manalenlen Dakrvah.

Jak-ar:1a- 0.1 Apri! 2016 Sidang Munaqasah

Ketua ivierangkap Anggota

Drs. Cecep Castrawiiaya. MA

NrP. 1967081 8199803 1002

Penguji

I

Anggota

199603 1001

Pengrgi II

ftIuamar Adidl,a, S.E,

]I.Ak

NIP. 1982 1 1009201 101003

1 101 1003 Pembimbing


(7)

v

Kemiskinan memang merupakan salah satu permasalahan sentral setiap negara didunia, khususnya bagi negara berkembang. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan serta menciptakan kesejahteraan bagi rakyat merupakan tujuan utama suatu negara. Salah satu upaya mengatasi masalah kemiskinan ini dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dengan program pemberdayaan UMKM melalui produk warung mikro. Perlu adanya evaluasi dalam strategi pemasaran produk ini, karena masih banyaknya ketidaktahuan masyarakat terhadap program tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan dalam memasarkan produk pembiayaan warung mikro dan bagaimana respon masyarakat terhadap program tersebut.

Penelitian ini dilakukan sejak Februari hingga Maret. Menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi strategi pemasaran produk Warung Mikro BSM KC Tangerang Ciputat memiliki peluang dan prospek yang menjanjikan dalam pengembangannya melihat kebutuhan masyarakat UMKM mengembangkan usahanya, persyaratan dan proses pembiayaan yang relatif mudah, anggaran yang cukup memadai dan dengan mulai dikenalnya warung mikro bagi masyarakat perkotaan. Namun demikian produk warung mikro juga menghadapi beberapa tantangan seperti pemasaran belum maksimimal di pedasaan dan daerah plosok, SDM yang belum memadai, lokasi yang cukup strategis diperkotaan namun tidak mampu menjangkau pedesaan, persaingan dengan bank lain dan jaringan yang belum luas merupakan suatu bahan pertimbangan untuk di evaluasi sebelum mengambil kebijakan yang solutif.


(8)

vi

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang di ridhai Allah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, skripsi ini merupakan hasil usaha dan upaya maksimal dari penulis. Tidak sedikit hambatan, cobaan dan kesulitan yang ditemui.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka menggapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.KOM.I). Dalam penyusunan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi maupun dorongan materil. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, M.Ed, Ph. D, selaku Wakil Dekan I (Satu), Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag, selaku Dekan II (Dua), Dr.Suhaimi, M.Si, selaku Dekan III (Tiga) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. 4. Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.

5. Amirudin, Ma yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Jazakumullah khairan katsiran

6. Drs. H. Ade Marfudin dan Muammar Aditya, S.E, M.Ak yang telah bersedia menjadi dosen penguji penulisan skripsi ini. Terima kasih atas kritikan dan sarannya sehingga penulis memperbaiki skripsi ini

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Semoga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.


(9)

vii

skripsi ini.

9. Rasa terima kasih, cinta, dan bakti penulis persembahkan kepada kedua orang tua, Ayahanda Subana S.Pd, MM dan Ibunda Nunung Nurjanah S.Pd, atas segala kasih sayang, doa, dan cinta yang tak pernah berkurang, dan tak pernah tergantikan. Untuk kanda tercinta, Aqilatul Munawaroh, untuk bibi cantik, Mila Nurkamila, Atik Nurhayati dan tak lupa adik-adik tersayang, Evi Latifah, Elis Nurkholisoh dan syifa. Terimasih atas do’a, semangat dan slalu membuat penulis tersenyum dan termotivasi, sehingga penulis bisa menyelesikan skripsi ini. Juga terima kasih untuk seluruh keluarga besar yang tak henti mendoakan penulis. Semoga Allah selalu membahagiakan orang-orang yang penulis cintai. Amiin.

10.Pimpinan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciputat bapak Dadang Mohamad Baktiar, Bapak Demas Hartono Buanadhara, Ibu Huzaimah, serta seluruh karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciputat yang telah memberikan kesempatan dan membantu untuk melakukan penelitian skripsi ini.

11.Kepala mikro bapak Ahmad Irsyadi, bapak Uung Muhammad Syakur serta seluruh staff marketing Warung Mikro yang telah memberikan kesempatan dan membantu untuk melakukan penelitian skripsi ini.

12.Para sahabat terbaik seperjuangan penulis, Gandes Nurindah Sari, Syadiah Azzahra, Fatihatul Izzah, Siti Mustarsyidah, suka duka kita rasakan bersama, y ang selalu memberikan semangat, motivasi, dan kecerian. Terimakasih untuk semuanya.

13.Teman seperjuangan angkatan 2012 pondok pesantren Daar el Hikam, terkhusus hanna, yani, ipeh, kiki, nuy, arum, puput, sita, illa dan ela, yang selalu membuat penulis tersenyum dan termotivasi. Terima kasih atas pengalaman yang luar biasa.


(10)

viii

15.Teman-temanku mahasiswa Manajemen Dakwah angkatan 2012, khususnya MD B yang sama-sama berjuang dan saling mendukung satu sama lain. 16.Kepada Kak Nuim, kak Cristo, Karim Amirullah, April, Ihya, Adi dan kak

Reza Fahlevi. Terima kasih untuk motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

17.Keluarga besar Irmafa, khususnya Irmafa Remata yang selalu memberikan keceriaan dan motivasi.

18.Teruntuk Suhendra yang selalu menemani suka dan duka penulisan skripsi ini. Terimakasih atas motivasi, doa dan bantuan tiada henti yang menjadi pendorong agar penulis menyelesaikan skripsi ini.

19.Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatunya, yang telah berjasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis hanya dapat mendoakan kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini semoga menjadi amal baik yang akan dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda.

Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis tidak menutup kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Tak lupa penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini ada yang kurang berkenan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis, umumnya bagi para pembaca sekalian.

Jakarta, 29 Maret 2016


(11)

ix

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN... ... i

LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 6

C. Perumusan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Evaluasi ... 10

1. Pengertian Evaluasi ... 10

2. Model-Model Evaluasi ... 12

3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi ... 13

B. Strategi Pemasaran ... 15

1. Pengertian Strategi ... 15

2. Pengertian Pemasaran ... 17

3. Pengertian Strategi Bauran Pemasaran ... 19


(12)

x

D. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ... 34

1. Pengertian UMKM ... 34

2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ... 35

E. Produk Pembiayaan Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

B. Metode dan Jenis Penelitian ... 40

C. Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Observasi ... 43

2. Wawancara ... 44

3. Dokumentasi ... 47

D. Teknik Analisis Data ... 48

E. Teknik Penulisan ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil bank Syariah Mandiri ... 53

B. Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro ... 60

C. Analisis Evaluasi Terhadap Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro ... 63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN


(13)

xi

2.1 Struktur Pembiayaan Warung Mikro ... 39 4.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri ... 59


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara yang adil dan sejahtera serta menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang melaksanakan kegiatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah pembangunan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan serta merata di seluruh tanah air yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejahterahkan rakyat Indonesia secara adil dan merata. Namun, rupanya tujuan utama pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dinilai belum dapat menyentuh semua lapisan masyarakat, terbukti dengan masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan memang merupakan salah satu permasalahan sentral setiap negara didunia, khususnya bagi negara berkembang. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan serta menciptakan kesejahteraan bagi rakyat merupakan tujuan utama suatu negara. Berbagai pemikiran maupun konsep-konsep tentang kemiskinan sudah dikaji dan diadaptasi diberbagai negara berkembang namun tidak membuahkan hasil yang memuaskan.

Dibandingkan negara-negara kawasan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat dalam lima tahun terakhir ternyata belum mampu untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang didorong oleh sektor kosumsi rumah tangga ternyata tidak menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang dapat mengentaskan kemiskinan secara signifikan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang luas serta belum menghilangkan tingkat disparitas antara golongan kaya dan golongan miskin.1

1

Yoghi Citra Pratama, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Indonesia, Esensi Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 4, no. 2, 2014, h. 210.


(15)

Badai krisis ekonomi yang mulai terjadi pada pertengahan 1997 telah menerpa hampir semua sektor perekonomian dan bisnis Indonesia. Hal ini dirasakan langsung oleh sektor perbankan dan bisnis korporasi, terbukti dengan ditutupnya operasi delapan buah bank secara bersamaan dan lumpuhnya unit-unit bisnis beraset milyaran hingga trilyunan rupiah. Akan tetapi tidak demikian halnya yang terjadi pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ternyata memiliki kelenturan tersendiri menghadapi badai krisis tersebut. Hal ini antara lain disebabkan oleh tingginya bahan atau materi dari daerah setempat (local content) pada faktor-faktor produksi mereka, baik pada penggunaan bahan baku maupun permodalan. Selain itu, usaha mereka pada umumnya berbasis pada kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat luas dan memiliki keunggulan komparatif. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga merupakan suatu subyek yang penting dalam pembentukan analisa kebijakan pemerintah Indonesia.2

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakan lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. Keuangan mikro sendiri adalah sektor keuangan berupa himpunan dana dan pemberian pinjaman atau pembiayaan dalam skala mikro dengan suatu prosedur yang sederhana kepada masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah. Di Indonesia, institusi yang terlibat dalam keuangan mikro dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: institusi bank, koperasi, serta non bank/non koperasi. Institusi bank termasuk di dalamnya bank umum, yang menyalurkan kredit mikro atau mempunyai unit mikro serta bank syariah dan unit syariah.3

2

Docslide, Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Indonesia, artikel ini diakses pada 16 Januari 2016, dari ( http://dokumen.tips/documents/strategi-an-usaha-mikro. html).

3

I Gde Kajeng Baskara, Lembaga Keuangan Mikro Di Indonesia, Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, no. 2, 2013, h. 115.


(16)

Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak terlepas dari perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM hadir sebagai salah satu jalan keluar bagi Indonesia untuk bangkit dari masa-masa krisis ekonomi. Selain itu, UMKM tumbuh dengan berlandaskan ekonomi domestik karena pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia pun sebagian besar didorong oleh ekonomi domestik. Disinilah dapat dilihat betapa kuatnya pengaruh UMKM di Indonesia, yang jumlahnya sekarang masih terus bertambah. UMKM jelas memegang peranan vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.4

Penguatan UMKM bisa menjadi salah satu program yang efektif dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Hal ini bisa dilakukan melalui pemberian akses yang luas terhadap sumber-sumber pembiayaan bagi UMKM yang pada dasarnya memperkerjakan sebagian dari kalangan masyarakat yang tergolong miskin tetapi mempunyai kemauan dan kemampuan produktif, dan salah satu sumber pembiayaan UMKM ialah melalui sektor perbankan.5

Tidak hanya sebagai lembaga keuangan berbasis financial, perbankan juga merupakan lembaga keuangan yang saling bersaing untuk dapat memberikan pembiayaan usaha bagi masyarakat. Banyaknya perbankan di Indonesia baik swasta maupun perbankan milik pemerintah, khususnya lembaga keuangan mikro ini mengharuskan para pemimpin lembaga keuangan tersebut memiliki strategi yang lebih bagus dalam memasarkan produk-produknya, salah satunya ialah produk mikro bagi masyarakat menengah ke bawah. Tak dapat dipungkiri, pemahaman masyarakat akan produk-produk perbankan masih sangat rendah, oleh karena itu peran pemasaran dianggap sangatlah penting dalam mengenalkan produk-produk perbankan kepada masyarakat/konsumen.

Saat ini bank di Indonesia selain mendirikan bank konvensional sudah banyak yang mendirikan bank-bank syariah, salah satu contohnya yaitu Bank Mandiri. Selain mendirikan bank konvensional juga mendirikan Bank Syariah Mandiri dan

4

Badan Eksekutif Mahasiswa Program Ekstensi FEUI (BEM PE FEUI), Nasib Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Indonesia, artikel ini diakses pada 20 Januari 2016, dari (http://bem.pefe.ui.ac.id/).

5

Tedy L , dkk., Peranan Intermediasi Perbankan Dalam Pemberdayaan UMKM Di Propinsi D.I Yogyakarta, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, Vol. XVI, 2008, h. 53.


(17)

memiliki cabang hampir di setip daerah. Dengan banyaknya bank yang ada di Indonesia, maka semakin banyak pula persaingan antar bank dan semakin gencar persaingan dalam memasarkan produk yang ada dibank tersebut. Maka dari itu, setiap bank membutuhkan strategi pemasaran yang tepat sehingga produk-produk di bank khususnya produk Warung Mikro ini sampai kepada konsumen sehingga bisa mendapatkan nasabah sebanyak-banyaknya.

Untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan dan keinginan konsumen, manajemen juga perlu melakukan riset pemasaran, karena dengan hal tersebut bisa diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang sebenarnya. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Para pesaing pun semakin gencar melakukan usaha pemasaran produknya.6

Sebagai Bank yang merupakan anak dari Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri telah banyak melalui berbagai pencapaian dan dinamika yang dihadapi, antara lain:

1. Hingga akhir Juni 2012, jumlah outlet Bank Syariah Mandiri mencapai 705 outlet yang terdiri atas 128 Kantor Cabang, 425 Kantor Cabang Pembantu, 49 Kantor Kas, sembilan konter layanan syariah, dan 94 payment point Bank Syariah Mandiri juga tetap fokus pada sektor UMKM. Per Juni 2012, porsi pembiayaan UMKM atau non korporasi sebesar 73,34% dan porsi pembiayaan korporasi 26,66%. Hal ini membuktikan bahwasannya sektor UMKM yang merupakan salah satu produk non korporasi mendapatkan suntikan dana yang besar.

