SIKLUS PERTUMBUHAN BSM: PENENTUAN POSISI BANK SYARIAH MANDIRI DIBIDANG INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH

masih memiliki daya tahan yang baik. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras para stakeholders perbankan syariah serta realitas sistem perbankan syariah masih relatif rendah tingkat integrasinya dengan sistem keuangan global. Di samping itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa kegiatan operasional perbankan syariah masih berada dalam kondisi baik yang tercermin dari pertumbuhan volume usaha selama tahun 2008 yang masih cukup tinggi yaitu mencapai 35.6. Kondisi ini tentunya harus dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dalam kaitan ini adalah implementasi Good Corporate Governance dan juga Risk Based Supervision dari sisi pengawasan. Pada tahun mendatang, Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan telah merumuskan kebijakan pengembangan yang selain bertujuan untuk memperluas pasar perbankan syariah, juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan industri perbankan syariah dalam mendukung kestabilan sistem keuangan, sekaligus menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih belum kondusif. Untuk itu dibutuhkan peran serta seluruh stakehoders dalam melakukan berbagai upaya mempercepat pengembangan dan meningkatkan ketahanan perbankan syariah yang pada akhirnya dapat berperan untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat Indonesia secara luas. Selama tahun 2008, Sebesar 31,5 atau mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan tahun 2007 sebesar 35,5. Penurunan ini dipengaruhi oleh trend kenaikan suku bunga perbankan. Sementara kegiatan penyaluran dana oleh perbankan syariah melalui berbagai bentuk akad pembiayaan masih berjalan optimal, dengan laju pertumbuhan sebesar 36,7 atau sama dengan laju pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan sepanjang 2007. Laju pertumbuhan pembiayaan tersebut telah diikuti dengan kinerja pembiayaan yang sedikit membaik dengan NPF sebesar 3,95 cenderung menurun dibanding tahun 2007. Kurang kondusifnya kondisi ekonomi berdampak pada menurunnya profitabilitas perbankan syariah yang ditunjukkan oleh cenderung menurunnya return on asset ROA mencapai 1,57 pada 2008 dibandingkan tahun 2007 dengan ROA sebesar 1,78.

E. Perbandingan Umum BSM dengan Bank Syariah lain

Hingga akhir 2007 aset perbankan syariah baru mencapai Rp30 triliun, tumbuh 31 dibandingkan tahun sebelumnya. DPK mencatat kenaikan 30 menjadi Rp28,3 triliun, sedangkan pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp29,3 triliun atau naik 26 5 . Dibandingkan dengan bank-bank konvensional, perbankan syariah relatif masih kecil baik dari sisi aset, DPK, pembiayaan maupun laba. Data per September 2007 diatas menunjukkan untuk industri perbankan syariah, BSM masih menduduki peringkat pertama dalam hal aset, DPK dan pembiayaan. Sementara laba diraih oleh BMI. Pertumbuhan paling besar dalam kurun waktu satu tahun pada periode yang sama diduduki oleh Bank Danamon Syariah sebesar 83. Disusul oleh BII Syariah dengan pertumbuhan aset sebesar 68,22. Bank Danamon juga menjadi pemenang untuk pertumbuhan tertinggi DPK, yakni sebesar 156,68. Danamon Syariah bisa dibilang cukup agresif dalam inovasi produk maupun menciptakan fitur-fitur baru. Contohnya adalah produk Dirham Card yang diluncurkan baru-baru ini. Sampai akhir tahun 2007 sudah ada 8.000 pemegang Dirham Card dengan total transaksi mencapai Rp17 miliar. Tak hanya 5 Lihat grafik 5-8 itu, Bank Danamon juga mengalami pertumbuhan paling tinggi dalam hal pembiayaan yaitu 112,5. Pertumbuhan aset dan DPK BSM berada dikisaran 30 bersaing tipis dengan BMI dengan kisaran pertumbuhan aset dan DPK 20-25. Posisi laba tahun 2007 masih dipegang oleh BMI Rp162,68 miliar, sementara pertumbuhan laba tertinggi diraih oleh Bank Mega Syariah BMS mencapai 246,32. BSM meraih pertumbuhan laba mencapai 115,76 sementara BMI hanya mencapai pertumbuhan sebesar 23. Bank Mega Syariah BMS juga mencatat pertumbuhan yang pesat. Asetnya tumbuh 33,40 dari 2006 hingga 2007. DPK- nya juga tumbuh 36,19 dari Rp1,55 miliar menjadi Rp2,11 miliar. Sementara, Bank Bukopin Syariah yang mencatat rugi pada bulan September 2007, dipenghujung tahun 2007 mencatat laba senilai Rp80 miliar laba sebelum pajak. Grafik 5. Perbandingan Aset Beberapa Bank Syariah 8.89 8.07 0.37 1.33 1.80 0.15 11.54 9.72 2.04 2.41 0.49 0.39 1.00 0.67 0.25 0.64 0.44 1.15 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin Rp tr iliun 2006 2007 Grafik 6. Perbandingan DPK Beberapa Bank Syariah 7.57 6.35 0.17 0.98 1.55 0.10 9.86 7.98 1.49 2.11 0.30 0.24 0.22 0.40 0.31 0.51 0.18 0.44 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 BSM BM I Danamon BNI BRI BM S BII Niaga Bukopin Rp triliun 2006 2007 Ket: DPK terdiri atas giro, tabungan dan deposito berjangka