Teks Hadis dan Terjemahannya Takhrīj al-Ḥ adīs

65 66 Susunan yang terdapat dalam Sunan al-Tirmiż ī : 67 Susunan yang terdapat dalam Sunan al-Nasā‘ī : 68 65 Im m Ab Abdill h Mu ammad ibn Ism ` l al-Bukh r , Mat n Masyk l al-Bukh r Beirut: Daar al-Fikr, 2006, Juz.3, h. 89. 66 Im m Ab Abdill h Mu ammad ibn Ism ` l al-Bukh r , Mat n Masyk l al-Bukh r , Juz.4, h.265. 67 Ab s Mu ammad ibn s ibn Saurah, al-J mi al- a al-Tirmi Beirut: Daar Ahyai al-Turasi al- Arabi, 1995, Juz.4, h.527. 68 Jal l al-D n al-Suy , Sunan al-Nas ` bi Syar al- fi Jal l al-D n al-Suy Beirut: Daar al-Fikr, 1930, Juz.8, h.227. Susunan yang terdapat dalam Musnad Aḥ mad ibn Ḥ anbal : 69 70 71 Setelah dilakukan takhrīj al-ḥ adīṡ , maka dapat di ketahui bahwa terdapat tujuh 7 hadis tentang kepemimpinan perempuan yang terdapat dalam empat 4 sumber kitab hadis, yaitu : Sumber Kitab Jumlah Hadis Kitab Bab 2 1 1 3 Musnad Penduduk Bashrah Tabel. 1 . Hasil Takhrij Hadis 69 Ab Abdill h A mad ibn anbal, Musnad A mad ibn anbal Beirut: Muassasah al- Risalah, 1995, No hadis 20402, Juz. 24, h. 43. 70 Ab Abdill h A mad ibn anbal, Musnad A mad ibn anbal, No hadis 20474, Juz. 24, h. 120. 71 Ab Abdill h A mad ibn anbal, Musnad A mad ibn anbal, No hadis 20517, Juz. 24, h. 149.

C. Kegiatan Penelitian Hadis

Penelitian hadis merupakan tolak ukur untuk meneliti kualitas sebuah hadis yang terdapat dalam kitab-kitab hadis. Kualitas hadis ini sangat perlu diketahui dalam hubungannya dengan kehujjahan hadis yang bersangkutan. 72 Para ulama muḥ addiṡ īn melakukan penelitian ini dilihat dari dua segi, yaitu penelitian melalui sanad hadis dan peneletian melalui matan hadis. Berikut langkah-langkah dalam penelitian hadis dari segi sanad hadis dan matan hadis.

1. Penelitian Sanad Hadis

Sanad ialah jalan yang menyampaikan kepada matan hadis. 73 Ada tiga peristiwa penting yang mengharuskan adanya penelitian sanad hadis. Pertama, pada zaman Nabi Muhammad saw tidak seluruh hadis tertulis. Kedua, sesudah zaman Nabi saw. terjadi pemalsuan hadis. Ketiga, penghimpunan hadis secara resmi dan massal terjadi setelah berkembangnya pemalsuan-pemalsuan hadis. 74 Kritik sanad dilakukan untuk mengetahui kebersambungan sebuah sanad dilihat dari guru dan muridnya serta tahun kelahirannya. Kegiatan ini merujuk kepada beberapa kitab, seperti Tahż īb al-Tahż īb, Tahż īb al-Kamāl fī Asmā‘ al- Rijāl, al-Iṣ ābah fī Tamyīz al-Ṣ aḥ abah, dan kitab-kitab lainnya yang berkaitan dengan kritik sanad. 72 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi saw. Jakarta: Bulan Bintang, 1992, Cet ke-1, h. 28. 73 M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis Bandung: Pustaka Setia, 209, Cet. ke-1, h.198. 74 Bustamin dan M. Isa H. A. Salam, Metodologi Kritik Hadis Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 11