2. PT Bank Syariah Mandiri menargetkan aset yang dimilikinya dapat mencapai senilai Rp. 100 triliun pada 2017. Berdasarkan data Bank Indonesia, aset yang dimiliki perusahaan per Desember 2014 mencapai Rp 66,94 triliun. Pada 2017, Bank Syariah Mandiri juga akan mengubah skema penyaluran kredit menjadi 76% untuk sektor ritel dan 25% sektor

6


(18)

korporasi. Saat ini, porsi penyaluran kredit perseroan 44% korporasi dan 56% untuk sektor ritel.Ini berarti Bank Syariah Mandiri menekankan pada peranan yang lebih besar, dari 56% meningkat menjadi 76%, pada sektor non korporasi dimana produk Warung Mikro yang membidangi UMKM berada di bawahnya.

3. Pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat jangka panjang Bank Syariah Mandiri dari AA menjadi AA+ dengan prospek stabil. Sementara peringkat obligasi subordinasi 1/2007 juga naik dari AA- menjadi AA. Pada saat bersamaan, pemeringkat tersebut juga telah memberikan peringkat AA untuk obligasi subordinasi sukuk yang total nilainya mencapai Rp 500 miliar dollar AS dan bertenor 10 tahun. Kenaikan peringkat BSM ini didorong oleh integrasi yang lebih kuat pada bagian manajemen risiko antara Bank Syariah Mandiri dengan perusahaan induknya, Bank Mandiri. Bank Mandiri mendapatkan peringkat BB+. Hal ini juga sejalan dengan persyaratan dari Bank Indonesia. Selain itu, komitmen untuk menambahkan permodalan juga mendukung kenaikan peringkat Bank Syariah Mandiri.

4. Prospek stabil didukung oleh harapan Fitch bahwa dukungan dari Bank Mandiri akan terus membuat Bank Syariah Mandiri bertumbuh dalam bisnis perbankan syariah. Bantuan keuangan Bank Mandiri kepada Bank Syariah Mandiri ditunjukkan dengan injeks modal terus sehingga mencapai Rp 1,3 triliun untuk tahun 2011-2013. Suntikan ini mungkin terus meningkat hingga tahun 2016 sejalan dengan target pencapaian modal Bank Syariah Mandiri sebesar 100 triliun di tahun 2017.7

Berdasarkan informasi di atas, Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu bank yang mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia terus mengembangkan dan melebarkan jangkauannya untuk menyediakan bantuan finansial bagi pelaku UMKM. Bank Syariah Mandiri juga meningkatkan porsi keuangan untuk non korporasi lebih dari 50%. Dukungan ini terus ditingkatkan

7


(19)

oleh Bank Mandiri, sebagai induk dari Bank Syariah Mandiri bahkan menargetkan total aset hingga 100 trilyun 2017. Bahkan salah satu lembaga pemeringkat di Singapura, memeringkat Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang mengalami peningkatan yang signifikan, begitu juga penunjang induk Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri mengalami penigkatan yang serupa.

Dalam hubungannya dengan strategi pemasaran perusahaan, institusi keuangan Bank Syariah Mandiri harus mengatur strategi pemasaran yang lebih unggul demi menjalankan promosi yang efektif agar proses komunikasi antara produk perusahaan dan nasabah berjalan dengan maksimal. Apabila dalam strategi pemasaran sudah dilakukan namun masyarakat masih banyak yang belum mengetahui produk dan kurangnya peminat terhadap produk Pembiayaan Warung Mikro ini maka harus adanya evaluasi strategi terhadap pemasaran produk Pembiayaan Warung Mikro tersebut. Karena dengan adanya evaluasi untuk merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dan mengetahui sejauh mana keputusan yang dibuat apakah berhasil atau gagal dapat dilihat dari tingkat efektivitasnya, sehingga bisa menemukan kesempatan baru atau menghindari ancaman, mempertahankan dan menyelesaikan masalah agar sejalan dengan harapan yang akan dicapai. Evaluasi juga merupakan tahap akhir dalam strategi untuk mengambil keputusan selanjutnya dalam peningkatan nasabah dan untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang digunakan apakah efektif atau tidak dalam rangka menarik nasabah sebanyak-banyaknya. Maka dari itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang “Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat”.

B. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan hanya menekankan pada evaluasi strategi bauran pemasaran dalam memasarkan produk Pembiayaan Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.


(20)

C. Perumusan Masalah

Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai hal sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dalam memasarkan produk Pembiayaan Warung Mikro?

2. Bagaimana hasil evaluasi strategi bauran pemasaran produk Pembiayaan Warung Mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dalam memasarkan produk Pembiayaan Warung Mikro.

2. Untuk mengetahui hasil evaluasi strategi bauran pemasaran produk Pembiayaan Warung Mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademisi

Bagi akademisi mahasiswa ataupun dosen, penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan dan pengetahuan, melengkapi dan menjadi sumber pengetahuan serta memberikan tambahan informasi sebagai bahan referensi atau perbandingan penelitian untuk penelitian lainnya yang terkait tentang evaluasi strategi bauran pemasaran produk seperti yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.

2. Bagi Lembaga Keuangan

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja lembaga keuangan dan menjadikan evaluasi serta referensi untuk mengambil keputusan selanjutnya dalam rangka menarik nasabah sebanyak-banyaknya pada


(21)

produk Lembaga Keuangan Mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.

3. Bagi Masyarakat

Membantu mensosialisasikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada di Indonesia sehingga membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada skripsi ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang penjelasan latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi tentang penjelasan mengenai definisi-definisi yang bersangkutan dengan judul penelitian yang ditinjau dari etomologi maupun terminologi yang bersandar dari kepustakaan. Yakni mengupas tentang teori-teori yang bersangkutan dengan pembahasan Evaluasi, Strategi Bauran Pemasaran, Pembiayaan, UMKM, serta teori yang membahas mengenai Warung Mikro.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai tempat dan waktu penelitian, metode dan jenis penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penulisan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Membahas tentang hasil penelitian yang di lakukan di Bank Syariah Mandiri mengenai Profil singkat Bank Syariah Mandiri, evaluasi


(22)

strategi bauran pemasaran produk Pembiayaan Warung Mikro, dan menganalisis hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Merupakan bab penutup, yang mana di dalamnya penulis mengemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan sebelumnya dan sekaligus menjawab permasalahan pokok yang dikemukakan sebelumnya dan kemudian penulis mengemukakan saran-saran.


