Economic Value Added EVA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Variabel Penelitian

4.1.1. Economic Value Added EVA

Penulis terlebih dahulu menghitung variabel-variabel yang terdapat pada EVA berdasarkan laporan neraca dan laporan laba rugi PT Dharma Bandar Mandala Cabang Medan periode 2001-2005. sebelum melakukan analisis mengenai hubungan antara EVA dengan menghitung NOPAT, modal operasi dan biaya modal setelah pajak yang masing-masing dihitung mulai dari tahun 2001- 2005. 1. Net Operating Profit After Taxes NOPAT NOPAT = EBIT 1-t Keterangan : NOPAT = Net Operating Profit After Tax EBIT = Earnings Before Interest Tax t = Tax Hasil perhitungan NOPAT yang diperoleh. PT. Dharma Bandar Mandala selama periode 2001-2005 dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut ini : Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 37 Tabel 4.1. Perhitungan NOPAT PT. Dharma Bandar Mandala Periode 2001 – 2005 dalam Rp Komponen NOPAT 2001 2002 2003 2004 2005 EBIT .385.145.752 1.077.965.960 1.185.762.556 1.304.338.811 1.434.772.692 Pajak Perusahaan 30 30 30 30 30 1-Pajak Perusahaan 70 70 70 70 70 NOPAT 269.602.026 754.576.172 830.033.789 913.037.168 1.004.340.884 Sumber : Laporan laba rugi PT. Dharma Bandar Mandala Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 NOPAT adalah variabel penting yang harus dihitung untuk memperoleh nilai EVA perusahaan. Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa NOPAT yang diperoleh PT Dharma Bandar Mandala meningkat setiap tahunnya. Peningkatan NOPAT yang cukup tinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar Rp 754.576.172 dari NOPAT tahun 2001 yaitu sebesar Rp 269.602.026 atau mengalami kenaikan sebesar 13. Kenaikan NOPAT disebabkan terjadinya kenaikan pada Earnings Before interest tax EBIT tahun 2002 menjadi Rp 1.077.965.960 dari tahun 2001dengan EBIT sebesar Rp 385.145.752. Kenaikan NOPAT ini paling utama disebabkan oleh tingkat pajak perusahaan yang besarnya tetap sama baik pada tahun 2001 maupun tahun 2002 yaitu sebesar 30. Pada tahun 2003-2005 NOPAT perusahaan juga mengalami kenaikan, namun kenaikan ini hanya sebesar 2. Kenaikan NOPAT ini juga disebabkan oleh terjadinya kenaikan EBIT dari tahun 2003 sebesar Rp 1.185.762.556 menjadi Rp 1.304.338.811 di tahun 2004 dan kenaikan EBIT Rp 1.304.338.811 menjadi Rp 1.434.772.692 di tahun 2005 dengan tingkat pajak perusahaan yang besarnya 30 dari tahun 2003 hingga tahun 2005. 2. Biaya Modal Setelah Pajak Yang diperlukan Untuk Mendukung Operasi 2.1. Modal Operasi Modal operasi = Modal kerja bersih + Aset tetap bersih Hasil perhitungan modal operasi yang diperoleh PT Dharma Bandar Mandala selama periode 2001-2005 dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut ini : Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 Tabel 4.2 Perhitungan Model Operasi PT. Dharma Bandar Mandala Periode 2001 – 2005 dalam Rp Komponen Modal Operasi 2001 2002 2003 2004 2005 Kas 132.187.707 106.215.053 245.609.418 115.638.642 135.464.466 Piutang Usaha 146.822.496 196.940.350 150.986.486 183.962.624 190.708.454 Uang Muka 213.857.078 192.078.633 205.745.297 38.601.982 39.546.892 Hutang Usaha 58.939.330 83.069.601 .399.896.419 482.695.219 566.656.144 Hutang Pajak 213.169.397 215.093.830 218.096.103 232.621.098 262.556.045 Modal Kerja Operasi 220.758.554 197.070.605 24.348.679 377.113.069 463.492.377 Bersih Aset tetap Bersih 42.146.612 125.907.593 311.821.264 42.518.102 