VCO virgin coconut oil

Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4. Struktur kimia Gliserin 42 Pemanfaatan gliserin sebagai humectant, plastisizer, solvent dan agen tonisity- adjusting Anon, 2003. Gliserin juga digunakan sebagai emulsifier dan pelarut untuk bahan bubuk, lebih baik daripada ethanol karena tidak mudah menguap. 40 Pelarut gliserin jika dicampur dengan bahan dressing CaOH 2 tidak memiliki efek antimikroba. Gliserin sangat baik sebagai pelarut bahan dressing, hal ini terbukti pada penelitian Gomes et al., 2002 gliserin dicampur dengan CaOH 2 menghasilkan zona hambat yang lebih besar daripada pelarut aqueous. Ini disebabkan karena kemampuan disosiasi gliserin terhadap ion Ca + dan OH - lebih lambat daripada pelarut aqueous sehingga dapat bertahan lebih lama di saluran akar. 15

2.4.2 VCO virgin coconut oil

Virgin coconut oil atau yang lebih dikenal dengan sebutan minyak kelapa murni merupakan hasil dari buah kelapa segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, VCO dihasilkan tidak melalui penambahan bahan kimia ataupun proses yang melibatkan panas yang tinggi. Penyebutan nama pada minyak kelapa jenis ini dengan penambahan atribut ”murni” mengindikasikan terdapat beberapa perbedaan pada penampakan, sifat fisik dan prinsip proses pengolahan VCO dengan jenis minyak Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009 kelapa biasa. Warna minyak kelapa murni ini relatif lebih bening dan tidak berwarna. Kadar air dalam minyak kelapa murni yang rendah menyebabkan minyak ini tidak mudah berbau tengik. Kelebihan lainnya ialah kandungan kimiawi yang berbeda dengan minyak kelapa biasa, dimana VCO mengandung asam lemak jenuh yang tinggi ± 90. Asam lemak jenuh ini memiliki potensi kegunaan yang sangat besar baik bagi dunia kesehatan, industri farmasi, kosmetika maupun sebagai pendukung industri pangan. 18 Zat yang dominan pada VCO ialah asam laurat, kandungannya mencapai 50,33, dan kandungan lainnya berupa 14,32 asam kaproat, 10,25 asam kaprat, 12,91 asam miristat dan 4,92 asam palmitat. 43 Kandungan ini dapat berbeda tergantung VCO yang dihasilkan. Gambar 5. VCO Virgin Coconut Oil komersil Laurica, Indonesia Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009 Asam laurat dalam tubuh manusia akan dipecah menjadi monolaurin. 18,19,44-46 Menurut beberapa penelitian, monolaurin terbukti sebagai antibakteri, antivirus, antiprotozoa dan anti jamur 18,19,43-47 VCO menjadi populer karena manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan karena banyaknya kandungan asam lemak rantai menengah Medium Chain Fatty Acid. MCVC yang paling banyak terkandung dalam VCO ialah asam laurat. Sifat MCFC yang mudah diserap sampai ke mitokondria akan meningkatkan metabolisme tubuh. Manfaat lain dari VCO adalah mampu meningkatkan daya tahan terhadap penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan proses metabolisme tubuh sehingga menyebabkan sel-sel tubuh bekerja lebih efisien. 18,45 Mekanisme kerja antibakteri VCO berasal dari asam laurat yang dipecah menjadi monolaurin. Monolaurin ini ditubuh akan berperan aktif menembus dinding sel mikroorganisme sehingga cairan akan disedot keluar dan terjadilah pengerutan sel yang mengakibatkan matinya mikroorganisme. 43-47 Menurut Holland et al., 1994 monolaurin mampu menurunkan pertumbuhan Staphylococcus aureus dan produksi toksin dari syndrom shok toksin-l. Terhadap jamur, monolaurin juga mempengaruhi pertumbuhan Candida albicans Issacs et al., 1991. 47 Proses pengolahan VCO dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya ialah dengan pengolahan VCO konvensional dan aplikasi teknologi membran. Untuk pengolahan VCO konvensional dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : 18 Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009 a. Fermentasi Cara pengolahan VCO dengan metode fermentasi ialah dengan menambahkan mikroba dalam proses pengolahan yang bertujuan untuk membantu penggumpalan protein agar terpisah dengan minyak. b. Sentrifugasi Pengolahan ini awalnya tidak berbeda dengan cara fermentasi, hanya berbeda dalam teknik pengambilan minyaknya. Sentrifugasi memanfaatkan beda berat jenis komponen dalam santan. Dengan melakukan sentrifugasi santan akan membentuk 3 lapisan, dimana lapisan atas berupa minyak merupakan produk hasil yang diinginkan yaitu VCO. Perkembangan teknologi membran menjadi alternatif proses lain dari produksi VCO. VCO yang dihasilkan dengan melibat teknologi membran ini diharapkan dapat mempermudah produksi VCO dengan spesifikasi produksi yang berkualitas sangat tinggi. Pengolahan VCO ini dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan berat molekul. Prosesnya terdiri atas pemisahan daging buah dan tempurung, pemarutan, pemerasan, penyaringan dan pemisahan. Prosedur yang berbeda ialah pada tahap pemisahan dimana terbagi atas 2 dua bagian yaitu : 18 • Ultrafiltrasi, untuk memisahkan protein dari air dan minyak • Reverse osmosi, untuk memisahkan minyak dari air Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEP PENELITIAN

