Hidrologi Klimatologi Ga m ba r a n U m u m

L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 4

d. Hidrologi

Wiayah Kota Dumai dialiri oleh Sungai Dumai yang membentang dari timur ke barat yang merupakan saluaran drainase utama di Kota Dumai. Kota Dumai juga di aliri sungai-sungai lainnya dengan jumlah sebanyak 15 sungai dengan total panjang keseluruhannya sepanjang 222 km, yang bermuara ke Selat Rupat dan Selat Malaka sebagai jalur lalu lintas perdagangan. Hidrologi air tanah di Kota Dumai sebagian besar bersifat kurang baik untuk air minum. Sebagian lagi, tepatnya di wilayah yang tinggi seperti di Kelurahan Bukit Datuk, Kelurahan Bukit Batrem, Bukit Timah dan Kecamatan Bukit Kapur memiliki permeabilitas dan porositas yang tinggi yang menjadi sumber air tanah dangkal di Kota Dumai.

e. Klimatologi

Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut. Musim hujan jatuh pada bulan September hingga bulan Februari dan periode kemarau dimulai pada bulan Maret hingga bulan Agustus dengan iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh sifat iklim laut dengan curah hujan berkisar antara 1.500 mm sampai dengan 2.600 mm selama 75 sampai dengan 130 hari hujan per tahun.Tercatat pada tahun 2011, curah hujan di Kota Dumai sebanyak 2.249 mm dengan hari hujan sebanyak 164 hari. Kondisi ini didukung pula oleh suhu rata-rata 26 O C-32 O C dengan kelembaban antara 82-84 . Tercatat pada tahun 2011, suhu rata-rata Kota Dumai adalah 28,7 o C dengan kelembaban udara rata-rata pada tahun 2011 adalah 78. Laju percepatan angin berkisar antara 6-7 Knot, menjadikan Dumai sebagai kawasan yang paling bersahabat dengan iklim dan cuaca. Dalam lima tahun terakhir, keadaan ini terganggu dengan bencana asap yang cukup merugikan daerah. 2 . Kon d i si D em og r a fi s Jumlah penduduk Kota Dumai berdasarkan data statistik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2014 sebanyak 298.189 jiwa. Jumlah penduduk laki- Gambar I.1 : Perekaman E- KTP L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 5 laki sebanyak 154.858 jiwa dan 143.331 jiwa penduduk perempuan. Berdasarkan kecamatan dengan populasi penduduk terbanyak adalah kecamatan Dumai Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 65.026 jiwa, sedangkan untuk kecamatan dengan populasi penduduk terendah adalah Kecamatan Medang Kampai dengan jumlah penduduk 11.400 jiwa. a. Persentase Penduduk yang Memiliki KK Persentase Penduduk yang memiliki Kartu Keluarga mencerminkan tingkat kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen kependudukan. Pada tahun 2014 penduduk yang memiliki Kartu Keluarga di Kota Dumai adalah 86.213 KK bila dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2013 yaitu 78.075 KK terlihat angka pada tahun 2014 terjadi peningkatan. Hal ini menggambarkan terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat dalam memiliki dokumen kependudukan Kartu Keluarga. Perkembangan persentase Penduduk yang memiliki KK dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat di lihat pada grafik berikut ini : Grafik I.1 Persentase Penduduk yang memiliki KK tahun 2012 – 2014 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2014 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014 b. Persentase Penduduk yang memiliki KTP Persentase Penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk mencerminkan tingkat kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen kependudukan. Pada tahun 2014 penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk di Kota Dumai adalah 182.113 KTP bila dibandingkan dengan pencapaian Tahun 2013 yaitu 156.859 KTP terlihat angka pada tahun 2014 terjadi kenaikan. hal ini menggambarkan terjadinya 50 100 2012 2013 2014 95 95 95 95 95 95 Target Pen cap aian 50 100 2012 2013 2014 95 95 95 95 95 95 Target Pen capaian L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 6 peningkatan kesadaran masyarakat dalam memiliki dokumen kependudukan Kartu Tanda Penduduk. Perkembangan persentase Penduduk yang memiliki KTP dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat di lihat pada grafik berikut ini : Grafik I.2 Persentase Jumlah Penduduk yang memiliki KTP 2012 – 2013 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2013 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014 Pelaksanaan E KTP sampai dengan akhir tahun 2014 yang sudah merekam sebanyak 160.076 sedangkan yg sudah tercetak sebanyak 134.303 atau sebesar 89,68. Realisasi Perekaman data E KTP dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel I.1 Realisasi Perekaman Data Elektronik KTP KTP - el Kota Dumai NO KECAMATAN J U M L A H KET Jumlah Penduduk I ntegrasi Wajib KTP Hasil I ntegrasi Cetak KTP Elektronik Jumlah Perekaman KTP Elektronik Perekaman KTP Elektronik Cetak KTP Elektronik 1 DUMAI BARAT 38.071 25.984 19.179 22.737 87,50 84,35 2 DUMAI TI MUR 61.951 41.578 30.688 33.977 81,72 90,32 3 BUKI T KAPUR 41.294 27.096 