(23)

10

Evaluasi merupakan proses terus menerus sehingga didalam proses kegiatannya dimungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan adanya suatu kesalahan.1 Evaluasi bertujuan agar kinerja sesuai jalurnya dan jika perlu memperbaiki plan untuk memelihara performance pada jalurnya. Evaluasi juga mencakup upaya mencari peluang baru di masa mendatang dan memberi masukan bagi proses perencanaan selanjutnya.2

1. Pengertian Evaluasi

Secara harfiah kata Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa arab yaitu al-Taqdir yang berarti penilaian. Akar katanya adalah Value; dalam bahasa Arab; al-Qimah yang artinya nilai.3 Kata tersebut diserap ke dalam pembendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata

aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”. Istilah “penilaian” merupakan kata dari “nilai”.4

Evaluasi adalah menentukan seberapa jauh sesuatu itu berharga, bermutu, atau bernilai.5

Menurut Ahmad Sofyan, “Evaluation atau evaluasi adalah penilaian yang meliputi aspek pengukuran dan asesmen. Inti dari evaluasi adalah adanya keputusan berdasarkan beberapa pertimbangan objektif dan memberi peluang subjektifitas di dalamnya”.6

1

Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h. 31.

2

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 241.

3

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 1.

4

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin A.J, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2010), h. 1.

5

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 1, h. 39.

6

Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h. 129.


(24)

Menurut M. Chabib Thoha, “Evalusi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya

dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”.7

Sedangkan menurut Suharsimi dan Capi Safruddin A.J, “Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat

dalam mengambil sebuah keputusan”.8

Husein Umar dalam bukunya merangkum definisi Evaluasi dari berbagai pakar, seperti yang dikemukakan pada ahli dalam tulisan yang mereka buat. Sehingga, evaluasi akan didefinisikan sebagai:9

a. “Suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh dengan kebutuhan”. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan data mengenai seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran, lalu dianalisis dengan perhitungan matematika sederhana, sehingga akan dihasilkan besar laba perusahaan.

b. “...sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui ada selisih

di antara keduanya,...”, berarti bahwa evaluasi dimaksudkan untuk

membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan yang seharusnya diselesaikan. Hasilnya, apakah sesuai, dibawah standar, atau diatas standar yang telah ditentukan, hal ini membutuhkan tolak ukur tertentu. Misalkan, perkiraan suatu proyek yang sedang dikerjakan pada waktu 3 bulan akan selesai 75% dan pengeluaran anggaran sebesar 1

7

M. Chabib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996), h. 1.

8

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin A.J, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 2.

9

Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan: Teknik Evaluasi Bisnis Dan Kinerja Perusahaan Secara Komprehensif, Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 35-36.


(25)

milyar, kenyataannya proyek baru diselesaikan 65% dan pengeluaran anggaran habis 1,1 miliar. Lalu, diputuskan hasil evaluasi terhadap terjadinya perbedaan ini.

Dapat disimpulkan dari pengertian evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli diatas, bahwa Evaluasi adalah sebuah proses penentuan/atau hasil akhir tentang sejauh mana tujuan yang telah di capai dan tahap memberi keputusan selanjutnya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang belum tercapai.

Dengan demikian, ada tiga unsur pokok yang erat kaitannya satu sama lain, yaitu:10

1) Keputusan, yaitu tujuan akhir dari penilaian, yang merupakan satu alternatif tindakan yang terpilih.

2) Pertimbangan, yaitu hasil akhir dari proses penilaian, yang merupakan penafsiran terhadap informasi yang diperoleh.

3) Informasi yaitu merupakan bahan baku yang diperlukan untuk melakukan pertimbangan yang dilakukan dengan berbagai cara.

2. Model Evaluasi CIPP

Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh para ahli atau pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatannya atau tahap pembuatannya.

Evaluasi juga dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya, kapan evaluasi dilakukan, untuk apa evaluasi dilakukan, dan acuan serta paham yang dianut oleh evaluator, disebut konsep evaluasi.11

Stufflebeam (1969,1971,1983), Stufflebeam & Shinkfield (1985). Ia

merumuskan evaluasi sebagai “Suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan”. Dan

(Stufflebeam, 1973, hlm. 127) membagi evaluasi CIPP menjadi empat macam: 12

10

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 1, h. 37.

11

Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 13.

12


(26)

a. Contect evaluation to serve planning decision.

Evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan tujuan oleh program.

b. Input evaluation, structuring decision.

Evaluasi ini untuk mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, apa rencana strategi untuk mencapai kebutuhan dan bagaimana prosedur untuk mencapainya.

c. Process evaluation, to serve implementing decision.

Evaluasi ini membantu mengimplementasikan keputusan, mengukur sejauh mana rencana yang telah diterapkan, apa saja yang harus direvisi, dan apabila sudah terjawab, langkah selanjutnya yaitu prosedur dapat dimonitor, dikontrol, dan diperbaiki.

d. Product evaluation, to serve recycling decision.

Evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa yang akan dilakukan setelah program berjalan? Huruf pertama dari konteks evaluasi dijadikan ringkasan CIPP, model ini terkenal dengan nama model CIPP oleh Stufflebeam.

3. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi berkaitan erat dengan tujuan dilakukannya evaluasi, namun bukan berarti bahwa antara keduanya tidak dapat dibedakan. Perbedaan definisi diantara keduanya sudah memberikan alasan adanya perbedaan tersebut. Tujuan berhubungan dengan sesuatu yang ingin dicapai, sedangkan fungsi merupakan kedudukan dinamis yang dimiliki oleh evaluasi dalam usaha mencapai tujuan.13

a. Evaluasi memiliki beberapa tujuan yang dapat dirinci sebagai berikut : 1) Tujuan utamanya adalah untuk membuat sebuah keputusan.14 2) Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan.

13

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 1, h. 49.

14


(27)

3) Sebagai perbandingan dengan yang akan datang. Dengan adanya evaluasi memberikan masukan untuk mengambil keputusan ke depan agar lebih baik.

4) Mengidentifikasi bagian-bagian yang belum dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

5) Mencari alternatif tindak lanjut: diteruskan, diubah atau dihentikan.15 6) Mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan

memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.16

Dengan adanya evaluasi baik yang dilakukan oleh intern ataupun ekstern dengan adanya tujuan evaluasi sehingga bisa mengambil keputusan selanjutnya akan lebih baik sesuai tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

b. Evaluasi memiliki beberapa fungsi yaitu diantaranya:

1) Untuk mengetahui sejauh mana keputusan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan, apakah berhasil atau gagal dapat dilihat dari tingkat efektivitasnya.

