Kitosan blangkas Kitosan sebagai antibakterial

Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009 dibawah 400.000 Mv berasal dari hewan laut dengan cangkang atau kulit yang lunak misalnya udang, cumi-cumi dan rajungan. 20

2.3.2 Kitosan blangkas

Kitosan blangkas merupakan kitosan yang diperoleh dari kulit blangkas Limulus Polyphemus. Kitin yang diproses dari kulit blangkas didapat dengan hasil 30,60. Kitosan dihasilkan melalui proses deasetilasi kitin dengan menggunakan larutan alkali NaOH. Proses pembuatan kitosan blangkas dilakukan dengan 2 dua tahap yaitu proses deproteinasi dengan pemberian NaOH 2 M untuk mengurangi protein pada kulit udang dan proses demineralisasi dengan pemberian HCl 2 M sehingga kandungan mineral CaCO 3 hilang dari kulit udang. 13 a b Gambar 3. Limulus polyphemus a dilihat dari atas b dilihat dari bawah 38 Olsen et al 1992 dalam penelitiannya menyatakan bahwa kitosan dengan berat molekul tinggi akan menghasilkan koagulan yang padat dibandingkan dengan kitosan berat molekul rendah. Kitosan bermolekul tinggi juga memiliki sifat yang Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009 mudah berdifusi sehingga mampu menstimulasi regenerasi sel-sel jaringan lunak Muzzarelli et al., 1986 dan pada situasi khusus seperti terbukanya pulpa, bahan ini mampu mengadakan regenerasi jaringan dentin. Keadaan ini dibuktikan oleh Pang et al 2005 dalam penelitiannya yang memperlihatkan bahwa kitosan dapat mengadakan regenerasi jaringan tulang. 13

2.3.3 Kitosan sebagai antibakterial

Studi terbaru mengenai aktifitas antibakterial kitosan menyatakan bahwa kitosan efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Sifat antibakterial kitosan tergantung pada berat molekul dan jenis bakterinya. Menurut Chen et al., 2002 antibakteri kitosan lebih efektif terhadap bakteri gram negatif daripada bakteri gram positif. Begitu juga dengan Chung et al., 2004 yang menyatakan bahwa penyerapan kitosan oleh bakteri gram negatif lebih besar daripada bakteri gram positif. Menurut penelitian tersebut, penyerapan kitosan juga berhubungan dengan lingkungan sekitar yaitu nilai pH dan derajat deasetilisasi. Ini terbukti pada suasana yang lebih asam pH 4 dan derajat deasetilasi yang tinggi 95 kitosan akan bermuatan lebih positif dan lebih mudah mengangkut gugus amino NH 3 + yang akan mempermudah penyerapan bakteri terhadap kitosan dibandingkan dengan suasana pH 5 dan derajat deasetilasi yang rendah 75. 35 Berdasarkan penelitian Banurea dan Trimurni 2008 kitosan blangkas dan kitosan komersil Harry, 2005 yang memiliki berat molekul tinggi, mampu menghambat pertumbuhan bakteri Fusobacterium nucleatum pada konsentrasi 10. 20 Dalam sebuah penelitian untuk melihat aktivitas antimikroba kitosan terhadap bakteri Fania Maulani Rahmy : Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas Lymulus polyphemus Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO Virgin Coconut Oil Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 Penelitian IN-VITRO, 2009. USU Repository © 2009 E.coli, Tsai dan Su 1999 menggunakan kitosan yang diambil dari kulit udang dan menemukan bahwa temperatur yang tinggi serta pH asam pada makanan dapat meningkatkan aktivitas antibakteri kitosan. Mereka menerangkan bahwa mekanisme antibakteri kitosan ini melibatkan ikatan silang antara polikation dari kitosan dan anion yang terdapat pada permukaan bakteri yang mengalami perubahan permeabilitas. 36 Berdasarkan penelitian Cheng dan Li 2000 kekuatan kitin, kitosan atau pada keseluruhan kulit udang tidak efektif dalam beberapa test tapi larutan kitosan dalam asam asetat mampu menghambat bakteri dan jamur. Allan dan Hadwiger 1974 menemukan bahwa larutan 1 kitosan dalam 1 asam asetat dapat menghambat pertumbuhan Candida tropicalis. 23

2.3.4 Mekanisme antibakterial kitosan

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Sebagai Perancah Dengan Ekstrak Batang Kemuning Terhadap Fusobacterium Nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar(In Vitro)

3 56 72

Formulasi Krim Extra Virgin Olive Oil (Minyak Zaitun Ekstra Murni) sebagai Anti-Aging

57 297 100

Optimization of the Making of Virgin Coconut Oil (VCO) with the Addition of Baker Yeast (Saccharomyces cerevisiae) and Fermentation Time with VCO Inducement

2 38 86

Optimasi Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Berdasarkan Faktor Temperatur Dan Lama Pemanasan Dengan Metode Permukaan Respon Pada Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri - USU

2 107 111

Efek Antifungal Kitosan Blangkas (Limulus polyphemus) Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Terhadap Candida Albicans Sebagai Alternatif Bahan Dressing Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 63 69

Uji Efek Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Berat Badan Dan Penurunan Kadar Gula Darah (KGD) Tikus Putih Diabetes yang Diinduksi Sterptozotocin (STZ)

3 47 85

Restrukturisasi Lemak Kakao Dengan Minyak Kelapa (Coconut Oil) Dan Dengan Minyak Kemiri (Candle Nut Oil) Melalui Reaksi Interesterifikasi Enzimatis

10 63 162

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas (Lymulus polyphemus) Bermolekul Tinggi Terhadap Fusobacterium nucleatum (Penelitian In Vitro)

1 38 82

Pembuatan dan Evaluasi Secara In Vitro Emulsi Virgin Coconut Oil (VCO) menggunakan Emulgator Tween 80 dan Gom arab

7 63 96

DAYA HAMBAT VIRGIN COCONUT OIL (VCO) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN-VITRO

0 12 1