14.972 21.845 80,62 68,54 4 SUNGAI SEMBI LAN 30.447 19.653 14.580 17.830 90,72 81,77 5 MEDANG KAMPAI 10.611 7.117 5.277 7.096 99,70 74,37 6 DUMAI KOTA 48.045 33.059 23.591 27580 83,43 85,54 7 DUMAI SELATAN 49.492 34.440 26.016 29.011 84,24 89,68 KOTA DUMAI 279.911 188.927 134.303 160.076 84,73 83,90 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014 80 82 84 86 88 90 92 94 96 2012 2013 2014 85 95 95 85 95 95 Target Pencapaian L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 7 9186 19764 14453 11282 15720 3487 5915 8713 5000 10000 15000 20000 TH 2007 TH 2008 TH 2009 TH 2010 TH 2011 TH 2012 TH 2013 TH 2014 Grafik l.4 Jumlah Penduduk yang Mengurus Akta Kelahiran s.d Tahun 2014 c. Persentase Jumlah Penduduk Pada Data Base Server Persentase jumlah Penduduk yang sudah terdata dan masuk dalam Data Base Server Kependudukan Pada tahun 2013 adalah 300.013 bila dibandingkan dengan Data Base Tahun 2013 yaitu 316.668 terlihat angka pada tahun 2014 terjadi kenaikan, hal ini disebabkan adanya mobilitas penduduk dan kelahiran, realisasi data penduduk dapat di lihat pada grafik berikut ini : Grafik I.3 Jumlah Penduduk pada Data Base Server tahun 2013 – 2014 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Dumai tahun 2013 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014 d. Persentase Penduduk yang telah memiliki akta kelahiran Persentase Penduduk yang memiliki akta kelahiran terlihat bahwa setiap tahunnya dari tahun 2007 jumlah penduduk yang mengurus Akta Kelahiran yang paling banyak adalah pada tahun 2008. Jika dibanding dengan jumlah penduduk di Kota Dumai maka dapat dilihat bahwa belum semua penduduk yang memiliki akta kelahiran. Hal ini dapat di lihat pada grafik berikut ini : Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013 290000 295000 300000 305000 310000 315000 320000 2013 2014 300013 316668 Jumlah Penduduk L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 8 3 . Bi d a n g Keseh a t a n Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk masing-masing sasaran tersebut. Dari tiga sasaran strategis yang telah ditetapkan, Pemerintah Kota Dumai telah berhasil mewujudkan hampir seluruh sasaran tersebut. Rincian capaian kinerja sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut : a. Menurunnya Mortalitas angka kematian Angka Kematian Bayi Angka kematian bayi mencerminkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan terhadap perinatal. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian bayi yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 103 kasus dari 7.875 kelahiran hidup. Dengan demikian angka kematian bayi di Kota Dumai sebesar 13,08 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 dimana angka kematian bayi sebesar 14,70 per 1000 kelahiran hidup, terlihat angka kematian bayi pada tahun 2014 mengalami penurunan. Namun bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2014 yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian bayi di Kota Dumai masih di bawah target yang berarti tingkat pencapaiannya baik. Hal ini menggambarkan kualitas kuantitas pelayanan kesehatan terhadap perinatal masih baik. Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus kematian bayi terbanyak berada di Kecamatan Dumai Selatan yakni sebanyak 24 kasus, disusul dengan Kecamatan Dumai Timur sebanyak 22 kasus, Penyebab kematian bayi didominasi oleh kasus Berat Badan Lahir Rendah BBLR dan Asfiksia. Angka Kematian Balita Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi dan penyakit infeksi. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian balita yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 125 kasus. Dengan demikian angka Gambar I.2 Fasilitas RSUD Kota Dumai L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 9 kematian balita tahun 2014 di Kota Dumai sebesar 15,87 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 dimana angka kematian bayi sebesar 16,90 per 1000 kelahiran hidup, terlihat adanya penurunan angka kematian balita. Namun bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2014 yakni 32 per 1.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian balita ini masih di bawah target yang berarti tingkat pencapaiannya baik. Berdasarkan Kecamatan, jumlah kasus kematian balita terbanyak berada di Kecamatan Dumai Selatan yakni sebanyak 28 kasus, disusul dengan Dumai Timur sebanyak 27 kasus, Penyebab kematian balita masih didominasi oleh kasus Berat Badan Lahir Rendah BBLR dan Asfiksia. Angka Kematian Ibu Melahirkan Angka kematian ibu melahirkan berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kondisi ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian ibu melahirkan yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 9 kasus dari 7.875 kelahiran hidup. Dengan demikian angka kematian ibu melahirkan tahun 2014 di Kota Dumai sebesar 114,29 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013, di mana angka kematian ibu melahirkan sebesar 64,49 per 100.000 kelahiran hidup, maka terlihat ada peningkatan angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2014. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2014 yakni 118 per 100.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian ibu melahirkan ini masih di bawah target yang berarti tingkat pencapaiannya baik. Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus kematian ibu terbanyak berada di Kecamatan Dumai Timur sebanyak 3 kasus, Penyebab kematian ibu adalah perdarahan ante partum dan pre eklmasi berateklamsi masing-masing sebanyak 3 kasus. Perdarahan yang terjadi karena retensio placenta, atonia uteri, inversio uteri. Berdasarkan kelompok umur, kasus kematian ibu terbanyak terjadi pada kelompok umur 20-35 tahun yakni sebanyak 6 kasus 66,66, sedangkan berdasarkan kelompok kematian, kasus kematian terbanyak pada kelompok ibu nifas sebanyak 4 kasus L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 0 Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Pada tahun 2014 angka harapan hidup waktu lahir umur harapan hidup di Kota Dumai sebesar 72,29 tahun. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 yakni sebesar 71,64 tahun, terlihat ada peningkatan angka harapan hidup waktu lahir pada tahun 2014. Meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir secara tidak langsung memberikan gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kematian. b. Menurunnya Morbiditas angka kesakitan Angka Kesakitan Malaria Upaya kegiatan pengendalian vektor melalui penyemprotan rumah IRS dapat dinilai efektif bila dilihat dari dampak terhadap penurunan angka malaria klinis. Pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 833 kasus malaria klinis di Kota Dumai dengan Annual Malaria Incidence AMI sebesar 2,75 per 1.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 di mana Annual Malaria Incidence AMI sebesar 1,80, terlihat adanya peningkatan Annual Malaria Incidence AMI pada tahun 2014. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2014 yakni 2 per 1.000 penduduk maka pencapaian Annual Malaria Incidence AMI ini melebihi target yang berarti terjadi peningkatan kasus. Dari 833 kasus yang ada terdapat 17 kasus penderita malaria positif sehingga di dapatkan Annuali Parasite Incidence API sebesar 0,06 per 1.000 penduduk.Seluruh penderita Malaria 100 telah mendapat pengobatan standar di puskesmas. Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus Malaria terbanyak ditemukan di Kecamatan Sungai Sembilan yakni sebanyak 737 kasus. Hal tersebut disebabkan tingginya mobilitas penduduk melalui transmigrasi, pembukaan lahan perkebunan, pengembangan tambak udang serta penebangan pohon bakau sebagai industri arang bakau. Dengan faktor resiko tersebut maka satu wilayah Kecamatan Sungai Sembilan menjadi daerah high endemis Malaria. Kecamatan Bukit Kapur merupakan kecamatan terbanyak kedua ditemukannya kasus Malaria yakni sebanyak 69 kasus. L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 1 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + Pada tahun 2014 dari total 257 penderita TB Paru BTA + yang ditemukan dan diberikan pengobatan dengan OAT selama 6 bulan, sebanyak 226 orang dinyatakan sembuh hasil pemeriksaan dahaknya menunjukan 2 kali negatif. Dengan demikian pencapaian angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + adalah sebesar 87,94. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 sebesar 93,99, maka terlihat ada penurunan angka kesembuhan penderita TB Paru BTA +. Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai sebesar 87, maka pencapaian angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + tahun 2014 sudah mencapai target. Prevalensi Penderita HIV terhadap Penduduk Beresiko Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah kumulatif kasus HIV yang dijumpai di Kota Dumai sebanyak 289 kasus yang terdiri dari 240 kasus lama dan 49 kasus baru yang ditemukan tahun 2014. Dari 289 kasus HIV yang ditemukan, penderita HIV yang meninggal sebanyak 153 orang. Dengan demikian jumlah beresiko HIV sebanyak 32.719 orang. Sehingga prevalensi penderita HIV terhadap penduduk beresiko pada tahun 2014 adalah sebesar 0,42. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013 dimana prevalensi penderita HIV terhadap penduduk beresiko sebesar 0,11, maka terlihat ada peningkatan angka prevalensi pada tahun 2014. Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2013 sebesar 1, maka pencapaian tersebut masih di bawah target. Melihat potensi Kota Dumai sebagai Kota Jasa dan Industri, daerah yang memiliki pelabuhan internasional dan sebagai pintu gerbang keluar masuknya bagi wisatawan asing maupun pelaut asing, serta mobilisasi penduduk dari dan ke kabupaten kota yang memiliki angka prevalensi HIV AIDS cukup tinggi seperti Kota Batam, Tanjung Balai Karimun, serta Kepulauan Riau, maka tidak tertutup besar kemungkinannya penyakit HIV AIDS akan menjadi permasalahan di Kota Dumai. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue DBD Kota Dumai merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue DBD. Pada tahun 2014 di Kota Dumai ditemukan kasus DBD sebanyak 264 kasus atau IR= 87,17 per 100.000 penduduk dengan kematian sebanyak 1 kasus atau CFR= 0,38. Bila dibandingkan dengan tahun 2013 dimana ditemukan kasus DBD L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 2 sebanyak 173 kasus atau IR= 58,02 per 100.000 penduduk dengan kematian sebanyak 2 kasus atau CFR= 1,16, maka ada peningkatan angka kesakitan demam berdarah dengue. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai yaitu 55 100.000 penduduk, maka angka tersebut melebihi target indikator Kota Dumai yang berarti tingkat penemuan kasus tinggi. Untuk itu diperlukan kerja keras untuk bisa mencapai target angka kesakitan DBD tahun 2015 yakni sebesar 51 per 100.000 penduduk. Masih tingginya angka kesakitan DBD terutama disebabkan oleh faktor perilaku, lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat yang masih mendukung sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk vektor DBD seperti ± 80 penduduk Dumai masih menggunakan bak - bak penampung air hujan PAH dalam memenuhi kebutuhan air bersih, serta tingginya mobilitas penduduk. Di samping itu, dampak dari global warming juga memicu meningkatnya angka kesakitan DBD. Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus DBD terbanyak ditemukan di Kecamatan Dumai Timur yakni sebanyak 85 kasus, disusul dengan Kecamatan Dumai Selatan sebanyak 54 kasus, Untuk Meminimalisir dan mencegah penularan kasus DBD dilakukan dengan 2 dua metode, yaitu melalui fogging massal dengan mesin ULV dan fogging focus. c. Meningkatnya Status Gizi Persentase Balita Dengan Gizi Buruk Status gizi sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung dan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Pengukuran gizi pada balita difokuskan pada tingkat kecukupan gizinya yang diukur melalui berat badan terhadap umur atau berat badan terhadap tinggi badan yang dilakukan di posyandu. Melalui pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan secara terus menerus setiap bulannya di posyandu terutama pada balita BGM Bawah Garis Merah oleh petugas kesehatan, pengadaan PMT Pemberian Makanan Tambahan, pemberian vitamin balita dan penyuluhan gizi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki balita, maka kejadian gizi buruk pada balita dapat diantisipasi. Pada tahun 2011 sampai dengan 2013 tidak ditemukan kasus balita dengan gizi buruk yaitu 2 balita di wilayah kerja puskesmas Bumi Ayu L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 3 dan 1 balita di wilayah kerja Purnama. Dengan demikian persentase balita dengan gizi buruk di Kota Dumai adalah 0,01. Kasus gizi buruk yang dijumpai di kelurahan Bumi Ayu, Ratu Sima dan Kelurahan Bagan Keladi sudah di intervensi dengan memberikan Pemberian Makanan Tambahan PMT pemulihan selama 90 hari dan juga melakukan pengukuran Antroprometri oleh TPG meliputi penimbangan berat badan setiap minggu, pengukuran TB setiap bulannya, pemeriksaan klinis oleh dokter puskesmas dan pemberian konseling kepada ibu atau pengasuhnya. Persentase Balita Dengan Gizi Kurang Kasus balita dengan gizi kurang masih sering ditemukan dan jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya mobilitas warga pendatang dari luar Kota Dumai, dimana warga pendatang ini pada umumnya masih kurang berperilaku hidup bersih dan sehat PHBS dan jarang mau datang ke sarana kesehatan posyandu, poskeskel dan puskesmas untuk memeriksakan kesehatan balitanya. Sampai dengan akhir tahun 2014 kasus balita dengan gizi kurang yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 32 kasus dari 35,478 balita yang ditimbang, sehingga persentase balita dengan gizi kurang di Kota Dumai adalah sebesar 0,09. Bila dibandingkan dengan tahun 2013 dimana persentase balita dengan gizi kurang sebesar 0.31, terlihat ada penurunan persentase balita dengan gizi kurang. Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai Tahun 2014 yakni sebesar 7, maka pencapaian tersebut masih di bawah target. 4 . Bi d a n g Pen d i d i ka n Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Pendidikan dalam hal ini telah meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai program serta kegiatan yang menunjang kualitas serta kuantitas mutu pendidikan, diantaranya dengan memberikan bantuan dana beasiswa serta meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan. Hampir 30 persen dari total APBD Kota Dumai ini dialokasikan untuk menunjang mutu pendidikan. Untuk itu pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentuka keberhasilan pembangunan daerah. Dengan semakin maju Gambar I.3 Walikota Photo Bersama Siswa SD L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 4 mutu pendidikan maka akan dapat membawa berbagai pengaruh positif dalam berbagai sektor. Secara gambaran umum bidang pendidikan, terutama berkaitan pelaksanaannya dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Angka Partisipasi Kasar APK TK RA Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD di Kota Dumai sebenarnya cukup cepat. Tahun 2012 tercatat ada 65 TK RA di Kota Dumai, dan pada tahun 2014 angka itu bertambah menjadi 75 TK RA. Hal inilah yang dipandang sebagai salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan angka partisipasi peserta didik. Di tahun 2014 ini jumlah penduduk usia sekolah 4 - 6 tahun di Kota Dumai menjadi sebanyak 18.591 orang, sementara jumlah peserta didik yang tertampung di lembaga pendidikan pra sekolah berjumlah 14.613 orang. Dengan demikian Angka Partisipasi Kasar pendidikan pra sekolah Kota Dumai tahun 2014 adalah 78,60. Dari data tersebut dapat kita cermati bahwa terdapat penurunan jumlah penduduk usia sekolah 4 - 6 tahun sebanyak 544 orang, sedangkan dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam lembaga pendidikan anak usia dini meningkat sebanyak 8.565 orang. Hal ini tentu menjadi pekerjaan di masa mendatang bagaimana anak usia sekolah 4 - 6 tahun semaksimal mungkin masuk ke dalam lembaga pendidikan mengingat pentingnya pendidikan pada masa usia emas bagi anak - anak. Selain itu saat ini di Kota Dumai telah terdapat 20 buah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, 25 kelompok bermain play groups, 4 buah tempat penitipan anak TPA, dan lebih dari 10 buah tempat pembelajaran Al - Qur’an. Keberadaan lembaga-lembaga ini cukup berkembang pesat dalam waktu 5 lima tahun terakhir. Sebagian peserta didik, meskipun sudah dibatasi perbedaan usianya, tersebar di dalam berbagai lembaga pendidikan pra sekolah ini. Sementara itu sejak tahun 2004 sampai 2014 ini Pemerintah Kota Dumai belum ada menambah unit sekolah baru TK. Jumlah TK Negeri di Kota Dumai saat ini sudah menjadi 4 empat unit yakni TKN Dumai Timur, TK Negeri Medang Kampai, TK Negeri Bukit Kapur 1 dan TK Negeri Bukit Kapur 2. Dalam tahun 2014 Dinas Pendidikan Kota Dumai belum menambah ruang kelas di TK tersebut. Dan jumlah peserta didik yang paling banyak tentu saja ada di L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 5 sekolah swasta. Diharapkan di tahun mendatang, jika belum sanggup membangun unit sekolah baru di beberapa kecamatan lainnya, minimal harus dilaksanakan kegiatan penambahan ruang kelas di TK negeri tersebut. Namun dengan keterbatasan anggaran pendidikan Kota Dumai usaha perluasan akses pendidikan pra sekolah ini khususnya di dalam membangun unit sekolah baru masih mengalami kendala. Oleh karena itu upaya tersebut harus dilakukan dengan mengusahakan dana dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya di tahun - tahun mendatang. Tentu saja dengan gencarnya sosialisasi dan munculnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini seharusnya di setiap kecamatan minimal ada tersedia 1 satu TK Negeri yang berperan sebagai TK Pembina bagi TK swasta lainnya. b. Meningkatnya ketersediaan akses pendidikan dasar yang bermutu Persoalan yang dihadapi saat ini adalah masih terdapatnya disparitas akses dan mutu pendidikan di setiap kecamatan. Jika dilihat dari APK tingkat SD MI dan SMP MTS secara umum memang dapat dikatakan bahwa Kota Dumai telah berhasil dalam menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Aktifitas pendidikan dasar tingkat SD MI di Kota Dumai terkonsentrasi pada Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur, sedangkan untuk tingkat SMP MTS banyak terkonsentrasi di Kecamatan Dumai Barat. Hal ini dikarenakan persebaran sekolah SMP MTS yang lebih banyak berada di Dumai Barat sehingga penduduk usia sekolah dari kecamatan lain bersekolah di Dumai Barat. Oleh karena itu kecamatan lainnya terutama Sungai Sembilan masih membutuhkan perluasan akses pendidikan dasar seperti pembangunan unit sekolah baru dan penambahan ruang kelas. Untuk masa mendatang perluasan akses pendidikan sekaligus penyediaan alat praktik dan sarana peningkatan mutu lainnya difokuskan ke kecamatan yang masih membutuhkan sehingga kepadatan siswa tidak bertumpu pada kecamatan - kecamatan di tengah kota saja. c. Angka Partisipasi Murni APM SD MI SDLB Paket A Pada tahun 2014 jumlah penduduk usia sekolah 7 - 12 tahun di Kota Dumai sebanyak 35.317, sedangkan jumlah peserta didik yang berusia 7 - 12 tahun di L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 6 tingkat pendidikan SD MI SDLB Paket A adalah 34.771 orang. Dengan demikian APM SD MI SDLB Paket A adalah 98,45. Jika dibandingkan dengan target kinerja tahun 2013 yakni Angka Partisipasi Murni APM SD MI SDLB Paket A sebesar 101,14, maka tingkat pencapaian APM tersebut sudah melebilihi target. Pencapaian target tersebut dikarenakan pada tahun 2012 dan 2013 pemerintah semakin gencar melakukan sosialisasi dan pengetatan aturan usia masuk