untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
2.3.1 Tujuan Audit Manajemen
Audit manajemen sangat berperan bagi perusahaan dalam menilai aktivitas dari sudut pandang efisiensi, efektivitas dan kehematan. Dalam melaksanakan
fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian agar lebih memusatkan perhatiannya pada pencapaian tujuan-tujuan perusahaan yang
meliputi sasaran strategi, auditor manajemen dapat mengembangkan teknik-teknik pemeriksaan yang semakin baik dan juga dapat memberikan pertimbangan bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Menurut AICPA yang dikutip oleh Amin Widjaja 2000:275 dalam
bukunya menyatakan sebagai berikut: “Tujuan pelaksanaan audit manajemen adalah untuk memeriksa dan menilai operasi perusahaan serta prosedur
pelaksanaannya, juga menyangkut pemberian informasi kepada manajemen tentang masalah-masalah operasi yang diperlukan untuk melakukan koreksi dalam
peningkatan, penghematan dan produktivitas.” Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan audit manajemen tidak hanya
ingin mendorong dilakukannya tindakan korektif tetapi juga menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan atau kelemahan di masa yang akan datang
dan menghasilkan perbaikan bagi pengelolaan operasi perusahaan yang telah direncanakan dan ditetapkan dengan cara memberikan rekomendasi sebagai hasil
pemeriksaan.
2.3.2 Pelaksanaan Audit Manajemen
Audit manajemen dapat dilakukan oleh akuntan publik, konsultan manajemen, atau internal auditor. Internal auditor berada pada posisi yang unik
untuk melakukan audit manajemen secara bergantianidentik. Keuntungan menggunakan internal auditor adalah mereka mempunyai pengetahuan yang baik
tentang perusahaan dan usahanya dibandingkan dengan pihak ekstern perusahaan, dan ini penting untuk dapat melekukan management audit yang efektif.
2.3.3 Tahapan dalam pelaksanaan Audit manajemen
Menurut Arens et all 2008;503 audit manajemen atau audit operasional dibagi kedalam tahapan-tahapan pelaksanaan yang secara umum dibagi sebagai
berikut : 1.
Perencanaan Planing the Audit
2. Pengumpulan dan Evaluasi Bahan Bukti Evidence Accumulation and
Evalutation
3.
Pelaporan dan Tindak Lanjut Reporting and Follow –up
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan dalam audit manajemen serupa dengan audit atas laporan keuangan. Auditor harus menentukan ruang lingkup penugasan dan
menyampaikan hal itu ke unit organisasi. Perlu untuk menentukan staf penugasan yang tepat, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unit
organisasi, memahami pengendalian intern, serta memutuskan bahan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan. Perbedaan utama antara perencanaan
audit manajemen dengan audit laporan keuangan adalah sangat banyaknya
keragaman dalam audit manajemen. Oleh karena itu keragamannya sering sulit memutuskan tujuan-tujuan khusus pada audit operasional. Tujuannya
akan didasarkan pada kriteria yang disusun untuk penugasan. Hal ini akan tergantung pada situasi yang ada.
Perbedaan lainnya dalam audit manajemen penentuan staf sering lebih rumit daripada dalam audit keuangan. Hal ini karena luasnya penugasan.
Tidak hanya bidangnya yang beraneka ragam, tujuan-tujuan di dalam tiap bidang mungkin memerlukan keterampilan khusus.
Audit manajemen sangat penting menggunakan lebih banyak waktu dengan pihak yang berkepentingan untuk evaluasi. Adalah perlu bahwa pihak yang
di audit, auditor dan sponsor penugasan, sepakat secara jelas dan lengkap mengenai tujuan dan kriteria yang terlibat. Kesepatakan ini akan
mempermudah penyelesaian audit manajemen yang efektif dan efisien. b.
Tahap Pengumpulan Bukti dan Evaluasi Bahan Bukti Pengendalian intern dan prosedur operasi merupakan bagian yang kritis
dalam audit manajemen, maka, dokumentasi, permintaan informasi ke klien, dan pengamatan, sering digunakan secara ekstensif. Konfirmasi dan
ketepatan perhitungan kurang ekstensif digunakan pada sebagian besar audit manajemen dibandingkan audit keuangan.
c. Tahap Pelaporan dan Tindak Lanjut
Tahap ini mengakhiri seluruh kegiatan audit. Suatu kegiatan audit tidak dapat dikatakan berhasil apabila tidak diakhiri dengan penyusunan laporan
yang bermanfaat bagi manajuemen punck untuk mengambil keputusan
dalam upayanya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Tiap laporan harus dirancang sesuai dengan permasalahan dan temuan pemeriksaan.
Laporan harus disajikan secara jelas, singkat dan wajar dan dapat dimengerti oleh pembaca laporan. Selain itu laporan juga harus memuat
rekomendasi yang sangat diperlukan untuk melakukan tindakan perbaikan corrective action.
2.4 Audit Manajemen pada Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia