Suku bunga relatif Kontrol pemerintah Ekspektasi

inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan.

b. Tingkat pendapatan relatif

Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia.

c. Suku bunga relatif

Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri. Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri.

d. Kontrol pemerintah

Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk : a. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing. b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri. c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang. Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah : 9 Universitas Sumatera Utara 1 Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan. 2 Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan. 3 Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara. d. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan.

e. Ekspektasi

Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar. Kemudian, untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan expectations perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang. Madura, 2003 10 Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Sistem Nilai Tukar Mata Uang

Terdapat tiga kelompok besar sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh berbagai negara di dunia, yaitu : 1. Freely Flexible Freely Floating Exchange Rate System Pada sistem freely floating, nilai mata uang dibiarkan mengambang bebas dan nilai tukarnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terdapat di pasar. Nilai tukar beberapa mata uang utama major currencies, seperti Dolar AS, Euro, Yen Jepang, Poundsterling Inggris, ditentukan oleh kekuatan pasar market forces dan dibiarkan mengambang bebas terhadap mata uang negara lain. Dalam sistem ini, tidak terdapat tindakan intervensi yang dilakukan pemerintah Bank Sentral untuk mempengaruhi nilai tukarnya. 2. Fixed Pegged Exchange Rate System Pada sistem fixed exchange Rate, pemerintah berperan aktif melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk mempertahankan pergerakan nilai tukar suatu mata uang agar berada pada suatu acuan nilai tukar tertentu. 3. ManagedControlled Semi Pegged Exchange Rate System Pada sistem mengambang terkendali ini, fluktuasi nilai tukar diambangkan dalam suatu rentang bond intervensi tertentu. Bank Sentral tetap berperan dalam melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar mata uang tersebut ke dalam rentang nilai tukarnya semula apabila fluktuasi melebihi batasrentang intervensi yang diperkenankan. Namun, Bank Sentral tidak menetapkan suatu acuan tingkatlevel nilai tukar tertentu, seperti yang diterapkan pada sistem fixed exchange rate. 11 Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Teori Penentuan Nilai Tukar Valuta Asing

a. Traditional Theories Traditional Theoroes terdiri dari Teori Purchasing Power Parity dan Teori Elastisitas. 1 Teori Purchasing Power Parity Teori ini merupakan teori tertua dan terpopuler yang pertama kali diperkenalkan oleh Martin de Azpilcueta Navarro. Teori ini menyatakan bahwa harga barang di suatu negara harus sama dengan harga barang serupa di negara lain sesuai dengan tingkat nilai tukar yang berlaku antarkedua negara tersebut. Teori ini disebut The Law of One Price. Terdapat dua versi dalam Teori Purchasing Power Parity : a Versi Absolut Dalam versi absolut, nilai tukar sama dengan perbandingan antara tingkat harga umum yang berlaku di dua negara, yang merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh produk yang dihasilkan kedua negara. Dalam versi absolut terdapat beberapa kelemahan : 1. Asumsi perhitungan nilai tukar dalam versi absolut mengharuskan kita membandingkan harga barang yang serupahomogen. Namun, dalam kenyataannya, tidak satu pun negara di dunia yang memproduksi dan atau mengkonsumsi barang yang homogen. 2. Versi absolut tidak memperhatikan adanya biaya pengangkutan dan rintangan dalam melakukan transaksi perdagangan, seperti proteksi dan kuota, yang berpengaruh terhadap harga barang di suatu negara. 12 Universitas Sumatera Utara Kelemahan-kelemahan ini menunjukkan bahwa keadaan yang berlaku di pasar versi absolut ini tidak mungkin diterapkan dalam dunia nyata. b Versi Relatif Dalam versi relatif, persentase perubahan nilai tukar pada waktu yang ditentukan sebagai periode dasar harus sama dengan perbedaan antara persentase perubahan harga tingkat inflasi domestik dengan persentase perubahan harga tingkat inflasi di luar negeri pada periode tersebut. Contoh : jika indeks CPI di Amerika Serikat meningkat dari 194 ke 218, di Indonesia meningkat dari 161 ke 165, dan nilai tukar yang berlaku saat ini 0,00011052Rp, berdasarkan versi relatif ini, nilai tukar Rupiah dan Dolar AS harus berada pada 0,0001202Rp. Rp 0,0001202 165161 218194 Rp 0,00011052 = × Versi relatif bertujuan menghilangkan beberapa kelemahan dalam versi absolut. Dengan menggunakan persamaan pada perhitungan nilai tukar versi relatif di atas, kita dapat mengetahui tingkat nilai tukar antara dua negara secara lebih tepat meskipun komposisi barang, baik yang diproduksi maupun dikonsumsi, diantara kedua negara tersebut tidaklah homogen. 2 Teori Elastisitas Teori ini mengatakan bahwa nilai tukar adalah harga dari valuta asing untuk mempertahankan neraca pembayaran internasional suatu negara agar tetap berada pada tingkat ekuilibrium. Dengan kata lain, respons nilai tukar terhadap perubahan dalam neraca perdagangan sangat dipengaruhi oleh elastisitas permintaan terhadap perubahan harga. Jika elastisitas permintaan bersifat inelastis, pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor dalam neraca pembayaran internasional akan sangat kecil. Akibatnya, nilai tukar harus melakukan penyesuaian secara tajam untuk menghilangkan defisit neraca pembayaran internasional. Jika elastisitas permintaan bersifat elastis, penurunan impor dan kenaikan ekspor akan sangat berpengaruh bagi 13 Universitas Sumatera Utara keseimbangan neraca pembayaran internasional sehingga hanya diperlukan sedikit penyesuaian dalam nilai tukar. b. Modern Monetary Theories on Short Term Exchange Rate Volatility Teori ini memperhatikan adanya peran pasar modal dalam jangka pendek dan peran bursa komoditi dalam jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Teori ini mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai tukar dan perbedaan dalam purchasing power parity adalah karena adanya suatu perubahan dalam permintaan dan penawaran terhadap aset-aset keuangan. Dalam pandangan modern, teori Purchasing Power Parity juga diperluas dengan menyertakan variabel- variabel, seperti jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga, dan pendapatan riil dalam menentukan tingkat nilai tukar antara dua negara. c. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views Menurut teori ini, dinamika perubahan yang terjadi di pasar keuangan pasar modal dan pasar uang lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan di pasar barangkomoditi. Oleh karena itu, dalam jangka pendek fluktuasi nilai tukar lebih dipengaruhi oleh perubahan dalam pasar modal dan dalam jangka panjang fluktuasi nilai tukar dipengaruhi oleh perubahan yang terjdi di pasar barang. Ming, 2001

2.2 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG