57
BAB IV PUTUSAN HAKIM PERADILAN AGAMA TENTANG ALIRAN SESAT
SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN
A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Jakarta Timur
1. Sejarah Lahirnya Peradilan Agama Jakarta Timur
1
Sebagai kelanjutan dari sikap pemerintah Hindia Belanda terhadap peradilan agama, pada tahun 1828 dengan ketetapan Komisaris Jenderal
tanggal 12 Maret 1828 nomor 17 khusus untuk Jakarta Betawi di tiap-tiap distrik dibentuk satu majelis distrik yang terdiri dari :
a. Komandan Distrik sebagai Ketua.
b. Para penghulu masjid dan Kepala Wilayah sebagai anggota.
Majelis ada perbedaan semangat dan arti terhadap Pasal 13 Staatsblad 1820 Nomor 22, maka melalui resolusi tanggal 1 Desember 1835 pemerintah
di masa itu mengeluarkan penjelasan Pasal 13 Staatsblad Nomor 22 tahun 1820 sebagai berikut :
“Apabila terjadi sengketa antara orang-orang Jawa satu sama lain mengenai soal-soal perkawinan, pembagian harta dan sengketa-sengketa
sejenis yang harus diputus menurut hukum Islam, maka para “pendeta” memberi keputusan, tetapi gugatan untuk mendapat pembiayaan yang timbul
dari keputusan dari para “pendeta” itu harus diajukan kepada pengadilan- pengadilan biasa”.
1
Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Timur tanggal 20 November 2009, h. 1-3.
58 Penjelasan ini dilatarbelakangi pula oleh adanya kehendak dari
pemerintah Hindia Belanda untuk memberlakukan politik konkordansi dalam bidang hukum, karena beranggapan bahwa hukum Eropa jauh lebih baik dari
hukum yang telah ada di Indonesia. Seperti diketahui bahwa pada tahun 1838 di Belanda diberlakukan Burgerlijk Wetboek BW.
Akan tetapi dalam rangka pelaksanaan politik konkordansi itu, Mr. Scholten van Oud Haarlem yang menjadi Ketua Komisi penyesuaian undang-
undang Belanda dengan keadaan istimewa di Hindia Belanda membuat sebuah nota kepada pemerintahnya, dalam nota itu dikatakan bahwa :
“Untuk mencegah timbulnya keadaan yang tidak menyenangkan mungkin juga perlawanan jika diadakan pelanggaran terhadap agama orang
Bumi Putera, maka harus diikhtiarkan sedapat-dapatnya agar mereka itu dapat tinggal tetap dalam lingkungan hukum agama serta adat istiadat
mereka ”.
Di daerah khusus Ibu kota Jakarta, berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 1967 lahir Peradilan Agama Jakarta dan diadakan
perubahan kantor-kantor cabang Pengadilan Agama dari 2 kantor cabang menjadi 4 kantor cabang, antara lain :
2
a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur.
b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
c. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat.
d. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
2
Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Timur tanggal 20 November 2009, h 1-3
59
2. Wilayah Yurisdiksi