2. Pembahasan
Dari hasil penelitian, peneliti membahas masalah penelitian mengenai bagaimana keefektifan masase kaki dengan minyak esensial lavender terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
2.1. Karakteristik demografi responden
Berdasarkan usia responden dalam penelitian ini berada pada rentang 25- 60 tahun yang merupakan usia dewasa akhir M=52.43, SD=7.51, responden
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol berada pada rentang usia 37-60 tahun. dan pada kelompok intervensi memiliki nilai M=53, SD=4.20 dan min-
max= 47-58, begitu juga pada kelompok kontrol memiliki nilai M=51.86, SD=10.18, min-max=37-60.
Hal ini menunjukkan bahwa angka kejadian hipertensi banyak terjadi pada rentang usia seperti pada data demografi responden. Meskipun penyakit hipertensi
bisa terjadi pada segala usia, namun menurut Sheps 2005 hipertensi paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun ke atas. Di antara orang amerika baik
yang berkulit hitam maupun berkulit putih yang berusia 65 tahun ke atas, 50 menderita penyakit hipertensi.
Menurut Dalimartha 2008 yang juga sependapat dengan Sheps dimana pada umumnya, hipertensi menyerang pada usia di atas 30 tahun. Basha 2008
berpendapat yang mengatakan bahwa dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukkan 1,8-28,6 penduduk yang berusia di atas
20 tahun adalah penderita hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jenis kelamin dari seluruh responden pada penelitian ini hampir seluruhnya responden adalah perempuan 92.9 , n=13. Adapun pada
kelompok intervensi 100 , n=7 dan pada kelompok kontrol 85,7 , n=6. Dalam penelitian ini perempuan memiliki resiko menderita hipertensi yang lebih
tinggi dari laki-laki. Menurut pendapat dari Lewington 2002 dalam buku Kaplan’s Clinical Hypertension mengatakan Prospective Studies Collaboration
menemukan bahwa angka kematian dengan penyebab penyakit tekanan darah tinggi lebih banyak pada wanita dari pada pria Kaplan, 2006. Sama halnya di
dalam penelitian ini dimana peneliti juga menemukan jumlah responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki.
Adapun tinggi badan responden kedua kelompok dalam penelitian ini berada pada rentang 146 - 170 cm dengan berat badan pada rentang 40 -87 kg.
Tinggi badan responden pada kelompok intervensi memiliki nilai M=156.86, dan kelompok kontrol M=158.43. Sedangkan berat badan responden pada kelompok
intervensi memiliki nilai M= 60.29 dan pada kelompok kontrol memiliki nilai M=69.43. Bila diukur berdasarkan BMI Body Mass Index dari WHO dengan
perhitungan berat badan kg dibagi tinggi badan yang dikuadratkan m
2
untuk mencari berat badan ideal maka 57,1 persen responden memiliki berat badan
lebih dari ideal. Hal ini menunjukkan bahwa responden penderita hipertensi memiliki masalah kelebihan berat badan dan membuktikan bahwa ada kaitan
antara kelebihan berat badan dengan hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
Dalimartha 2008 mengungkapkan berdasarkan penelitian, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi, penelitian membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan berat badan normal.
Informasi yang sama juga diperoleh dari Radmarrssy 2007 yang menyatakan bahwa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara berat badan dan
tekanan darah. Dimana bila seseorang mengalami kelebihan berat badan, kemungkinannya mengalami hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat.
Resiko itu akan terus meningkat dengan bertambahnya berat badan.
2.2.Tekanan darah responden pre dan post pada kelompok intervensi
Penelitian ini mendapatkan data awal pengukuran tekanan darah responden dimana penderita hipertensi ringan 71.5 , n=10 dan selebihnya
adalah hipertensi sedang 28.5 , n=4. Bila ditinjau berdasarkan kedua kelompok maka pada kelompok intervensi lebih dari setengah termasuk menderita
hipertensi ringan 71.4 , n=5 dan 2 responden termasuk hipertensi sedang 28.6 , n=2. Pada kelompok kontrol lebih setengah responden 71.4 , n=5
menderita hipertensi ringan, dan selebihnya 28.6 , n=2 adalah hipertensi sedang.