sekolah. Sebagaimana diketahui dari tahun ke tahun usia masuk sekolah pendidikan dasar cenderung semakin cepat. Menurut data tahun 2012 siswa baru yang memasuki sekolah SD di tingkat pertama atau calon siswa yang mendaftar masuk SD atau sederajat lebih hampir 20 belum mencukupi umur 7 tahun. Bahkan masih ada yang belum mencapai umur 6 tahun. Hal ini pada dasarnya diharapkan peserta didik dapat mengikuti pendidikan pada jenjang tertentu sesuai dengan kematangan psikologi perkembangan anak dan sesuai juga dengan lingkungan pendidikan yang diterimanya. Namun di sisi lain dapat dikatakan bahwa jika banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya meskipun secara usia belum cukup, yang seringkali diasumsikan seiring dengan perkembangan tingkat ekonomi sebuah keluarga atau masyarakat. d. Angka Partisipasi Murni APM SMP MTs SMPLB Paket B Pada Pada tahun 2014, berdasarkan data Dinas Kependudukan Kota Dumai, jumlah penduduk usia sekolah 13 - 15 tahun di Kota Dumai sebanyak 16.038, sedangkan jumlah peserta didik yang berusia 13 - 15 tahun di tingkat pendidikan SMP MTs SMPLB Paket B adalah 13.407 orang. Dengan demikian APM SMP MTs SMPLB Paket B adalah 83,60. Jika dibandingkan dengan target kinerja tahun 2013 yakni APM SMP MTs SMPLB Paket B sebesar 80.0, maka tingkat pencapaian APM tersebut adalah 104,50. Dilihat dari pencapaian target yang baru mencapai 83,60 memang dapat dikatatakan bahwa target tahun ini belum berhasil. Namun kalau dilihat dari pencapaian dari tahun - tahun sebelumnya jelas bahwa APM SMP MTs SMPLB Paket B mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 APM SMP MTs SMPLB Paket B sebesar 73,64 dan di tahun 2010 sebesar 73,77. Namun di tahun 2013 ini Dinas Pendidikan Kota Dumai memang menetapkan target yang tinggi dalam hal APM SMP MTs SMPLB Paket B yakni 80,00 atau naik sekitar 6,3 dari tahun L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 7 sebelumnya. Sementara itu pencapaian di tahun ini sebenarnya sudah mencapai hasil yang cukup signifikan yakni 83,60 atau naik dari tahun - t ahun sebelumnya. e. Angka Putus Sekolah APS Pada tahun 2014 ini diketahui data anak putus sekolah di tingkat SD sebanyak 90 orang dari 35.224 peserta didik di tingkat SD MI atau sekitar 0,26. Sedangkan untuk tingkat SMP MTs tidak terdapat anak putus sekolah. Jumlah ini dapat dikatakan belum berhasil dimana Kota Dumai dapat menekan angka putus sekolah di bawah 0,5. Program-program yang selama ini mendukung adalah pembebasan biaya pendidikan khususnya di sekolah negeri untuk tingkat SD dan SMP sederajat. Hal ini dimungkinkan karena selain dana BOS Pusat, Pemerintah Kota Dumai sejak tahun 2007 telah memberikan subsidi operasional sekolah untuk seluruh SD dan SMP negeri. Untuk sekolah swasta masih memungut uang pendidikan di luar dana BOS Pusat. f. Persentase Jumlah Kelas Dalam Kondisi Baik Perbaikan sarana dan pra sarana pendidikan terutama ruang kelas adalah salah satu target Pemerintah Kota Dumai dalam 3 tiga tahun ke depan. Diharapkan di akhir tahun 2015 tidak ada lagi ruang kelas dalam kondisi rusak sedang berat. Oleh karena itu di tahun 2013 dan dilanjutkan tahun 2014 ini seluruh ruang kelas yang sudah dipetakan dalam kondisi rusak telah dianggarkan perbaikannya secara bertahap dan menjadi skala prioritas dalam kebijakan anggaran. Di tahun 2014 telah dianggarkan sekitar Rp. 2,1 miliar untuk memperbaiki ruangan kelas yang rusak. Dana tersebut selain berasal dari APBD Kota Dumai juga salah satunya berasal dari APBD Provinsi Riau melalui Dana Bantuan Pemerintah Provinsi Riau serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastrutur Daerah DPPID yang berasal dari pemerintah pusat dan kemudian dianggarkan di dalam APBD Perubahan Kota Dumai Tahun Anggaran 2014. Jumlah ruangan kelas yang dapat diperbaiki tahun 2014 sebanyak 33 ruang kelas. Kerusakan ruang kelas tersebut sebagian besar terdapat pada lantai dan atap. Meskipun demikian dengan anggaran yang masih terbatas perbaikan tersebut sebagiannya tidak langsung 100 dari bangunan sekolah yang rusak, tetapi bagian L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 8 bangunan yang dianggap sangat mempengaruhi kenyamanan dan kemanan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Pada akhir tahun 2014 jumlah ruang kelas dalam kondisi baik di Kota Dumai untuk tingkat SD sebanyak 918 unit dari 989 unit seluruh ruang kelas yang ada atau sekitar 92,82. Sedangkan untuk tingkat SMP jumlah ruang kelas dalam kondisi baik sebanyak 341 unit dari 360 ruang kelas yang ada atau sekitar 94,72. Diharapkan pada tahun - tahun mendatang angka ini akan semakin ditingkatkan terutama untuk tingkat SMP. Tabel I.2 Jumlah dan kondisi ruang kelas SD dan SMP Tingkat Jumlah Ruang Kelas Ruang Kelas Kondisi Baik SD 989 918 92,82 SMP 360 341 94,72 Jumlah 1.349 1.259 93,32 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai Dari tahun ke tahun jumlah ruangan kelas dalam