55 mendapat pertimbangan dari Menteri Agama, MenteriJaksa Agung dan
Menteri Dalam Negeri.
Pasal 3 Apabila, setelah dilakukan tindakan oleh Menteri Agama bersama-sama
MenteriJaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri atau oleh Presiden Republik Indonesia menurut ketentuan dalam pasal 2 terhadap orang, Organisasi atau
aliran kepercayaan, mereka masih terus melanggar ketentuan dalam pasal 1, maka orang, penganut, anggota danatau anggota Pengurus Organisasi yang
bersangkutan dari aliran itu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun.
Pasal 4 Pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 56a Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa
dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:
a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalah-gunaan atau
penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia; b.
dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yang bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
2. Fatwa MUI
Selain pemeerintah yang mengatur masalah aliran sesat, MUI pun juga ikut mengatur masalah aliran sesat ini MUI mengatur masalah ini dengan cara
mengeluarkan fatwa-fatwa kepada aliran-aliran atau organisasi-organisasi yang menyesatkan. Seperti fatwa MUI tentang malaikat jibril mendampingi
56 manusia kasus Lia Amnuddin, Fatwa MUI tentang aliran yang menolak
sunnahhadits Rasul.
3. Beberapa Surat Keputusan dan Surat Edaran.
Selain Undang-Undang pemerintah juga mengikat mengenai aliran sesat dengan mengeluarkan kebijakan melalui surat keputusan. Seperti Surat
Keputusan Bersama. Surat Keputusan Bersama sifatnya koordinatif antar lembaga yang menandatanganinya. Kekuatan mengikatnya pun terbatas hanya
untuk kalangan internal instansi terkait, tidak mengikat pihak luar.
19
Contoh Surat Keputusan Bersama 3 menteri yaitu Menteri Agama, Menteri Dalam
Negeri dan Jaksa Agung yang berlaku pada tanggal 9 Juni 2008 adalah SKB yang ditujukan kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia JAI.
Lalu juga ada Surat Edaran, seperti Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Departemen Agama sekarang Kementrian Agama. Yaitu Surat Edaran
Dirjen Binmas Islam Dan Urusan Haji Nomor DBA.01309984 tanggal 20 september 1984 yang ditujukan kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
19
http:hukumonline.commempersoalkan-skb-pelarangan-aliran- sesat20080505diakses
tanggal 6 Mei 2010
57
BAB IV PUTUSAN HAKIM PERADILAN AGAMA TENTANG ALIRAN SESAT
SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN
A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Jakarta Timur
1. Sejarah Lahirnya Peradilan Agama Jakarta Timur
1
Sebagai kelanjutan dari sikap pemerintah Hindia Belanda terhadap peradilan agama, pada tahun 1828 dengan ketetapan Komisaris Jenderal
tanggal 12 Maret 1828 nomor 17 khusus untuk Jakarta Betawi di tiap-tiap distrik dibentuk satu majelis distrik yang terdiri dari :
a. Komandan Distrik sebagai Ketua.
b. Para penghulu masjid dan Kepala Wilayah sebagai anggota.
Majelis ada perbedaan semangat dan arti terhadap Pasal 13 Staatsblad 1820 Nomor 22, maka melalui resolusi tanggal 1 Desember 1835 pemerintah
di masa itu mengeluarkan penjelasan Pasal 13 Staatsblad Nomor 22 tahun 1820 sebagai berikut :
“Apabila terjadi sengketa antara orang-orang Jawa satu sama lain mengenai soal-soal perkawinan, pembagian harta dan sengketa-sengketa
sejenis yang harus diputus menurut hukum Islam, maka para “pendeta” memberi keputusan, tetapi gugatan untuk mendapat pembiayaan yang timbul
dari keputusan dari para “pendeta” itu harus diajukan kepada pengadilan- pengadilan biasa”.
1
Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Timur tanggal 20 November 2009, h. 1-3.