Dari data diatas, terlihat bahwa jumlah penderita hipertensi ringan lebih banyak dari pada penderita hipertensi sedang. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ridwanamiruddin 2007 yang menyatakan bahwa saat ini kejadian hipertensi di Indonesia diperkirakan sebanyak 15 juta kasus dengan prevalensi 68,4
termasuk hipertensi ringan, 28,1 hipertensi sedang dan hanya 3,5 hipertensi berat.
Universitas Sumatera Utara
Penyakit hipertensi jika tidak segera disembuhkan maka dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai organ-organ
yang mendapatkan suplai darah darinya seperti jantung, otak dan ginjal Hayens, 2003. Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, serangan jantung, gagal
jantung, gagal ginjal, demensia dan kematian prematur. Apabila tidak ditanggapi secara serius, umur penderitanya bisa diperpendek 10-20 tahun Sheps, 2005.
Oleh karena itu sangat penting dilakukan penatalaksanaan hipertensi salah satu terapi non farmakologis yang ditawarkan untuk menurunkan hipertensi
dengan terapi masase pijat. Teknik pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah dan energi di dalam
tubuh kembali lancar Dalimartha, 2008. Pada penelitian ini setelah dilakukan teknik masase kaki dengan minyak
esensial lavender diperoleh hasil bahwa hampir seluruh responden 85.8 , n=6 yang mengalami penurunan tekanan darah menjadi tekanan darah normal,
kemudian 1 responden turun ke klasifikasi stadium 1 hipertensi ringan 14,2 , n=1 sedangkan tekanan darah kelompok kontrol tidak mengalami perubahan
yaitu 5 orang responden termasuk klasifikasi hipertensi ringan 71.5 dan 2 orang responden termasuk hipertensi sedang 28.5 .
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Touch Research Institute, University of Miami School of Medicine dan Nova Southeastern
University 1999 dilakukan studi tekanan darah tinggi dan gejala terkait dengan terapi masase yang menunjukkan penurunan tekanan darah diastol dan sistol serta
tingkat cortisol-stress hormone.
Universitas Sumatera Utara
2.3.Perbedaan penurunan tekanan darah pre dan post pada kelompok intervensi
Pada penelitian ini dilakukan masase kaki dengan minyak esensial lavender dalam waktu 20-30 menit setiap kali masase kaki dengan minyak
esensial lavender dengan frekuensi setiap hari selama seminggu pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol hanya diberikan pendidikan
kesehatan tentang cara penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Kedua kelompok dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi
dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop yang kemudian hasilnya dicatat dalam lembar observasi tekanan darah pre dan post intervensi.
Dari hasil penelitian pada kelompok intervensi setelah dilakukan masase kaki dengan minyak esensial lavender terdapat penurunan tekanan darah yang
bermakna sedangkan pada kelompok kontrol tidak. Pada kelompok intervensi tekanan darah sistoliknya memiliki mean difference = 27.14 dengan level of
significant p = 0.00, dan tekanan darah diastolik memiliki mean difference = 14.57 dengan level of significant p = 0.00. Hasil ini menunjukkan bahwa
tekanan darah kelompok intervensi pre dan post masase kaki dengan minyak esensial lavender memiliki perbedaan yang signifikan atau bermakna karena nilai
signifikansi yang diperoleh p0.05. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan dari Meet 1993 dalam
PerryPotter 2005 apabila seseorang mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus rileks maka akan muncul respon relaksasi, sehingga sistem saraf simpatis
mengalami penurunan aktivitas yang akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan darah Kaplan, 2006. Hal ini juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan
Universitas Sumatera Utara
oleh Breakey 1982 yang dikutip oleh Price 1997, masase yang dilakukan selama 10 menit harus sudah menghasilkan relaksasi.
2.4 Perbedaan penurunan tekanan darah antara kelompok intervensi dengan