Gerakan Ahmadiyah Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII

45 f. Membagi suasana menjadi periode Mekkah dan Madinah. Sekarang masih periode Mekkah dan belum wajib shalat, puasa, haji serta belum diharamkan minuman yang memabukan seperti khamar dan yang lain- lainnya. g. Mengaji harus kepada imam dan sangat efektif terhadap kehadiran orang lain.

5. Gerakan Ahmadiyah

Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirza lahir 15 Februari 1835 M. dan meninggal 26 Mei 1906 M di India. Ahmadiyah masuk di Indonesia tahun 1935, kini sudah mempunyai sekitar 200 cabang. Pusatnya sekarang berada di Parung Bogor Jawa Barat, mempunyai gedung yang mewah, perumahan para pimpinan atau pegawai diatas tanah seluas 15 ha. Pokok-pokok ajaran Ahmadiyah, yaitu: 12 a. Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya Nabi dan Rasul utusan Tuhan. Dia mengaku dirinya menerima wahyu yang turunnya di India, kemudian wahyu-wahyu itu dikumpulkan seluruhnya, sehingga merupakan sebuah kita suci dan mereka memberi nama kiab suci itu Tadzkirah. b. Mereka meyakini bahwa kitab suci tadzkirah sama sucinya dengan kitab suci Al-Qur’an karena sama-sama wahyu dari tuhan. 12 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 60-62. 46 c. Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga Nabi dan Rasul tetap diutus sampai hari kiamat juga. d. Mereka mempunyai tempat suci tersendiri yaitu Qadian dan Rabwah. e. Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah dan sertifikat kavling surga tersebut dijual kepada jamaahnya dengan harga yang sangat mahal. f. Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki yang bukan Ahmadiyah, tetapi lelaki Ahmadiyah boleh kawin dengan perempuan yang bukan Ahmadiyah. g. Tidak boleh bermakmum dengan dibelakang dengan imam yang bukan Ahmadiyah. h. Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan, dan tahun sendiri yaitu nama bulan: 1. Suluh; 2. Tabligh; 3. Aman; 4. Syahadah; 5. Hijrah; 6. Ikhsan; 7. Wafa; 8. Zuhur; 9. Tabuk; 10. Ikha; 11. Nubuwah; 12. Fatah. Sedangkan nama tahun mereka adalah Hijri Syamsyi HS.

6. Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII

Lembaga Dakwah Islam Indonesia LDII ini adalah nama baru dari sebuah aliran sesat terbesar di Indonesia, yang selama ini sudah sering berganti nama karena sering dilarang oleh pemerintah Indonesia. Lembaga ini didirikan oleh mendiang Nurhasan Ubaidah Lubis, pada awalnya bernama Darul Hadits, pada tahun 1951. Karena ajarannya 47 meresahkan masyarakat Jawa Timur, maka darul hadits dilarang oleh PAKEM Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat Jawa Timur. Setelah dilarang, Darul Hadits berganti nama dengan Islam Jamaah. Karena ajaran sesatnya meresahkan masyarakat, terutama Jakarta, maka aliran sesat islam jamaah ini secara resmi dilarang disluruh Indonesia berdasrkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI. No. Kep-08D.A.10.971, Tanggal 29 Oktober 1971. Karena sudah dilarang di seluruh Indonesia, maka imam Islam Jamaah Nurhasan Ubaidah Lubis mencari taktik baru, yaitu mendekati dan meminta perlindungan kepada Letjen Ali Murtopo Wakil Kepala Bakin dan Staf OPSUS waktu itu. Letjen Ali Murtopo adalah seorang jendral yang dikenal sangat anti Islam. Lalu setelah mendapat perlindungan dari Letjen Ali Murtopo maka berkembang dengan nama Lemkari Lembaga Karyawan Dakwah Islam, namun kemudian namanya berubah menjadi LDII setelah mendapat anjuran dari Mendagri Rudini agar tidak rancu dengan nama lembaga karatedo Republik Indonesia. Pokok-pokok ajaran dari LDII, yaitu: 13 a. Orang Islam diluar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk kedua orangtua sekalipun. 13 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 74-76. 48 b. Kalau ada orang diluar kelompok mereka yang melakukan shalat di masjid mereka, maka bekas tempat shalatnya dicuci karena diaanggap sudah terkena najis. c. Wajib taat kepada amir atau imam. d. Mati dalam keadaan belum baiat kepada amirimam LDII, maka akan mati jahilliyah mati kafir. e. Al-Qur’an dan hadits yang boleh diterima adalah yang manqul yang keluar dari mulut imam atau amir mereka. Yang keluardiucapkan oleh mulut-mulut yang bukan amir atau imam mereka, maka haram untuk diikuti. f. Haram mengaji al-Qur’an dan Haditr kecuali kepada Imamamir mereka. g. Dosa bisa ditebus kepada sang imam, dan besarnya tebusan tergantung besar-kecilnya dosa yang diperbuat, sedang yang menentukannya adalah imam. h. Harus rajin membayar infaq, shadaqah dan zakat kepada imam mereka, dan haram mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah kepada orang lain. i. Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil ataupun dimiliki walaupun dengan cara apapun memperolehnya seperti mencuri, merampok, korupsi, menipu, dll, asal tidak ketahuantertangkap. Dan kalau berhasil menipu orang Islam diluar golongan mereka, dianggap berpahala besar. 49 j. Harta, uang zakat, infaq, shadaqah yang sudah diberikan kepada imam, haram dinyatakan kembali catatannya atau digunakan kemana uang tersebut. Sebab kalau bertanya kembali pemanfaatan zakat tersebut kepada imam, dianggap sama dengan menelan ludah yang sudah dikeluarkan. k. Haram membagikan daging kurban atau zakat fitrah kepada orang Islam diluar kelompok mereka. l. Haram shalat di belakang imam yang bukan kelompok mereka, kalaupun terpaksa sama sekali, tidak usah berwudhu karena shalatnya harus diulang lagi. m. Haram nikah dengan orang diluar kelompok. n. Perempuan LDII kalau mau bertamu ke rumah orang yang bukan kelompok mereka, maka memilih waktu pada saat haid, karena badan dalam keadaan kotor lagi haid sehingga ketika kena najis di rumah non LDII yang dianggap najis itu tidak perlu dicuci lagi sebab kotor dangan kotor tidak apa-apa. o. Kalau ada orang diluar kelompok mereka yang bertamu di rumah mereka, maka bekas tempat duduknya dicuci karena dianggap kena najis.

7. Gerakan Syiah