2) Untuk menemukan kesempatan baru atau menghindari ancaman, mempertahankan dan menyelesaikan masalah kinerja agar sejalan dengan harapan yang akan di capai.17

3) Untuk membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan dan merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.18

4) Menunjang penyusunan rencana19

5) Memberikan informasi tentang hasil yang telah dicapai, maupun kelemahan-kelemahan dan kebutuhan terhadap perbaikan program lebih lanjut menuju tujuan yang akan dicapai.20

15

Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1,h.31-32.

16

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 8.

17

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010)s, h. 241.

18

Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.14.

19

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 9.


(28)

Seperti telah dikemukakan dalam pembicaraan terdahulu, evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai, sampai manakah tujuan yang telah di rumuskan sudah terlaksana untuk dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah diselesaikan, dan mana pula yang mengalami kendala.21

B. Strategi Bauran Pemasaran 1. Pengertian Strategi

Persaingan yang akan datang merupakan persaingan untuk menciptakan dan mendominasi peluang-peluang yang timbul. Menciptakan masa yang akan datang merupakan lebih dari sekedar menangkap peluang yang telah ditetapkan sebelumnya, mengembangkan perusahaan untuk menciptakan peluang masa yang akan datang.22

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Tujuan hanya dapat dicapai apabila pemasaraan perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk menggunakan kesempatan atau peluang dalam pemasaran.23

Strategi adalah suatu rencana untuk mencapai suatu tujuan yang ingin di capai. Maka dari itu strategi sangat penting dalam sebuah perusahan atau di sebuah lembaga, karna tanpa strategi seperti mendirikan perusahaan atau suatu lembaga tetapi tidak memiliki sasaran yang tepat tujuan yang pasti. Karna sasaran menunjukan apa yang ingin akan dicapai suatu unit usaha. 24

20

Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h 32.

21

Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 9.

22

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 29.

23

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 167.

24

Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 139.


(29)

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.25 Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “The art of the general” atau seni seseorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi merupakan pengetahuan tentang seni atau taktik yang digunakan saat pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.26

Namun, dalam abad modern sekarang ini kata strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah digunakan secara luas, termasuk dalam ilmu ekonomi maupun bidang olahraga. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan.27

Beberapa pengertian Strategi sebagaimana yang dikemukakan oleh para pakar, yaitu :

1) Menurut Husein Umar, “Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang

berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan” 28

2) Sedangkan menurut Philip Kotler dan Kevin Lance Keller, “Bahwasanya sasaran menunjukan apa yang ingin dicapai oleh suatu unit bisnis; Strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya”.29

3) Jack Trout dalam bukunya merumuskan bahwa inti dari yaitu:

25

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 5.

26

Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 139.

27

Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 139.

28

Husein Umar, Strategic Management in Action: Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis, Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 31.

29

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Indeks, 2007), h.68.


(30)

strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia yang semakin kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu kata yang sederhana di kepala, para pemimpinan yang memberi arah dan memahami arah dan memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama, kemudian menjadi yang lebih baik.30

Dari pengertian strategi di atas, dapat disimpulkan bahwa Strategi merupakan suatu atau serangkaian tujuan dan alat mencapai sasaran yang akan dituju untuk menangkap sebuah peluang yang telah ditetapkan sebelumnya, dan mengembangkan perusahaan untuk menciptakan peluang masa yang akan datang dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

2. Pengertian Pemasaran

Dalam dunia pemasaran sering pula di identikkan dengan dunia yang penuh janji manis namun belum tentu terbukti apakah produknya sesuai dengan apa yang telah di janjikan. Inilah yang harus dibuktikan dalam pemasaran khususnya pemasaran yang berprinsip syariah baik pada penjualan produk barang atau jasa, bahwa pemasaran yang berprinsip syariah bukanlah dunia yang penuh janji manis ataupun dengan tipu menipu tetapi pemasaran yang prinsip-prinsipnya berlandaskan syariah. 31

Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk dan jasa.32 Karena pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu bisnis. Artinya, aspek pemasaran merupakan salah satu faktor penting yang menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.33

30

Ali Hasan, Marketing Bank Syaria Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.29.

31

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 5-6.

32

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemaaasran, h.5-6.

33

Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 152.


(31)

Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Para pesaing justru semakin gencar melakukan usaha pemasaran dalam rangka memasarkan produknya.34

Istilah marketing berasal dari kata benda market yang artinya pasar. Sedangkan kata kerja to market berarti memasarkan. Pengertian pemasaran secara sederhana adalah seluruh kegiatan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui sarana dan proses pertukaran berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan cara yang paling efisien.35

Beberapa pengertian Pemasaran sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya yaitu :

1) Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, “Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.36

2) Menurut Sofjan Assauri, “Pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran”.37

3) Menurut Freddy, “Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibatnya masing-masing individu maupun kelompok

34

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta : Kencana. 2010), h. 51.

35

Suyadi Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 153.

36

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Indeks, 2007), h. 67.

37

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7,, h. 5.


(32)

mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang dimiliki nilai komoditias”.38

4) Sedangkan menurut Kasmir dalam bukunya, “Pemasaran adalah usaha yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa dengan cara memberikan kepuasan”.39

Dapat disimpulkan dari pengertian pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli diatas, bahwa pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi dan faktor lainnya yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran berupa barang dan jasa.

Sedangkan Pemasaran menurut perspektif syariah merupakan segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creatingathties) yang dilandaskan atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam. 40

3. Pengertian Strategi Bauran Pemasaran a. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana, atau serangkaian tujuan dan sasaran menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.41

Sedangkan menurut M. Nur Rianto Al Arif dalam bukunya, “Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang

38

Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 48.

39

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 53.

40

Abdullah Amrin. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah: Memenangkan Persaingan Usaha Bisnis Asuransi dan Bank Syariah Secara Syariah. (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 1.

41

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 168-169.


(33)

memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya”.42

Dewasa ini pimpinan dan tenaga pemasaran sangat menekankan pentingnya peranan strategi pemasaran dalam suatu perusahan.43 Dengan adanya strategi pemasaran, maka implementasi program dalam mencapai tuuan organisasi atau suatu perusahaan dapat dilakukan secara aktif, sadar, rasional tentang bagaimana suatu merek produk mencapai tujuannya.44

Seperti diketahui, strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (Target market) dalam jangka panjang perusahaan dan tujuan perusahaan jangka panjang (Objectives), dalam persaingan tertentu.45

b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Strategi pemasaran untuk perbankan syariah berdasarkan konsep bauran pemasaran (marketing mix) adalah hal menarik untuk mempercepat pengembangan perbankan syariah di Indonesia.46

Sedangkan menurut M. Nur Rianto Al Aeif bauran pemasaran dapat diartikan sebagai perpaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.47

Dalam strategi pemasaran ini, terdapat Strategi Acuan/Bauran Pemasaran (Marketing Mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai

42

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 83.

