Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
4.6. Tempat dan waktu penelitian
4.6.1 Tempat penelitian : Laboratorium Tropical Disease Centre,
Universitas Airlangga
4.6.2 Waktu penelitian : 5 lima bulan
4.7 Prosedur pengambilan dan pengumpulan data
4.7.1 Pembuatan media
Sebelum spesimen dibiakkan, dilakukan pembuatan media Mueller Hinton Agar MHA, sebanyak 12 gram dilarutkan ke dalam 240 ml aquadest, lalu
dipanaskan di atas tungku pemanas magnetik sampai mendidih. Media yang telah masak, disterilkan di dalam autoklaf Tomy, Japan selama 15-20 menit dengan
tekanan udara 2 atm suhu 121°C. Lalu dituangkan dalam petri steril, setiap satu petri
Gambar 8. VCO komersil
Laurica, Indonesia Gambar 9.
Gliserin Gambar 7.
Kitosan blangkas Trimurni et al., 2006
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
akan diambil sebanyak 20-25 ml. Setelah memadat, media diinkubasi untuk memeriksa sterilitasnya. Jika dalam 24 jam tidak terdapat pertumbuhan bakteri maka
media dianggap steril dan siap untuk digunakan.
4.7.2 Pembiakan spesimen
Gambar 10. Autoclave Tomy,
Japan
Gambar 12. Inkubator CO
2
Sanyo, Japan Gambar 11. Mikropipet dan tips
Gilson, France
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
Proses pembiakan spesimen diambil dari biakan murni Fusobakterium nucleatum yang dilakukan dalam suasana anaerob pada inkubator CO
2
Sanyo, Japan. Fusobacterium nucleatum yang digunakan ialah spesimen stem-cell
Fusobacterium nucleatum ATCC 25586. Dengan menggunakan ose, biakan murni bakteri tersebut digoreskan zig-zag dan rapat pada media padat Mueller Hinton Agar
MHA yang telah disiapkan pada prosedur sebelumnya. Biakan bakteri diinkubasi dalam suasana anaerob pada suhu 37°C selama 24 jam, setelah itu diamati koloni
bakteri yang tumbuh.
Gambar 13. Kaca pembesar Ootsuka, ENV-CL, Japan
Gambar 14. Tabung gas CO2 Japan
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 15 . Biakan Fusobacterium nucleatum pada petri dish yang telah tumbuh subur, terlihat dibawah mikroskop, pembesaran 100gpi
Pada hasil pengkulturan dilihat apakah telah didapatkan biakan bakteri Fusobacterium nucleatum subur dan murni tanpa terjadi mutasi atau kematian.
Apabila pertumbuhan bakteri tidak subur dan terjadi kontaminasi bakteri lain, prosedur pembiakan dan pengamatan diulang kembali. Setelah hasil didapat, diambil
beberapa koloni bakteri lalu diencerkan dengan larutan isotonis NaCl 0,9 atau Phosphat Buffer Saline hingga didapatkan kekeruhan yang sama dengan standard 0,5
Mac Farland atau sebanding dengan konsentrasi bakteri 1 x 10
8
CFUml.
4.7.3 Persiapan bahan coba