Pengertian dan Dasar Hukum Aliran Sesat

36

BAB III SEPUTAR ALIRAN SESAT

A. Pengertian dan Dasar Hukum Aliran Sesat

Paham dan aliran, adalah dua kata yang sering diucapkan seseorang dengan maksud yang sama, seakan tidak ada bedanya. Karena memang keduanya mengandung arti adanya suatu pemikiran yang dianut oleh sebagian orang dalam sebuah komunitas atau kelompok tertentu. Namun demikian, ada sisi perbedaan dalam dua kata tersebut. 1 Menurut bahasa kata aliran adalah terjemahan dari kata arab ا suku kata arab berbentuk tunggal د dan bentuk jamaknya ق yang mempunyai banyak makna diantaranya : aliran, golongan, dan faham. 2 “Aliran sesat” ditinjau dari arti kamus bahasa Indonesia terdiri dari dua kata yaitu aliran dan sesat. Kata aliran berasal dari kata dasar alir yang mendapat akhiran -an. Arti kata aliran adalah sesuatu yang mengalir tentang hawa, air, listrik dan sebagainya; sungai kecil, selokan, saluran untuk benda cair yang mengalir seperti pipa air; gerakan maju zat alir fluida, misal gas, uap atau cairan secara berkesinambungan. 3 Arti kata sesat adalah salah jalan, tidak melalui 1 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2010, hal. 9. 2 Ibrahim Mustofa dkk, Al Mu’jam al- Wasith, Turky: Maktabah Al-Islamiyah, cet II, hal.685 3 Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Karya Abdi Tama, Surabaya, 2001, hal. 30. 37 jalan yang benar, salah, keliru, berbuat yang tidak senonoh, menyimpang dari kebenaran. 4 Pengertian aliran sesat apabila dikaitkan dengan arti katanya dapat dimaknakan sebagai suatu gerakan yang berkesinambungan terus menerus yang menyimpang dari kebenaran. Penyimpangan kebenaran dalam hal ini dikaitkan dengan ajaran agama yang diakui di Indonesia. Yang dimaksud “Aliran” adalah sekelompok manusia yang berhimpun dalam satu ikatan atau organisasi, lembaga, jamaah, pagguyuban atau ikatan dibawah seorang pemimpin. Pada umumnya aliran atau sekte dipimpin oleh seorang Amir atau Imam yang diyakini mempunyai otoritas mutlak. Ada pula sebagian aliran yang menjadikan atau meyakini Amir atau Imamnya mempunyai otoritas kenabian bahkan ketuhanan. Diantara mereka ada yang membuat ajaran dan syari’at sendiri yang bertentangan dengan syariat Islam lalu mengatas namakan dirinya Islam. 5 Sedangkan kata paham, lebih berkonotasi pada suatu alur pemikiran yang menganut prinsip tertentu, tidak teroganisir, dan tidak memiliki pemimpin pusat, meskipun ia memiliki tokoh sentral yang menjadi figure paham tersebut. Biasanya pengikut suatu paham tertentu, adalah orang-orang yang kritis, senang 4 Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, hal 435. 5 Sufyan Raji Abdullah, Mengenal Aliran Aliran Dalam Islam dan CIri-Ciri Ajarannya, Jakarta; Pustaka al Riyald , hal.1 38 berfikir, terbuka dan menyambut baik adanya dialog-dialog. Walaupun tidak selalu demikian. 6 Membuat aliran, sekte, atau jemaat yang ajarannya menyimpang dari ajaran agama islam adalah haram hukumnya, murtad bagi pelakunya dan pengikutnya, tidak diterima amal ibadahnya dan disiksa diakhirat. Sekte adalah gerakan idiologi yang mempunyai sasaran yang eksplisit dan diikrarkan, mempertahankan, dan bahkan menyebarkan idiologi terset. 7 Sekte ini di tandai dengan: a menganut faham memisahkan diri dari masyarakat dan menarik diri dari atau menyimpang dari dunia dan lembaga serta nilai-nilainya. b bersifat eksklusif baik dalam sikap maupun dalam struktur sosial. c menekankan masalah pengalaman konversi sebelum keanggotaan. d keanggotaan secara suka rela. e semangat regenerasi. f terakhir, memiliki sikap kekerasan estetika, sering dalam bentuk sifat menjauh bertapa. Maka Sekte yang berkembang dalam Islam dapat diberi pengertian sebagai, suatu kelompok masyarakat keagamaan Islam yang bersifat eksklusif memsahkan diri dari masyarakat luas dan menyinpang dari lembaga keagamaan, ortodok serta nilai-nilainya. 8 Allah memerintahkan kepada hambanya agar mengikuti ajara-Nya dan tidak membuat ajaran sendiri. Firman Allah : θϑÁGãρ ≅7t2 è‹ϑ_ ωρ θ ? ∩⊇⊃⊂∪ 6 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat Di Indonesia, hal. 9. 7 Sa’dullah Assa’idi,Hadis-Hadis Sekte,Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 1996 cet.1, h.60 8 Sa’dullah Assa’idi,Hadis-Hadis Sekte, h.61 39 Arinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”, QS. Al-Imran 3: 103 Yang dimaksud firqah dhalalah adalah orang, golongan, jamaah, oranisasi, paguyuban, kelompok atau aliran yang tidak mengikuti syariat Islam atau ajaran Al-Qur’an dan Sunnah secara penuh yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Dalam arti hanya mengaku Islam sebagai ajarannya, Al-Qur’an dan sunnah sebagai kedok landasan Hukum, sedangkan ajaran yang dijalankan menyimpang dan bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah serta Ijma’ ulama. Syariat yang mereka ikuti adalah buatan Amir atau Imam mereka secara “akal- akalan”. Selain itu mereka menambah, mengurangi, memalsukan bahkan merubah ajaran Islam dengan berkedok Islam, atau dengan kata lain firqah dhalalah adalah golongan yang keluar dari ajaran Ahlus Sunah Wa al-jama’ah dan Ijma ulama serta tidak mau mengikuti jalan Salafus Shalih. Selain itu juga, aliran atau kelompok sesat didefinisikan MUI, sebagai paham atau pemikiran yang dianut dan diamalkan oleh sebuah kelompok yang bertentangan dengan akidah dan syariat Islam serta menyimpang dari dalil-dalil syar’i. Jadi kesesatan adalah kekeliruan pemahaman yang terkait dengan perkara aqidah atau syariah, tapi diyakini kebenarannya yang konsekuensinya adalah kekufuran. 40

B. Macam-Macam Aliran Sesat Di Indonesia