Penelitian Terdahulu Pengertian Economic Value Added EVA

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian kandau 2007, yang berjudul “Analisis Penerapan Economic Value Added EVA Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk”, menyebutkan bahwa nilai EVA yang dihasilkan oleh perusahaan positif dan mengalami peningkatan setiap tahunnya, peningkatan nilai EVA yang diperoleh disebabkan NOPAT perusahaan yang juga terus meningkat dan sebaliknya cost of capital menurun. Hasil penelitian Kholila 2006, yang berjudul “Analisis Economic Value Added EVA Sebagai Tolak Ukur Penciptaan Nilai Perusahaan Pada PT.Bridgestone Sumatra Rubber Dolok Merangir Serbelawan”, menyatakan bahwa nilai EVA yang dihasilkan oleh perusahaan bernilai negative pada tahun 2000-2005 hanya pada tahun 2003 saja nilai EVA positif, peningkatan laba akuntansi tidak diikuti dengan perolehan laba ekonomi yang baik.

2.2. Pengertian Economic Value Added EVA

Gagasan mengenai EVA telah lama ada. Pada tahun 1920-an, Alfred Stern melaksanakan sisitem seperti EVA mengurangi biaya modal dari laba yang diperoleh untuk divisi operasi general motors. Perusahaan Jepang Matsushita menciptakan sistem serupa pada tahun 1950-an. Pada zaman itu, orang menamainya dengan pendapatan residual residual income atau laba ekonomis economic profit. Istilah EVA belum tercipta Young O Byrne,2001:94, Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 16 konsep EVA pertama kali diperkenalkan oleh Geoege bennet stewart, salah seorang managing partner dari sebuah perusahaan konsultan manajemen terkemuka yaitu Stern Stewart Company yang berkantor pusat di New York, dalam bukunya yang berjudul “The Quest For Value” pada tahun 1980. Perusahaan pertama yang sukses menerapkan EVA adalah The Coca Cola Company pada tahun 1990, yang merupakan klien Stern Stewart Co. berkat penerapan EVA, perusahaan tersebut dapat meningkatkan efisiensi operasi, sehingga harga sahamnya membumbung tinggi dari US 3 menjadi US 42 atau naik sebesar 14 kali lipat. Tahun 1995 perusahaan SPX juga menerapkan EVA dan hasilnya cukup mengagumkan. Perusahaan yang sebelumnya mengalami kinerja buruk selama bertahun-tahun dengan laba rendah dan harga saham lesu, berubah menjadi pencipta nilai yang tinggi. Tahun 1996 perusahaan tersebut berhasil mencetak EVA sebesar US 27 juta, kemudian pada tahun 1998 EVA meningkat menjadi US 60 dan tahun 1999 naik lagi menjadi US 130. Perusahaan ini berhasil memperbaiki kinerjanya dengan menerapkan konsep EVA, dengan melakukan serangkaian tindakan yang seluruhnya memiliki satu tujuan yaitu menciptakan nilai pemegang saham. Economic Value Added EVA banyak diterapkan oleh perusahaan di AS, beberapa diantaranya yaitu CSX, Briggs Stratton, ATT, dan Quaker Qats Nasser,2003:25. Di Indonesia konsep EVA ini juga sudah diterapkan oleh beberapa perusahaan umtuk menilai kinerja manajemennya. Perusahaan yang pertama kali menerapkan EVA di Indonesia adalah PT. United Tractors,Tbk pada tahun 1996. Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 Defenisi EVA menurut Brigham Houstan 2006:68, EVA adalah nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal termasuk modal ekuitas dikurangkan. Hal ini senada dengan pendapat Endri 2005:157 yang mendefenisikan EVA sebagai sisa laba residual income setelah semua penyedia kapital diberi kompensasi yang sesuai dengan tingkat pengembalian yang dibutuhkan atau setelah semua biaya kapital yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dibebankan. Menurut Warsono 2003:48, EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah dengan biaya modalnya. Jadi, EVA suatu estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu. Dalam menghitung EVA ada tiga variabel yang penting yaitu NOPAT Net Operating Profit After Tax atau laba setelah pajak, Coc Cost Of Capital atau biaya modal dan EVA atau nilai tambah ekonomis itu sandiri. Perbedaan konsep ini dengan alat ukur lain berbasis akuntansi adalah pada EVA, laba telah dikurangkan dengan biaya modal. Sementara laba akuntansi hanya mengurangkan pendapatan dengan biaya operasional sehingga dengan metode EVA diperoleh laba ekonomis yaitu laba yang sebenarnya dari sebuah perusahaan setelah semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba dikurangkan. Defenisi laba ekonomis menurut Young O Byrne 2001:95 adalah laba yang diperoleh dari suatu tindakan ekonomis bertentangan dengan perspektif akuntansi yang mensyaratkan sebuah perusahaan dapat menutup tidak hanya biaya operasi tetapi jugta seluruh biaya modal. Biaya modal ini meliputi tidak hanya elemen-elemen yang jelas, seperti pembayaran bunga kepada bankir dan pemegang obligasi, tetapi juga kesempatan biaya modal yang diinvestasikan Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 oleh pemegang saham perusahaan. Dengan demikian, perusahaan yang berlaba secara akuntansi belum tentu memiliki nilai EVA yang positif. Dengan menerapkan konsep EVA, dapat dilihat berapa nilai tambah yang bisa dihasilkan oleh perusahaan setelah semua komponen biaya dikurangkan. Saat perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah berarti kinerja keuangan perusahaan tersebut bagus. Menurut Nasser 2003:28 ada 3 strategi menaikkan nilai economic value added EVA yaitu : 1. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan profitable growth. Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian yang tinggi. 2. Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi operating efficiency. Dalam hal ini meningkatkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal. 3. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan rationalize and exit unrewording business. Ini berarti menaik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktivitas yang menghasilkan return yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil. Semua strategi tersebut menuntut kepedulian dan kebijaksanaan manajemen dalam memilih investasi yang menguntungkan yaitu investasi dengan return yang optimum dan risiko yang minimum. Dengan demikian manajemen mampu menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009

2.3. Tujuan dan Manfaat Konsep Economic Value Added EVA