1988. Barus 1996 juga menyatakan bahwa akibat meningkatnya laju respirasi akan menyebabkan konsumsi oksigen meningkat, sementara di sisi lain dengan
naiknya suhu akan menyebabkan kelarutan oksigen dalam air menjadi berkurang.
2.5.2 Penetrasi Cahaya
Penentuan penetrasi cahaya secara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Penetrasi cahaya matahari
ke dalam perairan akan mempengaruhi produktivitas primer. Kedalaman penetrasi cahaya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: tingkat kekeruhan, sudut
datang cahaya matahari, dan intensitas cahaya matahari. Bagi organisme perairan, intensitas cahaya yang masuk berfungsi sebagai alat orientasi yang akan
mendukung kehidupan organisme pada habitatnya Effendi, 2003.
2.5.3 Kecepatan Arus
Arus merupakan faktor pembatas utama pada aliran yang deras, tetapi dasar yang berbatu dapat menyediakan permukaan yang cocok untuk organisme menempel
dan melekat. Di dasar air tenang yang lunak dan terus menerus berubah umumnya membatasi organisme bentik yang lebih kecil sampai ke bentuk penggali, tetapi
apabila kedalaman lebih besar lagi, dimana gerakan air lebih lambat lagi, lebih sesuai untuk plankton, nekton dan neuston Odum, 1994.
Menurut Ward 1992, distribusi organisme di dalam air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus air, karena kecepatan arus air akan terus
memodifikasi habitat sungai. Sastrawijaya 1991 membagi kecepatan aurs menjadi beberapa kriteria dan menunjukkan bahwa kecepatan arus dapat
mempengaruhi sifat dasar sungai.
2.5.4 Substrat Dasar
Tipe substrat dasar ikut menentukan jumlah dan jenis hewan bentos di suatu perairan Susanto, 2000. Macam dari substrat sangat penting dalam
perkembangan komunitas hewan bentos. Pasir cenderung memudahkan untuk bergeser dan bergerak ke tempat lain. Substrat berupa lumpur biasanya
mengandung sedikit oksigen dan karena itu organisme yang hidup di dalamnya harus dapat beradaptasi pada keadaan ini Ramli, 1989.
Substrat dasar perairan secara langsung dan tidak langsung dapat dipengaruhi oleh kecepatan arus, selanjutnya keadaan substrat dasar merupakan
faktor yang sangat menentukan pola distribusi atau penyebaran serangga dalam suatu perairan Hawkes, 1979. Nybakken 1988 menjelaskan bahwa substrat
dasar merupakan salah satu faktor ekologis utama yang mempengaruhi struktur komunitas makrobentos. Penyebaran makrobentos dapat dengan jelas berkorelasi
dengan tipe substrat. Makrozoobentos yang mempunyai sifat penggali pemakan deposit cenderung melimpah pada sedimen lumpur dan sedimen lunak yang
merupakan daerah yang mengandung bahan organik yang tinggi.
2.5.5 Derajat Keasaman pH
Menurut Wardhana 1994, air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Air limbah dan bahan buangan
dari berbagai kegiatan manusia yang dibuang ke suatu badan perairan akan mengubah pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di
dalamnya. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5 Effendi, 2003.
2.5.6 Dissolved Oxygen DO
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan di dalam air. Menurut APHA 1989, oksigen terlarut di dalam air dapat
berasal dari hasil fotosintesis organisme laut atau tumbuhan air serta difusi dari udara. Konsentrasi O
2
terlarut di dalam air dapat dipengaruhi oleh koloidal yang melayang di dalam air maupun oleh jumlah larutan limbah yang terlarut di dalam
air. Oksigen yang terlarut dalam air akan mencapai kejenuhan tergantung pada
suhu air, semakin tinggi suhu air maka semakin berkurang tingkat kejenuhan oksigen terlarut di dalamnya. Kisaran kelarutan oksigen di dalam air biasanya
mencapai 7-14 ppm Sugiharto, 1987.
2.5.7 Biochemical Oxygen Demand BOD