43

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 167.

44

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 119.

45

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 198.

46

Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 40

47

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 83.


(34)

tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat unsur Bauran Pemasaran yaitu: Strategi Produk, Strategi Harga, Strategi Penentuan Lokasi, dan Strategi Promosi48

1) Strategi Produk (Product)

Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumenya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar.49

Menurut Kasmir mengutip dari Philip Kotler dalam bukunya, “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian untuk dibeli, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.50 Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options), gaya (styles), merek (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product items), jaminan (warranties), dan pelayanan (services).51

Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:52

a) Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.

b) Produk Formal (formal product), yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut. c) Produk tambahan (augemented product), adalah tambahan produk formal

dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara Cuma-Cuma.

48

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 198

49

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 198.

50

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 123.

51

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 200.

52


(35)

Adapun Keuntungan atau manfaat dari adanya produk, yaitu:53 a) Untuk meningkatkan penjualan

b) Menimbulkan rasa bangga bagi nasabahnya c) Menimbulkan kepercayaan

d) Menimbulkan kepuasan

Di dalam strategi mix, strategi produk merupakan strategi yang paling penting atau utama dibanding dengan strategi bauran pemasran yang lainnya, karena dapat mempengaruhi strategi yang lainnya. Dalam strtategi produk bank harus mampu memodifikasi produk yang sudah ada menjadi lebih menarik.54 Sama halnya dengan perbankan konvensional, produk yang dihasilkan haruslah mengacu kepada nilai-nilai syariat atau yang diperoleh dalam Alquran. Namun, agar lebih menarik minat konsumen terhadap jasa perbankan yang dihasilkan, produk tersebut harus teteap melakukan strategi “differensiasi” atau

”versifikasi” agar para konsumen mau beralih dan mulai menggunakan jasa

perbankan syariah.55

Strategi produk salah satu contohnya biasanya dimulai dari penciptaan logo dan moto yang dibuat semenarik mungkin. Kemudian menciptakan merek terhadap produk yang ditawarkan, menciptakan kemasan atau pembungkus suatu produk, dan keputusan label.

2) Strategi Harga (Price)

Strategi harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan nantinya.56

Bagaimana bank menetapkan harga produknya. Harga bagi bank konvensional adalah bunga. Harga tersebut terdiri dari harga beli (bunga

53

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 140

54

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran, h. 14.

55

Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.40-4.

56


(36)

simpanan) dan harga jual (bunga kredit). Selisih dari harga jual dan harga beli ini merupakan keuntungan bank dan kita kenal dengan nama spread based.57

Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran dapat menentukan harga pokok dan harga jual suatu produk. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya, keuntungan, harga yang ditetapkan oleh pesaing dan perubahan keinginan pasar.58

Disamping itu, bank dapat pula mentukan harga berdasarkan beban atau biaya yang harus ditanggung nasabah, seperti biaya administrasi, biaya kirim, iuran, biaya tagih, biaya provisi, dan komisi atau biaya sewa. Biaya-biaya ini dalam dunia perbankan kita kenal dengan nama fee based. Penentuan harga berdasarkan spread based dan fee based ini dikenal dalam bank konvensional. Sedangkan bagi bank syariah dikenal dengan nama sistem bagi hasil atau profit and loss sharing. Untuk menentukan harga bank dapat menggunakan beberapa metode dan penggunaan masing-masing metode tergantung bank yang bersangkutan.59

3) Strategi Penentuan Lokasi (Place)

Yang dimaksud dengan lokasi bank adalah tempat dimana diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat pengendalian perbankan. Dalam praktiknya ada beberapa macam lokasi kantor bank, yaitu lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu, kantor kas, dan lokasi mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).60

Strategi lokasi dan layout bagi bank adalah bagaimana menentukan lokasi dan layout suatu cabang bank. Pertimbangan penentuan lokasi biasanya mengarahkan dekat dengan masyarakat atau pasar atau pusat industri. Sedangkan strategi penentuan layout adalah strategi mengenai tata letak gedung dengan segala sarana dan prasarana yang dimiliki. layout juga

57

Kasmir, Pemasaran, h. 123. 58

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 15.

59

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 135-136. 60


(37)

dilakukan terhadap ruangan yang akan digunakan dengan menggunakan berbagai cara agar efisien dan efektif.61

Adapun tujuan strategi lokasi dan lay out adalah:62

a) Agar bank dapat menentukan lokasi yang tepat serta strategis untuk lokasi kantor pusat, kantor cabang, kantor pembantu, kantor kas atau lokasi-lokasi mesin ATM.

b) Agar bisa menentukan teknologi yang tepat dalam memberikan kecepatan dan keakuratan guna melayani nasabahnya.

c) Agar dapat menentukan lay out yang sesuai dan standar keamanan, keindahan dan kenyamanan bagi nasabahnya.

d) Agar dapat menetukan metode antrian yang paling optimal terutama pada hari atau jam-jam sibuk.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menentukan suatu bank adalah pertimbangan sebagai berikut:63

a) Dekat dengan kawasan industri atau pabrik b) Dekat dengan perkantoran

c) Dekat dengan pasar

d) Dekat dengan perumahan atau masyarakat

e) Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi

Dalam memilih lokasi tergantung dari keperluan lokasi tersebut, terdapat paling enam lokasi yang dipertimbangkan sesuai keperluan perusahaan:64

a) Lokasi untuk kantor pusat b) Lokasi untuk kantor wilayah c) Lokasi untuk kantor cabang utama d) Lokasi untuk kantor cabang pembantu e) Lokasi kantor kas

f) Mesin ATM

61

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 4-5. 62

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 131.

63

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 133.

64


(38)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk lay out gedung adalah: a) Bentuk gedung yang memberikan kesan elegan dan baik b) Lokasi parkir luas dan aman

c) Keamanan di sekitar gedung juga harus di pertimbangkan d) Tersedia tempat ibadah

e) Tersedia toilet yang bersih dan nyaman f) Fasilitas penunjang lainnya.

4) Strategi Promosi (Promotion)

Strategi promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah produk, harga dan tempat, serta inilah yang paling sering diidentikan sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang termasuk penting selain produk, harga dan lokasi.65

Promosi merupakan sarana paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi juga berfungsi meningkatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank di mata para nasabahnya.66

Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan menggunakan acuan/bauran promosi (Promotional mix) yang terdiri dari:67

a) Periklanan (Advertising), merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, televisi, atau radio.

b) Promosi penjualan (Sales promotion), merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula.

c) Promosi penjualan (sales promotion), merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula.