59.277.482 Total Modal Operasi 262.905.166 322.978.198 336.169.443 334.594.967 404.214.895 Sumber : Laporan neraca PT. Dharma Bandar Mandala Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 Modal operasi PT Dharma Bandar Mandala mengalami fluktuasi. Modal operasi tersebut mengalami peninkatan yang dapat dilihat pada tahun 2001-2002 dan tahun 2002-2003 yang disebabkan karena meningkatnya jumlah aset tetap bersih yaitu pada tahun 2002 menjadi Rp 125.907.593 dari tahun 2001 dengan aset tetap sebesar Rp 42.146.612 atau mengalami kenaikan sebesar Rp 83.760.981 sedangkan pada tahun 2003 menjadi Rp 311.821.264 dari tahun 2002 dengan aset tetap sebesar Rp 125.907.593 atau mengalami kenaikan sebesar Rp 185.913.671. Namun, untuk periode 2003-2004 dan 2004-2005 modal operasi ini mengalami penurunan. Penurunan modal operasi disebabkan menurunnya modal kerja operasi bersih tahun 2004 menjadi –Rp 377.113.069 dari tahun 2003 dengan modal kerja operasi bersih sebesar Rp 24.348.679 atau mengalami penurunan sebesar –Rp 352.764.390 sedangkan pada tahun 2005 modal kerja operasi bersih menjadi –Rp 463.492.377 dari tahun 2004 dengan modal kerja operasi bersih sebesar –Rp 377.113.069 atau mengalami penurunan sebesar –Rp 86.379.308. Lebih jauh, penurunan modal operasi juga disebabkan terjadinya penurunan pada aset tetap fixed asset tahun 2004 menjadi Rp 42.518.102 dari tahun 2003 dengan fixed asset sebesar Rp 311.821.264 atau menurun sebesar Rp 269.303.162 sedangkan pada tahun 2005 aset tetap mengalami sedikit peningkatan dari tahun 2004. Namun kenaikan aset tetap tersebut tidak dapat menutupi kekurangan modal kerja operasi bersih dimana perbedaan tersebut sangat riskan sekali. 2.2. Biaya laba ditahan Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 Biaya laba diyahan merupakan sebagian dari laba tahunan yang diinvestasikan kembali dalam usaha selain dibayarkan dalam kas dividen. Tabel 4.3 Biaya Laba Ditahan PT Dharma Bandar Mandala Periode 2001-2005 Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 Suku bunga SBI 16.62 15.22 10.1 7.44 9.03 Sumber : B.I www.bi.go.id Biaya modal laba ditahan pada tabel 4.3 memiliki arti bahwa biaya modal laba ditahan yang dihitung berdasarkan tingkat suku bunga SBI yang paling tinggi adalah pada tahun 2001 yaitu sebesar 16.62 dan yang paling rendah adalah pada tahun 2004 yaitu sebesar 7.44. Secara teoritis perusahaan yang menggunakan laba untuk reinvestasi harus memperoleh keuntungan minimal sebesar tingkat keuntungan jika pemegang saham menginvestasikan dananya ke dalam perusahaan dengan tingkat risiko yang sama artinya semakin besar tingkat risiko yang dihadapi investor maka semakin besar return yang diharapkan sebaliknya semakin kecil tingkat risiko yang dihadapi investor maka semakin kecil return yang diharapkan. 2.3. Biaya Modal Setelah Pajak yang Diperlukan Untuk Mendukung Operasi Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 Tabel 4.4. Perhitungan Biaya Modal PT. Dharma Bandar Mandala Periode 2001 – 2005 dalam Rp Komponen Biaya Modal 2001 2002 2003 2004 2005 Modal Operasi 262.905.166 322.978.198 336.169.943 334.594.967 404.214.895 Biaya Laba Ditahan 16,62 15,22 10,1 7,44 9,03 Jumlah Biaya Modal 43.694.839 49.157.282 33.953.164 24.893.866 36.500.605 Sumber : 1. Laporan neraca PT. Dharma Bandar Mandala Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 Biaya modal setelah pajak yang diperlukan untuk mendukung operasi perusahaan