L A K I P
P emerintah K ota Dumai T ahun 2014
Ba b I Pen d a h u l u a n
I - 2 9
Dis tribusi Persentas e PDRB Dumai Tahun 2013
28.04 27.09
14.29 12.01
9.06 9.51
Industri Perdagangan
Bangunan Pengangkutan
Jasa-jasa Lainnya
Tabel I.6 Distribusi Persentase PDRB Kota Dumai
Tanpa Migas, Tahun 2009 - 2013
Lapangan Usaha 2009
2010 2011
2012 2013
1 2
3 4
5 6
1. Pertanian 6,38
5,98 5,49
5,20 4,86
2. Pertamb Penggalian
0,46 0,44
0,47 0,51
0,52
3. Industri Pengolahan 24,40
26,21 27,18
27,54 28,04
4. Listrik, Gas, Air Bersih 0,73
0,71 0,68
0,64 0,61
5. Bangunan 16,59
14,56 14,01
14,27 14,29
6. Perdagangan 25,40
26,74 27,29
27,10 27,09
7. Pengangkutan Tele
12,91 12,37
12,02 12,03
12,01
8. Keuangan 2,97
3,20 3,35
3,44 3,51
9. Jasa - jasa 10,16
9,79 9,50
9,27 9,06
PDRB 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
Keterangan : angka perbaikan Angka sementara angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik BPS
Dengan memperhatikan tabel diatas tampak bahwa struktur ekonomi tanpa migas Dumai pada tahun 2013 didominasi oleh empat sektor yaitu sektor industri
pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor bangunan; dan sektor pengangkutan, masing - masing berperan dalam perekonomian sebesar 28,04
persen, 27,09 persen, 14,29 persen dan 12,01 persen. Dengan memperhatikan ini diharapkan kebijakan - kebijakan pemerintah daerah berperan memotivasi agar
sinergi roda perekonomian dari keempat sektor tersebut tetap berkualitas.
Grafik I.6
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS
L A K I P
P emerintah K ota Dumai T ahun 2014
Ba b I Pen d a h u l u a n
I - 3 0
Sementara itu, kontribusi terendah pada tahun 2013 adalah sektor listrik, gas dan air bersih; dan sektor pertambangan dan penggalian yang hanya berperan
sebesar 0,61 persen dan 0,52 persen, atau masih di bawah 1 persen. Diharapkan pada tahun mendatang peranan sektor listrik, gas dan air bersih sebagai utility
sectors yang sangat menunjang aktivitas ekonomi akan meningkat seiring dengan perkembangan sektor - sektor lain yang membutuhkan sektor listrik, gas dan air
bersih. Selain itu, penyediaan listrik dan air bersih dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor untuk melakukan investasi.
PDRB dan Pendapatan Per Kapita PDRB per kapita dan Pendapatan Regional per kapita Dumai mencerminkan
tentang besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor - faktor produksi yang ada di daerah ini setelah dibagi dengan jumlah penduduk. Besar dan kecilnya jumlah
penduduk yang ada di suatu daerah berpengaruh terhadap nilai PDRB per kapita maupun pendapatan regional per kapita. Sehingga PDRB per kapita dan
pendapatan regional per kapita dapat digunakan sebagai barometer bagi tingkat kemakmuran suatu daerah meskipun data tersebut belum sepenuhnya dapat
digunakan langsung dalam pengukuran pemerataan pendapatan. Dari tabel bahwa PDRB per kapita atas dasar harga berlaku selama kurun
waktu 2009 - 2013 mengalami peningkatan yang cukup nyata, yaitu dari 21,44 juta rupiah di tahun 2009 menjadi 40,17 juta rupiah pada tahun 2013.