kondisi rusak mengalami penurunan. Pada tahun 2006 kondisi sarana prasarana ruang kelas kurang mendukung. Di tingkat SD ruang kelas yang layak pakai 70,15 , rusak ringan 21,85, dan rusak berat 8,00. Di tingkat SMP MTs layak pakai 92,26, rusak ringan 3,44 dan rusak berat 4,30. Sebagaimana ditegaskan di atas diharapkan di masa mendatang jumlah ruang kelas dan bangunan sekolah yang rusak berat sudah tidak ada lagi di semua tingkat pendidikan dan jumlah bangunan sekolah yang rusak ringan dapat ditekan sehingga kurang dari 2 . Ruang kelas yang baik dan nyaman adalah salah satu syarat utama untuk mendukung proses belajar mengajar yang kondusif dan berkualitas. g. Hasil Ujian Nasional Tingkat SD MI Tahun Pelajaran 2013 2014 Hasil UN dapat berfungsi sebagai alat evaluasi diri bagi sekolah, Kabupaten Kota, Provinsi dan Pemerintah. Berdasarkan analisis hasil UN maka Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten Kota dan sekolah dapat melakukan program tindak lanjut. Bagi sekolah atau daerah yang nilainya masih rendah dapat melakukan L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 1 9 pelacakan dan diagnostic secara menyeluruh sehingga dapat perbaikan. Persentase tingkat kelulusan ujian nasional tahun 2013 2014 sebagai berikut : Tingkat SD MI Tingkat kelulusan siswa Sekolah Dasar Madrasah di Kota Dumai tahun ini hanya mencapai 99.92 persen, angka tersebut menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 100.00 persen dilihat dari nilai rerata dari 5245 peserta. Hasil diatas menunjukkan bahwa persentase kelulusan tingkat SD MI dikategorikan MEMUASKAN. Tingkat SMP MTS Tingkat kelulusan siswa Sekolah Menengah Pertama Madrasah Tsanawiyah di Kota Dumai tahun ini mencapai 99.94 persen. Angka tersebut meningkat dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 99,85 persen dari 3419 peserta. Hasil diatas menunjukkan bahwa persentase kelulusan tingkat SMP MTS 99.94 dengan tingkat ketidaklulusan 0.06, dapat dikategorikan MEMUASKAN. h. Rasio Siswa Ruang Kelas Rombongan Belajar Selain indikator - indikator sebagaimana yang tertuang di dalam Penetapan Kinerja Pendidikan Dasar Tahun 2014 di atas berikut perlu kami tambahkan kondisi pencapaian akses pendidikan dasar yakni rasio Siswa ruang kelas rombongan belajar. Hal ini dipandang penting karena untuk menjamin perluasan akses dapat diikuti dengan mutu pembelajaran, jumlah siswa per ruang kelasnya harus dibatasi sampai batas efektif seorang pendidik dapat memantau perkembangan setiap peserta didiknya. Untuk tingkat SD sederajat jumlah ruang kelas yang tersedia di Kota Dumai adalah 989 unit dengan jumlah siswa sebanyak 37.883 orang. Dengan demikian rasio siswa per ruang kelas tingkat SD sederajat adalah 1 : 38. i. Angka Partisipasi Kasar APK SMA MA SMK Untuk tingkat sekolah menengah SMA MA SMK APK pada tahun 2013 sebesar 100,80. Sedangkan pada tahun 2014 menjadi 73,45. Dengan demikian ada penurunan sebanyak lebih dari 26 dari tahun sebelumnya. Penurunan ini didukung oleh beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 2 0 diantaranya pembangunan 11 unit ruang kelas yang bersumber dari dana APBD Kota Dumai di SMA dan SMK di Kota Dumai. Selain itu pada tahun 2013 telah dianggarkan dana bantuan pendidikan anak kurang mampu secara ekonomi sebanyak 500 orang yang difokuskan untuk anak- anak kurang mampu di SMA dan SMK swasta. Hal ini dikarenakan bahwa biaya pendidikan lebih berat dirasakan oleh anak-anak yang bersekolah di sekolah swasta. j. Angka Partisipasi Murni APM SMA MA SMK Melihat data APM di atas sebenarnya berkaitan dengan data APK. Hanya saja pada APM kita membandingkan penduduk usia sekolah dengan siswa dengan usia sekolah yang sama. APM lebih rendah dibandingkan APK dikarenakan banyaknya penduduk yang seharusnya belum masuk di tingkat sekolah tertentu namun sudah sekolah, meskipun usianya belum cukup. Atau di sisi lain dapat melihat gejela kelebihan umur peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu. k. Angka Putus Sekolah Pada tahun 2014 ini diketahui data anak putus sekolah di tingkat SMA MA SMK sebanyak 95 orang dari 9.744 peserta didik di tingkat SMA MA SMK atau sekitar 0,97. Jumlah ini dapat dikatakan sudah berhasil dimana Kota Dumai dapat menekan angka putus sekolah. Program - program yang selama ini mendukung adalah sebagiamana disebutkan di atas yakni bantuan pendidikan bagi siswa miskin yang bersumber dari APBD Kota Dumai yang difokuskan kepada sekolah swasta yang tidak mendapatkan bantuan operasional sekolah dari Pemerintah Kota Dumai dan Bantuan Operasional Mutu BOM dari pemerintah pusat. Dengan semakin banyak lulusan sekolah menengah dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi dan dapat mengikuti berbagai pelatihan untuk dapat mengisi lapangan kerja dari berbagai investasi berbagai perusahaan di Kota Dumai atau membuka usaha sendiri yang juga sekaligus membuka lapangan kerja bagi orang