65

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran h. 169. 66

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 156. 67


(39)

d) Publisitas (Publicity) merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra bank di depan para calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial atau olahraga.

e) Penjualan pribadi (Personal selling), merupakan promosi yang dilakukan nelalui pribadi-pribadi karyawan bank dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.

C. PEMBIAYAAN

Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat dan berdasarkan prinsip kehati-hatian.68

Pada dasarnya ketentuan dan syarat yang berlaku di bank adalah sama, baik bank syariah maupun bank konvensional. Ketentuan umum yang berlaku dibank untuk dapat diberikan pembiayaan adalah feasible dan bankable. Feasible artinya layak dibiayai, atau anda membayar kewajiban atas pembiayaan yang diterima. Sedangkan bankable artinya memenuhi syarat teknis perbankan, yaitu hal-hal teknis yang disyaratkan oleh bank seperti adanya legalitas usaha, usaha yang ada telah berjalan baik minimal selama 2 tahun dan adanya aset sebagai agunan.69

Pola pembiayaan dalam bank syariah mempunyai karakteristik yang spesifik dibanding dengan bank konvensional. Pada bank konvensional, penilaian kelayakan pembiayaan didasarkan semata-mata hanya pada business wise, sedangkan pada bank syariah penilaian kelayakan pembiayaan selain didasarkan pada bussines wise, juga harus mempertimbangkan syariah wise. Artinya, bisnis tersebut layak di biayai dari segi usahanya, dan acceptable dari segi syariahnya.70

68

Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246.

69

Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah,.

(Jakarta: Gramedia, 2009), h. 78.

70

Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah: Lingkuup, Peluang, Tantangan, dan Prospek, (Jakarta: AlvaBet, 2000), h. 115.


(40)

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.71

Menurut Gita Danupranata dalam bukunya, “Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang tergolong sebagai pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit unit)”. Gita Danupranata menurut M. Syafii Antonio dalam bukunya, menurut sifat penggunaannya, berikut ini adalah pembagian dar pembiayaan: 72

a. Pembiayaan produktif

Jenis pembiayaan ini ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam definisi yang luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

b. Pembiayaan konsumtif

Jenis pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan saat dipakai untuk memenuhi kebutuhan. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:73

a. Pembiayaan modal kerja

Jenis pembiayaan ini ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi (secara kuantitatif [jumlah hasil produksi] atau secara kualitatif [peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi]) dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

71

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 681.

72

Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 103.

73


(41)

b. Pembiayaan investasi

Jenis pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) dan fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

2. Penilaian Pemberian Pembiayaan

Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-Undang Perbankan yang diubah, yang semestinya di nilai oleh bank sebelum memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari nasabah debitur, yang dikenal dengan sebutan “The Five C of credit analysis” atau prinsip 5C’s.74

Berdasarkan permohonan kredit dan data pendukung petugas Bank Lembaga Keuangan melakukan analisis kelayakan kredit atas kelayakan untuk calon debitur dengan menggunakan kriteria 5C dalam pemberian pembiayaan yakni:

a. Character (Penilaian Watak)

Character (penilaian watak), yaitu Bank harus meniliti karakter atau permohonan yang merupakan penilaian terhadap individu atau calon debitor sejauh mana dapat mengemban amanah pembiayaan dari bank. Sehingga tidak akan menyulitkan atau menjadi kendala dalam proses pengembalian terhadap bank.. 75

b. Capacity (Kemampuan)

Capacity (Kemampuan) yaitu Bank harus meneliti mengenai kemampuan atau keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debitornya dalam jangka waktu tertentu mampu menlunasi atau mengembalikan pinjamannya.76

74

Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246.

75

Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah,

(Jakarta: Gramedia, 2009), h. 79.

76

Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.247.


(42)

c. Capital (Permodalan)

Capital, yakni penilaian terhadap permodalan usaha yang dijalankan, termasuk juga penilaian atas aspek keuangan pemohon. 77

Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitor dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitur yang bersangkutan.78

d. Condition (Kondisi)

Condition (Kondisi) yaitu penilaian terhadap kondisi umum yang mempengaruhi kegiatan usaha seperti kondisi pasar, persaingan dagang, peraturan pemerintah, peraturan negara lain terkait ekspor-impor, dan sebagainya. 79

e. Collateral (Jaminan)

Collateral (Jaminan) yaitu penilaian terhadap jaminan kredit untuk meyakinkan bank atas kesanggupan calon debitur dalam melunasi kreditnya.80 Untuk menangung pembayaran kredit macet, calon debitor umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya.81

3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

Secara umum, tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan untuk tingkat mikro.

77

Yusak Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 79.

78

Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246.

79

Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah,.

(Jakarta: Gramedia, 2009), h. 79.

80

Barad Karnida, dkk., Direktori Skim Kredit Perbankan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013, (Palangka Raya: Kompas Mediatama, 2014), h. 129-130.

81

Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246.


(43)

Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk: 82

a. Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian, dapat meningkatkan taraf ekonominya

b. Tersedia dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melakukan aktivitas pembiayaan. Pihak yang surplus dan menyalurkan kepada pihak minus dana, sehingga dapat tergulirkan.

c. Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat usaha agar mampu meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi tidak akan dapat jalan tanpa adanya dana.

d. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini menambah atau membuka lapangan kerja baru.

e. Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat. Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan.

Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:83

a. Upaya mengoptimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untukdapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup.

b. Upaya meminimalkan resiko, artinya usaha yang yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan

82

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 681. 83


(44)

risiko yang mungkin timbul. Resiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan.

c. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal. Jika, sumber daya alam dan sumber daya manusia ada, dan sumber daya modal tidak ada. Maka dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber daya ekonomi. d. Penyaluran kelebihan dana, artinya dalam kehidupan masyarakat ini ada

pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana.

Sehubung dengan aktivitas bank Islam, maka pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah, sehingga tujuan pembiayaan bank syariah untuk memenuhi kepentingan stakeholder, yakni: 84

a. Pemilik

Melalui sumber pendapatan di atas, para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut. b. Karyawan

Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.

c. Masyarakat 1) Pemilik dana

Sebagai pemilik, mereka mengharapkan dari dana yang diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil.

2) Debitur yang bersangkutan

Para debitur, dengan penyediaan dana baginya, mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif)

84


(45)

3) Masyarakat umumnya-konsumen

Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan. d. Pemerintah

Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, di samping itu akan diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atau keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan). e. Bank

Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap bertahan dan meluas jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.

Sesuai dengan tujuan pembiayaan sebagaimana di atas, pembiayaan secara umum memiliki fungsi untuk:85

a. Meningkatkan Daya Guna Uang

Para penabung menyimpan uangnya di bank berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Secara mendasar melalui pembiayaan terdapat suatu usaha ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas secara menyeluruh.