Tabel I.8 PDRB dan Pendapatan Per Kapita Kota Dumai
Tanpa Migas, 2009 – 2013 Juta Rp
Rincian Berlaku
Konstan
PDRB Per Kapita 2009
21,44 7,80
2010 25,77
8,22
2011 30,07
8,60
2012 34,37
9,04
2013 40,17
9,72
Pendapatan Per Kapita 2009
19,60 7,13
2010 23,56
7,52
2011 27,49
7,86
2012 31,42
8,27
2013 36,73
8,89 Keterangan : angka perbaikan angka sementara
angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik BPS
L A K I P
P emerintah K ota Dumai T ahun 2014
Ba b I Pen d a h u l u a n
I - 3 1
Dari Tabel diatas Pada periode yang sama, secara riil melalui PDRB per
kapita atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan arah yang juga meningkat dari 7,80 juta rupiah tahun 2009 naik menjadi 9,72 juta rupiah di tahun 2013, dan berarti
ada peningkatan daya beli real penduduk Dumai selama periode tersebut. Masih dari Tabel, seiring dengan perkembangan PDRB per kapita maka
pendapatan per kapita Dumai atas dasar harga berlaku selama periode 2009 - 2013 juga mengalami kenaikan dari 19,60 juta rupiah di tahun 2009 menjadi 36,73 juta
rupiah pada tahun 2013. Pada kurun waktu yang sama, secara riil tampaknya pendapatan per kapita memiliki pola yang sama dengan PDRB per kapita yaitu
mengalami kenaikan dari 7,13 juta rupiah di tahun 2009 menjadi 8,89 juta rupiah pada tahun 2013.
Struktur Ekonomi Tiga Sektor Utama Struktur ekonomi suatu wilayah sangat ditentukan oleh besarnya peranan
sektor - sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur ekonomi yang terbentuk berasal dari nlai tambah yang diciptakan oleh masing - masing sektor
di wilayah tersebut.
Tahun Primer
Sekunder Tersier
2009
6,42 41,48
52,10
2010 5,97
41,87 52,16
2011
5,71 42,45
51,85
2012 5,71
42,45 51,85
2013 5,38
42,94 51,68
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS
Untuk dapat melihat distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009 - 2013 akan dikelompokkan menjadi tiga sektor utama yakni sektor
primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Sektor primer mencakup sektor pertanian sektor 1, dan pertambangan dan penggalian sektor 2. Sementara sektor
sekunder meliputi sektor industri sektor 3, sektor listrik, gas dan air bersih sektor
Tabel I.7 Struktur Ekonomi Dumai Tanpa Migas
menurut Sektor Primer, Sekunder dan Tersier, 2009 – 2013
L A K I P
P emerintah K ota Dumai T ahun 2014
Ba b I Pen d a h u l u a n
I - 3 2
4, dan sektor bangunan sektor 5. Selanjutnya sektor tersier meliputi sektor perdagangan sektor 6, sektor angkutan sektor 7, sektor keuangan sektor 8, dan
sektor jasa - jasa sektor 9. Dalam kurun waktu 2009 - 2013, sektor tersier menjadi motor penggerak
utama roda perekonomian Kota Dumai. Sektor tersier berperan sebesar 51,68 persen. Berikutnya diikuti oleh sektor sekunder 42,94 persen dan sektor primer 5,38
persen selama tahun 2013 seperti terlihat pada tabel di atas. 2. PDRB dengan Migas
Penyajian publikasi pendapatan regional Dumai belum lengkap bila hanya menampilkan perkebangan ekonomi tanpa migas saja. Kota Dumai merupakan
salaha satu kabupaten kota penghasil migas industri pengilangan minyak bumi. Unsur migas pada PDRB Dumai sangat berpotensi dalam perekonomian, untuk itu
penyajiannya sangat dibutuhkan guna melengkapi ketersedian informasi tentang kondisi seluruh potensi ekonomi yang ada di wilayah ini.
Perkembangan PDRB dengan Migas Perkembangan PDRB Dumai dengan migas selama kurun waktu 2009 - 2013
baik atas dasar berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 memperlihatkan kegiatan ekonomi yang cukup baik. Jumlah nillai PDRB atas dasar harga berlaku
dari tahun ke tahun terus meningkat. Secara berturut - turut dari tahun 2009-2013 tercatat sebesar 10.917,09 milyar rupiah, 13.644,23 milyar rupiah, 16,134,91 milyar
rupiah, 18.430,50 milyar rupiah dan terakhir sebanyak 20.772,51 milyar rupiah. Sedangkan besaran PDRB atas dasar harga konstan dari tahun ke tahun mulai
2009 hingga 2013 yaitu berturut-turut sebesar 3.569,44 milyar rupiah, 3.715,93 milyar rupiah, 3.902,30 milyar rupiah, 4.112,67 milyar rupiah dan 4.329,50 milyar
rupiah. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Dengan adanya Kilang Minyak Putri Tujuh yang berfungsi mengolah minyak mentah memberikan andil dalam pembentukan PDRB Kota Dumai dengan migas.