lain. L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 2 1 l. Persentase Jumlah Kelas Dalam Kondisi Baik Perbaikan sarana dan pra sarana pendidikan menengah adalah target Pemerintah Kota Dumai dalam 3 tiga tahun ke depan. Diharapkan di akhir tahun 2015 tidak ada lagi ruang kelas dalam kondisi rusak sedang berat. Di tahun 2014 telah dilaksanakan beberapa perbaikan bangunan sekolah yang meliputi perbaikan atap dan lantai sekolah yang rusak. Meskipun jumlahnya belum banyak, namun secara bertahap seluruh ruang belajar akan dalam kondisi baik di akhir tahun 2015 mendatang. Pada akhir tahun 2014 jumlah ruang kelas dalam kondisi baik di Kota Dumai untuk tingkat SMA sebanyak 118 unit dari 171 unit seluruh ruang kelas yang ada atau sekitar 69,01. Sedangkan untuk tingkat SMK jumlah ruang kelas dalam kondisi baik sebanyak 153 unit dari 175 ruang kelas yang ada atau sekitar 87,42 lihat tabel. Di tahun - tahun mendatang angka ini akan semakin ditingkatkan terutama untuk tingkat SMA. Tabel I.3 Jumlah Ruang Kelas SMA - SMK Tingkat Jumlah Ruang Kelas Ruang Kelas Kondisi Baik SMA 171 118 69.01 SMK 175 153 87.42 Jumlah 346 271 78.32 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai Sebagaimana ditegaskan di atas diharapkan di masa mendatang jumlah ruang kelas dan bangunan sekolah yang rusak berat sudah tidak ada lagi di semua tingkat pendidikan dan jumlah bangunan sekolah yang rusak ringan dapat ditekan sehingga kurang dari 2. Ruang kelas yang baik dan nyaman adalah salah satu syarat utama untuk mendukung proses belajar mengajar yang kondusif dan berkualitas. m. Meningkatnya Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Diharapkan dengan adanya dukungan dana Pemerintah Kota Dumai, setiap tahunnya jumlah guru yang mengambil studi S1 semakin bertambah secara L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 2 2 bertahap sampai seluruh tenaga pendidik di Kota Dumai telah mencapai standar kualifikasi pendidikan sebagaimana tuntutan undang - undang. Tentu saja masih banyak tenaga pendidik yang harus membenahi diri. Oleh karena itu untuk mempercepat pemenuhan tuntutan undang-undang, selain terbatasnya anggaran untuk menyekolahkan para guru, Dinas Pendidikan Kota Dumai berkoordinasi dengan Universitas Terbuka dan Universitas Riau sehingga dapat menambah akses bagi para guru dalam mencapai pendidikan setara sarjana. Pada Tabel I. di bawah ini dapat kita lihat persentase kualifikasi pendidik berpendidikan S-1 atau D-4. Tabel I.4 Jumlah Guru Berpendidikan S-1 Jumlah Guru Guru S-1 4.503 3.247 72.11 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai Sebagaimana kita lihat pada Tabel I. di atas bahwa masih sebesar 72,11 tenaga pendidik yang memiliki ijazah setara sarjana. Angka ini sudah lebih baik dibandingkan tahun 2013 baru 65,69 pendidikan yang berkualifikasi S-1 atau D-4. Artinya pada tahun 2014 ini terdapat kenaikan sebanyak lebih dari 6 jumlah keseluruhan pendidik yang memenuhi kualifikasi S-1 atau D-4. Persoalan yang masih cukup serius adalah pada tingkat pendidikan TK dan SD. Sampai tahun 2014 jumlah guru TK yang memiliki ijazah S-1 masih 117 orang dari 561 orang 20.86. Oleh karenanya pada tahun 2015 telah direncanakan sharing program antara Pemerintah Kota Dumai dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk memberikan bantuan pendidikan bagi guru TK untuk melanjutkan pendidikan menjadi S-1 untuk sebanyak 30 orang. Diharapkan hal ini akan menjadi pemicu bagi guru lain untuk melakukan hal yang sama. Dan di tahun-tahun mendatang diharapkan jumlah guru TK yang mendapatkan program ini akan dapat semakin ditingkatkan. Untuk tingkat SD sebagian besar guru masih berpendidikan SPG setara SMA dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD serata D-2. Namun sampai saat ini sudah cukup banyak guru yang melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana dan sedang dalam proses pendidikan. Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang L A K I P P emerintah K ota Dumai T ahun 2014 Ba b I Pen d a h u l u a n I - 2 3 mereka sudah menamatkan pendidikan sehingga persentase guru berpendidikan S- 1 dapat semakin meningkat. Sementara itu pada tingkat pendidikan SMP MTs dan SMA MA SMK jumlah guru berpendidikan S-1 sudah mencapai masing-masing 74,46 dan 85,73. Angka ini walaupun sudah cukup baik namun harus ditingkatkan secara maksimal sehingga di akhir tahun 2015 untuk kedua jenjang pendidikan ini diharapkan jumlah guru berpendidikan S-1 sudah di atas 95 dari keseluruhan jumlah guru. Pada tahun 2006 sebanyak 15 pendidik Kota Dumai telah mendapat sertifikat profesi. Tahun 2007 jumlah guru yang mendapat sertifikat sebanyak 232 orang, 296 orang di tahun 2008, dan di tahun 2009 sebanyak 131 orang. Sampai dengan tahun 2013 2014 ini jumlah tenaga pendidik dan pengawas sekolah yang telah mendapatkan sertifikasi sebanyak 1.426 orang dari 3.942 tenaga pendidik 36,17.

e. Per t u m bu h a n Ekon om i PD RB