Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
c. Petri 3 = 3
d. Petri 4 = 4
e. Petri 5 = 5
Dirata-ratakan x = n5 Faktor pengenceran = 1 karena bahan coba tidak diencerkan maka nilainya sama
dengan 1 Faktor pengali = 20 karena bahan coba yg diteteskan sebanyak 50µ l
Maka, jumlah bakteri yang tumbuh = jumlah rata-rata koloni x faktor pengencer x faktor pengali
= n5 x 1 x 20 = X CFUml
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
Semua bahan coba dikondisikan dalam suasana anaerob pada inkubator CO
2
dengan suhu 37°C selama 24 jam untuk menentukan perbedaan daya hambat kitosan blangkas dengan pelarut gliserin dan VCO pada konsentrasi yang sama yakni 1;
0,5 dan 0,25 terhadap bakteri Fusobacterium nucleatum. Hal ini ditentukan dengan melihat jumlah pertumbuhan bakteri yang terdapat pada media pertumbuhan
MHA. Dalam proses pencampuran bahan coba kitosan blangkas pada konsentrasi 1; 0,5 dan 0,25 dengan pelarut gliserin dan VCO serta kontrol gliserin 100 dan
VCO 100 menunjukkan kekeruhan yang sulit ditentukan. Ini dikarenakan kondisi bahan coba sebelum pencampuran suspensi bakteri sudah menunjukkan kekeruhan
sehingga sulit dibedakan apakah keadaan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan kuman atau bahan coba. Karena itu, pada ketiga konsentrasi ini dilakukan metode
Drop Plate Miles Misra untuk melihat pertumbuhan bakteri pada media agar.
Gambar 18. Lar. Kitosan Blangkas 0,5
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
a b
Gambar 19. Hasil peletakan tetesan Kitosan Blangkas 1 a dan 0,5 b dengan pelarut Gliserin pada media padat setelah diinkubasi 24 jam terlihat tidak ada pertumbuhan Steril
Gambar 20. Hasil peletakan Kitosan Blangkas 0,25 dengan pelarut Gliserin pada media padat setelah diinkubasi 24 jam terlihat sedikit pertumbuhan bakteri
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 2. Perhitungan jumlah bakteri untuk bahan coba kitosan blangkas dengan pelarut gliserin
Bahan Uji Replikasi
Konsentrasi Bahan Uji 1
1 Konsentrasi
Bahan Uji 2 0,5
Konsentrasi Bahan Uji 3 0,25
Blangkas + gliserin
1 8.10
1
CFUml 2
2,2. 10
2
CFUml 3
1,8. 10
2
CFUml 4
3,6. 10
2
CFUml 5
1,2. 10
2
CFUml X =
1,92. 10
2
± 96 CFUml
= sudah dikali faktor pengencer 20 0 = steril, tidak didapati pertumbuhan kuman
TBUD = Tidak bisa untuk dhitung, karena pertumbuhan bakteri masih subur jumlah koloni 300 ditandai dengan bentuk koloni yang tumpang tindih sehingga sukar untuk dihitung.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop Gambar 19a dan b tidak terlihat adanya pertumbuhan bakteri pada media perbenihan
untuk bahan coba kitosan blangkas pada konsentrasi 1 dan 0,5 dengan pelarut gliserin 100. Sedangkan pada Gambar 20, kitosan blangkas pada konsentrasi yang
lebih kecil yaitu 0,25 terlihat ada beberapa koloni yang tumbuh di atas media perbenihan. Pada perhitungan yang terlampir pada tabel 2 menunjukkan bahwa
jumlah bakteri yang tumbuh pada konsentrasi 1 dan 0,5 adalah 0 nol atau steril sedangkan pada konsentrasi 0,25 ditemukan sedikit pertumbuhan bakteri
F.nucleatum dengan rata-rata 1,92. 10
2
± 96
CFUml. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa daya hambat bahan coba kitosan blangkas 1 dan 0,5 dengan pelarut
gliserin lebih efektif dalam membunuh Fusobacterium nucleatum..
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 21. Hasil penanaman bahan coba kitosan blangkas 1 dengan pelarut VCO pada media MHA setelah diinkubasi 24 jam
a b
Gambar 22. Hasil peletakan Kitosan Blangkas 1 a dan 0,5 b dengan pelarut VCO terlihat pertumbuhan bakteri yang masih subur TBUD
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 23. Hasil peletakan Kitosan Blangkas
0,25
dengan pelarut VCO terlihat pertumbuhan bakteri yang masih subur TBUD
Tabel 3. Perhitungan jumlah bakteri untuk bahan coba kitosan blangkas dengan pelarut VCO virgin cocnut oil
Bahan Uji Replikasi
Konsentrasi Bahan Uji 1
1 Konsentrasi
Bahan Uji 2 0,5
Konsentrasi Bahan Uji 3
0,25 Blangkas + VCO
1 TBUD
TBUD TBUD
2 TBUD
TBUD TBUD
3 TBUD
TBUD TBUD
4 TBUD
TBUD TBUD
5 TBUD
TBUD TBUD
X = TBUD
TBUD TBUD
Tabel 4. Perhitungan jumlah bakteri untuk kontrol gliserin 100 dan VCO 100
Bahan Uji Replikasi Gliserin 100 VCO 100
Kontrol 1
TBUD TBUD
2 TBUD
TBUD 3
TBUD TBUD
4 TBUD
TBUD
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
5 TBUD
TBUD X =
TBUD TBUD
Campuran kitosan blangkas dengan pelarut VCO dari pemeriksaan mikroskopis terlihat pada Gambar 22 a dan b serta Gambar 23. Pada gambar
tersebut menunjukkan bahwa bahan coba kitosan blangkas pada konsentrasi 1; 0,5 dan 0,25 dengan pelarut VCO terlihat adanya pertumbuhan koloni bakteri
yang masih subur sehingga tidak bisa untuk dihitung TBUD. Gambaran tersebut diperkuat oleh hasil perhitungan pada tabel 3. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga
konsentrasi bahan coba tersebut tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri F.nucleatum. Begitu juga dengan kontrol gliserin 100 dan VCO 100 yang
terlampir pada tabel 4, menunjukkan pertumbuhan bakteri F.nucleatum yang masih subur dan tidak bisa untuk dihitung TBUD.
Data hasil penelitian ini tidak dilakukan uji beda bahan coba secara statistik karena hasil perhitungan koloni bakteri terdapat nilai 0 nol dan TBUD tidak bisa
untuk dihitung. Artinya, nilai 0 nol menunjukkan tidak terdapat pertumbuhan bakteri pada media perbenihan atau semua bakteri yang berkontak dengan bahan coba
100 mengalami kematian sehingga dikatakan bahwa bahan coba memiliki daya hambat terhadap bakteri. Sedangkan TBUD tidak bisa untuk dihitung menunjukkan
pertumbuhan koloni bakteri yang masih subur pada media perbenihan sehingga sulit untuk dihitung. Berdasarkan hasil ini, maka nilai yang diperoleh tidak memenuhi
kriteria dalam pengujian statistik.
Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian
IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009
BAB 6 PEMBAHASAN