Pada Tabel terlihat pertumbuhan ekonomi Dumai dalam tahun 2012 tumbuh sebesar 5,39 persen dan tahun 2013 tercatat tumbuh sebesar 5,27 persen.
L A K I P
P emerintah K ota Dumai T ahun 2014
Ba b I Pen d a h u l u a n
I - 3 3
Menghubungkan pada pembahasan sebelumnya, secara umum tingkat laju pertumbuhan ekonomi Dumai dengan migas senantiasa pada posisi lebih rendah
bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Dumai tanpa migas. Tabel I.8
Laju Pertumbuhan Ekonomi Dumai Dengan Migas, 2009 - 2013
Lapangan Usaha 2009
2010 2011
2012 2013
1. Pertanian
3,97 3,57
2,83 2,94
2,74
2. Pertambangan
Penggalian
9,59 8,88
21,79 18,05
10,41
3. Industri Pengolahan
2,61 0,61
1,17 1,58
1,09
4. Listrik, Gas, Air Bersih
2,13 3,68
6,86 6,93
6,91
5. Bangunan
8,62 8,42
7,67 9,01
8,57
6. Perdagangan
9,53 9,58
9,01 8,76
8,9
7. Pengangkutan
Telekomunikasi
8,35 8,82
9,12 8,90
9,21
8. Keuangan
6,30 8,29
9,92 9,89
9,37
9. Jasa - jasa
9,08 9,35
8,80 8,75
8,66 PDRB
2,74 4,10
5,02 5,39
5,27
Keterangan : angka perbaikan angka sementara angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik BPS
Kontribusi Sektoral Dengan memasukkan unsure migas ke dalam perekonomian Dumai akan
terlihat dominasi sektor industry pengolahan karena sektor ini mampu memberikan kontribusi paling besar pada tahun 2013 yang mencapai angka 61,85 persen. Angka
sebesar itu paling utama disumbangkan oleh subsektor industri migas yang tercatat sebesar 46,99 persen.
Apabila hanya memperhatikan satu sektor ini, hampir setengah perekonomian Dumai dikuasai olehnya, sehingga sangat diharapkan sektor ini dapat
menjadi lokomotif pembangunan ekonomi di Dumai, peran serta Pemko Dumai melalui berbagai kebijakan selayaknya turut berpartisipasi kondusif. Namun
demikian, diperlukan juga antisipasi untuk menggali sumber daya ekonomi lain yang dapat dikembangkan di masa mendatang karena bagaimanapun juga migas
merupakan unrenewable resources yang berarti tidak dapat selamanya dapat diandalkan.
L A K I P
P emerintah K ota Dumai T ahun 2014
Ba b I Pen d a h u l u a n
I - 3 4
Tabel I.9 Distribusi Persentase PDRB Dumai
Dengan Migas, 2009 - 2013
Lapangan Usaha 2009
2010 2011
2012 2013
1. Pertanian
3,09 2,86
2,69 2,65
2,58
2. Pertambangan Penggalian
0,22 0,21
0,23 0,26
0,28
3. Industri Pengolahan
63,45 64,63
64,31 63,10
61,85
4. Listrik, Gas, Air Bersih
0,35 0,34
0,33 0,33
0,32
5. Bangunan
8,02 6,98
6,87 7,26
7,58
6. Perdagangan
12,28 12,82
13,37 13,80
14,36
7. Pengangkutan
Telekomunikasi
6,24 5,93
5,89 6,13
6,37
8. Keuangan
1,43 1,53
1,64 1,75
1,86
9. Jasa - jasa
4,91 4,69
4,66 4,72
4,80 PDRB
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00
Keterangan : angka perbaikan angka sementara angka sangat sementar Sumber : Badan Pusat Statistik BPS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa selama periode 2009 - 2013 kontribusi PDRB didominasi oleh sektor industri pengolahan, pada tahun 2013 mencapai 61,85
persen. Sektor berikutnya adalah sektor perdagangan dan sektor bangunan, masing - masing berkontribusi sebesar 14,36 persen dan 7,58 persen. Sementara sektor
pengangkutan dan telekomunikasi cukup besar juga dalam menyumbangkan pembentukan PDRB Dumai dengan migas yakni mencapai 6,37 persen.