?? Dressing intrakanal Kitosan blangkas Kitosan + VCO Kitosan + Gliserin  Kitosan derajat deasetilasi 斐 dan suasana asam gugus amino NH3 + penyerapan kitosan oleh bakteri 斐 permeabilitas membran sel terganggu dan terjadi kebocoran materi bakteri sel lisis Daya antibakteri +  VCO pelarut oily mengandung as. Laurat Monolaurin menembus dinding sel bakteri cairan sel keluar sel lisis Daya antibacteria +  Kitosan + VCO membentuk campuran dengan daya antibakteri ++ dan dapat mempermudah manipulasi bahan ke dalam saluran akar  Hasil reaksi kitosan C 6 H 11 NO 4 n dan asam laurat CH 3 CH 2 10 COOH membentuk Lar. Kitosan VCO yang merupakan interaksi antara gugus hidroksil kitosan dengan gugus karbonil asam laurat  Kitosan derajat deasetilasi 斐 dan suasana asam gugus amino NH3 + penyerapan kitosan oleh bakteri 斐 permeabilitas membran sel terganggu dan terjadi kebocoran materi bakteri sel lisis Daya antibakteri +  Gliserin pelarut viscous memiliki gugus hydroksil -OH mudah berikatan dengan bahan lain tetapi Daya antibakteri -  Kitosan + gliserin membentuk campuran yang tidak meningkatkan daya antibakteri kitosan, namun dapat mempermudah proses manipulasi bahan ke dalam saluran akar  Hasil reaksi C 6 H 11 NO 4 n dan C 3 H 5 [OH] 3 membentuk Lar. Kitosan Gliserin yang merupakan interaksi antara gugus hidroksil kitosan dengan gugus karbonil gliserin Fusobacterium nucleatum

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Sebagai Perancah Dengan Ekstrak Batang Kemuning Terhadap Fusobacterium Nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar(In Vitro)

3 56 72

Formulasi Krim Extra Virgin Olive Oil (Minyak Zaitun Ekstra Murni) sebagai Anti-Aging

57 297 100

Optimization of the Making of Virgin Coconut Oil (VCO) with the Addition of Baker Yeast (Saccharomyces cerevisiae) and Fermentation Time with VCO Inducement

2 38 86

Optimasi Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Berdasarkan Faktor Temperatur Dan Lama Pemanasan Dengan Metode Permukaan Respon Pada Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri - USU

2 107 111

Efek Antifungal Kitosan Blangkas (Limulus polyphemus) Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Terhadap Candida Albicans Sebagai Alternatif Bahan Dressing Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 63 69

Uji Efek Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Berat Badan Dan Penurunan Kadar Gula Darah (KGD) Tikus Putih Diabetes yang Diinduksi Sterptozotocin (STZ)

3 47 85

Restrukturisasi Lemak Kakao Dengan Minyak Kelapa (Coconut Oil) Dan Dengan Minyak Kemiri (Candle Nut Oil) Melalui Reaksi Interesterifikasi Enzimatis

10 63 162

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas (Lymulus polyphemus) Bermolekul Tinggi Terhadap Fusobacterium nucleatum (Penelitian In Vitro)

1 38 82

Pembuatan dan Evaluasi Secara In Vitro Emulsi Virgin Coconut Oil (VCO) menggunakan Emulgator Tween 80 dan Gom arab

7 63 96

DAYA HAMBAT VIRGIN COCONUT OIL (VCO) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN-VITRO

0 12 1