Dengan demikian, dana yang mengendap di bank (yang diperoleh dari para penyimpan uang) tidaklah idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik kemanfaatan bagi pengusaha maupun kemanfaatan bagi masyarakat.

b. Meningkatkan Daya Guna Barang

1) Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan utility kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa/goreng; peningkatan utility dari padi menjadi beras, benang menjadi teksti, dan sebagainya.

85


(46)

2) Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat. Seluruh barang-barang yang dipindahkan/dikirim dari suatu daerah ke daerah lain yang kemanfaatan barang itu lebih terasa, pada dasarnya meingkatkan utility barang itu pemindahan barang-barang tersebut tidaklah dapat diatasi oleh keuangan para distributor saja dan oleh karenanya mereka memeperlukan bantuan permodalan dari bank berupa pembiayaan.

c. Meningkatkan Peredaran Uang

Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro, wesel, promes, dan sebagainya. Melalui pembiayaan, peredaran uang kertal maupun giral akan lebih berkembang karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif apalagi secara kuantitatif.

Hal ini selaras dengan pengertian bank selaku money creator. Penciptaan uang itu selain dengan cara substitusi; penukaran uang kertal yang disimpan di giro dengan uang giral, maka ada juga exchange of claim, yaitu bank memberikan pembiayaan dalam uang giral. Disamping itu, dengan cara transformasi yaitu bank membali surat-surat berharga dan membayarnya dengan uang giral.

d. Menimbulkan Kegairahan Berusaha

Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai kemampuan. Karena itu pulalah maka pengusaha akan selalu berhubungan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningakatan usahanya.

Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah yang kemudian digunakan untuk memperbesar volume usaha dan


(47)

produktivitasnya. Kemudian timbulah kesan bahwa setiap usaha untuk peningkatkan produktivitas, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal, karena masalanya dapat diatasi oleh bank dengan pembayaannya. e. Stabilitas Ekonomi

Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilitas pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain:

1) Pengendalian inflasi 2) Peningkatan ekspor 3) Rehabiltasi prasarana

4) Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat

Untuk menekan arus inflasi dan terlebih-lebih lagi untuk usaha pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank memegang peranan yang penting.

f. Sebagai Jembatan untuk Meningkatkan Pendapatan Nasional

Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal, dan buruh/karyawan mengalami peningkatan pendapatan, maka pendapatan negara via pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah dan penggunaan devisa untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga langsung atau tidak, melalui pembiayaan, pendapatan nasional akan bertambah.86

D. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

1. Pengertian UMKM

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM): 87

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

86

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, h. 681 87

Undang-Undanag Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.


(48)

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang diakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai. atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak Iangsung dan usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki. dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) maka yang dimaksud dengan: 88

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro dengan: a. Memiliki kekayaan bersih (aset per tahun) paling banyak Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset per tahun) paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang usaha yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil, dengan:

88

Barad Karnida, dkk., Direktori Skim Kredit Perbankan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013, (Palangka Raya: Kompas Mediatama,2014), h. 3.


(49)

a. Memiliki kekayaan bersih (asset per tahun) lebih dar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan (omset per tahun) lebih dan Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000M0 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria, dengan: a. Memiliki kekayaan bersih (asset per tahun) Iebih dan Rp.

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. l0.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset per tahun) lebih dari Rp. 2.500.00000000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

E. Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat

Berawal pada 8 agustus 2010 Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat mulai memberikan pelayanan pembiayaan tidak hanya untuk sektor usaha mikro, tetapi Bank Syariah Mandiri memberikan pembiayaan untuk sektor kecil atau UMKM. Bank Syariah Mandiri (BSM) terus berjuang mewujudkan pembangunan umat dengan pengembangan program Warung Mikro. Program ini memudahkan nasabah mendapatkan pinjaman dana pengembangan usaha secara syariah. Bank Syariah Mandiri yang berpegang pada prinsip syariah ini, sengaja menyediakan dana untuk usaha produktif dengan persyaratan yang ringan, proses pembiayaannya cepat, angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo.


(50)

Produk yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat adalah Produk Pembiayaan Warung Mikro. Produk pembiayaan Warung Mikro hadir karena masyarakat yang membutuhkan dana untuk mengembangkan usaha atau modal kerja dan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah produk yang dikhususkan untuk memberi pembiayaan kepada calon nasabah atau badan usaha yang bergerak di sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), yang bertujuan untuk membantu dan memberi akses kemudahan dalam memperoleh permodalan bagi masyarakat kecil menengah yang ingin mengembangkan usahanya, dan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat dan UMKM di Indonesia. Adapun yang termasuk produk warung mikro di Bank Syariah Mandiri yaitu: 1. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas)

a. Limit pembiayaan: minimal Rp. 2.000.000,- (Dua juta rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

b. Jangka waktu: maksimal 36 bulan.

c. Biaya administrasi sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri. 2. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya)

a. Limit pembiayaan: di atas Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

b. Jangka waktu: maksimal 36 bulan.

c. Biaya administrasi sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri. 3. Biaya Usaha Mikro Utama (PUM-Utama)

a. Limit pembiayaan: di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah).

b. Jangka waktu: maksimal 48 bulan.

c. Biaya administrasi sesuai ketentuan Bank Syariah Mandiri.89

Adapun akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad Murabahah dan akad Ijarah. Pembiayaan Akad Murabahah adalah akad atau perjanjian jaul-beli antara bank dengan nasabah, dimana bank membeli barang yang diperlukan oleh

89

http://www.syariahmandiri.co.id/category/business-banking/commercial-banking/micro banking-business/, di kutip pada tanggal 28 Febuari 2016.


(51)

nasabah dan menjualnya kembali kepada nasabah sebesar harga yang diperoleh ditambah dengan margin/keuntungan dan adanya kesepakatan margin yang di sepakati antara keduanya. Seperti jual-beli rumah, renovasi rumah, modal usaha, mobil, motor, dan lain sebagainya. Sedangkan Pembiayaan Akad Ijarah adalah Akad atau perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa. Seperti Sewa alat pengangkutan barang, biaya pendidikan, biaya kuliah, biaya pengobatan, dan lain sebagainya. Tetapi lebih dominan menggunakan akad murabahah, karna kebanyakan kebutuhannya jual beli, sedangan untuk kebutuhan yang menggunakan akad ijarah tidak terlalu banyak.90 Struktur organisasi Pembiayaan Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, yaitu:

90

Hasil wawancara langsung dengan Bapak Uung Muhammad Syakur pada tanggal 07 Maret 2015.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)