Mulai dari Tabel diatas sektor dengan peranan paling rendah selama periode
2009 - 2013 adalah sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air bersih. Kedua sektor ini berperan dalam pembentukan PDRB Dumai dengan
migas hanya di bawah 1 satu persen. Melihat peranan sektor ini yang sangat rendah, baik pada struktur ekonomi tanpa migas maupun dengan migas maka
diharapkan meluncur kebijakan yang dapat mendorong kemajuan sektor ini, mengingat keberadaannya dalam perekonomian menjadi salah satu faktor penting
ketika para investor ingin mempertimbangkan investasinya di Dumai. Sektor angkutan dan komunikasi memberikan sumbangan sebesar 6,37
persen terhadap pembentukan PDRB Dumai dengan migas. Sektor ini sangat berperan penting untuk mendistribusikan barang dan jasa dari suatu tempat daerah
ke tempat tujuan daerah lain dengan aman dan efektif, dan juga sebagai sarana
L A K I P
P emerintah K ota Dumai T ahun 2014
Ba b I Pen d a h u l u a n
I - 3 5
berkomunikasi antar pelaku ekonomi agar aktivitas ekonomi bergerak lancer dan efisien.
PDRB dan Pendapatan Per Kapita Pada tahun 2009, PDRB dengan migas atas dasar harga berlaku per kapita
Dumai mencapai 44,34 juta rupiah, kemudian senantiasa meningkat hingga mencapai 79,79 juta rupiah di tahun 2013. Sementara secara riil, PDRB dengan
migas per kapita Dumai di tahun 2009 tercatat sebesar 14,50 juta rupiah dan setiap tahunnya meningkat hingga pada tahun 2013 tercatat menjadi sebesar 15,80 juta
rupiah. Ini menunjukkan bahwa dampak kenaikan harga inflasi harian masih mampu diatasi oleh masyarakat karena daya beli PDRB per kapita Dumai dengan
migas secara reall terus meningkat. Seiring dengan PDRB per kapita, pola pendapatan per kapita juga
mengalami hal yang sama, yakni harga berlaku menunjukkan araha yang meningkat, dari 40,54 juta rupiah di tahun 2009 menjadi 69,28 juta rupiah pada
tahun 2013. Sedangkan dari sisi pendapatan per kapita secara riil memiliki persamaan pola dengan kondisi PDRB per kapita riil, tercatat 13,25 juta rupiah
selama tahun 2009 dan terus meningkat hingga mencapai 14,44 juta rupiah selama tahun 2013.
Tabel I.10 PDRB dan Pendapatan Per Kapita Dumai
Dengan Migas, 2009 - 2013 Juta Rp
Rincian Berlaku
Konstan 1. PDRB Per Kapita
2009 44,34
14,50 2010
53,76 14,64
2011 61,36
14,84 2012
67,49 15,15
2013 79,79
15,80
2. Pendapatan Per Kapita
2009 40,54
13,25 2010
49,15 13,38
2011 56,09
13,57 2012
61,70 13,85
2013 69,28
14,44
Keterangan : angka perbaikan angka sementara angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik BPS
L A K I P
P emerintah K ota Dumai T ahun 2014
Ba b I Pen d a h u l u a n
I - 3 6
Sum ber : Dinas Perindust rian d an Perd agang an Ko t a Du m ai, 20 14
328 330
332 332
270 272
274 376
427 431
442 467
100 200
300 400
500
2011 2012
2013 2014
U n
it U
sa h
a
IKAH ILM E
IKAK
f. Per kem ba n g a n I n vest a si