pada tahun 2001 sebesar Rp 43.694.839 dan pada tahun 2002 sebesar Rp 49.157.282. Besarnya biaya modal tahun 2002 disebabkan oleh besarnya modal operasi yaitu Rp 70.073.032 lebih besar dibanding modal operasi tahun 2001. Selain itu, biaya laba ditahan pada tahun 2001 lebih besar dari pada biaya laba ditahan tahun 2002. Pada tahun 2003 biaya modal sebesar Rp 33.953.164 mengalami penurunan dari tahun 2002 sebesar Rp 49.157.282 atau sebesar Rp15.204.118. Hal ini disebabkan oleh modal operasi tahun 2003 lebih besar dari pada tahun 2002 yaitu sebesar Rp 13.191.745 dengan biaya laba ditahan yang juga menurun menjadi 10.1 tahun 2003 dari tahun 2002 dengan biaya laba ditahan sebesar 15.22. Pada tahun 2003-2005 biaya modal juga mengalami penurunan yang disebabkan karena menurunnya modal operasi tahun 2003-2005. Selain itu, penurunan tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SBI yang mengalami penurunan pada tahun 2004 menjadi 7.44 dari tahun 2003 dengan tingkat suku bunga SBI mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2005 menjadi 9.03 dari tahun 2004 sebesar 7.44. 3. Economic Value Added EVA EVA = NOPAT – Biaya modal Keterangan : NOPAT = Net Operating Profit After Tax Biaya modal = keseluruhan biaya modal setelah pajak yang diperlukan untuk mendukung operasi perusahaan. Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 Tabel 4.5. Perhitungan Economic Value Added EVA PT. Dharma Bandar Mandala Periode 2001 – 2005 dalam Rp Komponen NOPAT 2001 2002 2003 2004 2005 NOPAT 269.602.026 754.576.172 830.033.789 913.037.168 1.004.340.884 Modal Operasi 262.905.166 322.978.198 322.978.198 334.594.967 404.214.895 Biaya Laba Ditahan 16,62 15,22 10,1 7,44 9,03 Biaya Modal 43.694.839 49.157.282 33.953.164 24.893.866 36.500.605 EVA 225.907.187 705.418.890 796.080.625 888.143.302 967.840.279 Sumber : 1. Laporan neraca PT. Dharma Bandar Mandala 2. Laporan laba rugi PT. Dharma Bandar Mandala Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009 Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa diperoleh nilai EVA perusahaan selama 5 tahun berturut-turut dan dapat kita lihat selama periode 2001-2005 nilai EVA perusahaan positif dan selalu meningkat. PT Dharma Bandar Mandala selama periode penelitian ini berhasil mencetak nilai EVA yang positif. Hal ini berarti perusahaan telah mampu menutupi semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha memperoleh laba, bahkan perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis yang semakin meningkat setiap tahunnya. Kemampuan menciptakan EVA positif ini mencerminkan kinerja keuangan bagus karena manajemen telah menggunakan modalnya dengan baik. Untuk lebih jelas lagi bagaimana pergerakan dari pada economic value added EVA ini dari tahun ke tahun maka penulis menyajikan pergerakan tersebut dalam bentuk grafik ini : 200000000 400000000 600000000 800000000 1000000000 1200000000 2001 2002 2003 2004 2005 EVA Sumber : Tabel 4.5 Grafik 4.1 : Pergerakan economic value added EVA periode tahun 2001 sd 2005 Berdasarkan laporan keuangan maka pada gambar 4.2 dapat dilihat economic value added EVA mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2001-2005, kenaikan EVA pada PT. Dharma Bandar Mandala Cabang Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik pada perusahaan tersebut. Desi Permatasari Lubis : Hubungan Economic Value Added EVA Dengan Laba Pada PT Dharma..., 2008 USU Repository © 2009

4.1.2. Laba