a. Al-I’tibār

Al-I’tibār menurut bahasa merupakan bentuk maṣ dar dari kata i’tibara, yang berarti pemeriksaan terhadap sesuatu untuk mengetahui sesuatu yang lain yang sejenis. 75 Sedangkan menurut istilah ilmu hadis, i’tibār berarti menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadis tertentu, yang hadis itu pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja, dan dengan menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut akan dapat diketahui apakah ada periwayat yang lain ataukah tidak ada untuk bagian sanad dari sanad hadis yang dimaksud. 76 Dengan dilakukannya i’tibār, maka akan terlihat dengan jelas seluruh jalur sanad hadis yang sedang diteliti, demikian juga dengan nama-nama periwayatnya dan metode periwayat yang digunakan untuk masing-masing periwayat yang bersangkutan. Jadi, kegunaan dari i’tibār adalah untuk mengetahui keadaan sanad hadis seluruhnya, dilihat dari ada tidak adanya pendukung berupa periwayat yang berstatus mutabi’ 77 dan syahīd. 78 Melalui i’tibār ini akan dapat diketahui apakah sanad hadis yang diteliti memiliki syahīd dan mutabi’ ataukah tidak. 75 Mahmud Thahhan, Intisari Ilmu Hadis Malang: UIN Malang Press, 2007, h. 154. 76 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi saw. Jakarta: Bulan Bintang, 1992, Cet ke-1, h. 51. 77 Yang dimaksud dengan mutabi adalah periwayat yang berstatus pendukung pada periwayat yang bukan sahabat Nabi saw. 78 Yang dimaksud dengan syah d adalah periwayat yang berstatus pendukung yang berkedudukan sebagai dan untuk sahabat Nabisaw. Hadis yang sedang diteliti ini diriwayatkan oleh satu orang sahabat, yaitu Abī Bakrah. Sedangkan mukharrijnya terdiri dari empat orang, yaitu Imām al-Bukhārī, al-Tirmiż ī, al-Nasā‘ī, dan Aḥ mad ibn Ḥ anbal. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan meneliti hadis dengan mukharrijnya adalah Aḥ mad ibn Ḥ anbal. Pada semua jalur periwayatan hadis, periwayat pertama adalah Abī Bakrah, karena beliau adalah seorang sahabat Nabi saw. Nama asli beliau adalah Nufai’ ibn al-Ḥ āriṡ ibn Kaladah ibn ‘Amr ibn ‘Allāj ibn Abī Salamah. Kemudian pada periwayat kedua disebutkan dengan lafadz abīhi, yang mana ini menandakan bahwa abīhi ini adalah ayah dari ‘Uyainah. Setelah penulis melakukan penelusuran, ternyata ditemukan bahwa abīhi ini ialah ‘Abd al-Raḥ mān ibn Jausyani al-Gaṭ āfanī al- Baṣ rī. Selain itu, terdapat perbedaan metode periwayatan yang digunakan oleh para periwayat dalam sanad hadis tersebut. Lambang-lambang metode periwayatan yang digunakan antara lain ḥ addaṡ anā, akhbaranā, qāla, ‘an, ḥ addaṡ anī, dan sami’tu. Dalam hadis tersebut terdapat mutabi’, yaitu al-Ḥ asān sebagai mutabi’ bagi Abīhi, dan Muḥ ammad ibn Bakr sebagai mutabi’ bagi Yaḥ yā ibn Sa’īd. Sedangkan untuk syahīd, tidaklah ditemukan karena hanya diriwayatkan oleh satu orang sahabat, yakni Abī Bakrah. 79 79 Lihat pada skema sanad hadis, pada h. 10.

b. Kritik Sanad Hadis

Dalam kritik sanad ini, penulis hanya akan meneliti tiga sanad yang ada dalam kitab Musnad Aḥ mad ibn Ḥ anbal dari riwayat Abī Bakrah. Ketiga sanad itu masing-masing dari jalur Muḥ ammad ibn Bakr, Yaḥ yā, dan ‘Affān ibn Muslim. Penulis memilih kitab Musnad Aḥ mad ibn Ḥ anbal ini karena merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kutub al-sittah pada tingkat keenam terakhir. Berikut ini adalah bentuk sanad hadis yang terdapat di dalam beberapa kitab hadis setelah dilakukannya takhrīj al-ḥ adīṡ . Perbandingan Sanad Hadis No Mukharrij Sanad Hadis 1 2 3 4 5 6 7 Tabel. 2 . Perbandingan Sanad Hadis