Diagnosis Demam Berdarah Dengue .1 Pengertian

oleh mudah pecahnya kapiler dan trombositopeni sehingga menimbulkan petekia dan perdarahan kulit yang ringan sampai perdarahan gastrointestinal 10 Tanda- tanda terjadinya ancaman syok, berupa nyeri perut, muntah, dan penderita gelisah. Penderita juga mengalami efusi pleura, hepatomegali dan kegagalan sistem sirkulasi. Terjadinya peningkatan kadar alanine aminotransferase dan aspartat aminotransferase menunjukkan terjadinya kerusakan hati. 10,22

2.1.7 Diagnosis

Demam Berdarah Dengue DBD menunjukkan gejala-gejala klinis sebagai berikut: 10,13 1. Demam akut, bifasik, berlangsung 2-7 hari. 2. Manifestasi Perdarahan lebih berat dibanding demam dengue : a. Uji tourniquet positif b. Petekia c. Ekimosis d. Purpura e. Perdarahan mukosa, tempat suntikan f. Perdarahan gastrointestinal hematemesis, melena 3. Trombositopeni 100.000pl 4. Terjadi perembesan plasma sedikitnya salah satu: a. Hematokrit meningkat 20 b. Hematokrit menurun 20 sesudah pemberian cairan yang adekuat c. Tanda perembesan plasma: efusi peura, asites dan hipoproteinemia Demam berdarah dengue diklasifikasikan berdasarkan beratnya penyakit menjadi 4 derajat, dimana derajat III dan IV dikelompokkan pada dengue shock syndrome DSS. Hanya trombositopenia dan hemokonsentrasi membedakan DBD derajat I dan II dari demam dengue. 19 Universitas Sumatera Utara Derajat I: Demam dengan gejala tidak jelas, manifestasi perdarahan hanya dalam bentuk tourniquet positif dan atau mudah memar. Derajat II: Manifestasi derajat I ditambah perdarahan spontan, biasanya berupa pedarahan kulit atau perdarahan pada jaringan lainnya. Derajat III: Kegagalan sirkulasi berupa nadi tekanan sempit dan lemah, atau hipotensi, dengan gejala kulit dingin dan lembab dan penderita gelisah. Derajat IV: Terjadi gejala awal syok berupa tekanan darah rendah dan nadi tidak dapat diukur. 19 Tabel 2.1. Klasifikasi Berdasarkan Grade Dengue WHO,2011 Kriteria minimum demam berdarah dengue menurut WHO:  Demam, Universitas Sumatera Utara  Manifestasi perdarahan hemokonsentrasi, trombositopeni, test tourniquet positif,  Kegagalan sirkulasi tanda-tanda peningkatan permeabilitas vaskuler: hipoproteinemia, efusi cairan  Hepatomegali Pada pemeriksaan laboratorium demam berdarah ditemukan: 22  Trombositopeni kurang dari 100.000 per mm 3 antara hari ke-3 dan ke-8 dari penyakit, sering terjadi sebelum atau bersama waktunya dengan perubahan hematokrit.  Hemokonsentrasi dengan hematokrit yang meningkat lebih dari 20 menunjukkan adanya perembesan plasma karena meningkatnya permeabilitas vaskuler. 13  Leukopeni dengan limfositosis relative terjadi pada akhir fase demam, sebelum terjadinya kemunduran kondisi penderita atau sebelum terjadinya syok.  Albuminuri kadang-kadang ditemukan  Tinja Berdarah sering ditemukan  Partial thromboplastin time dan protrombin time memanjang pada 13-12 penderita DBD.  Thrombin time memanjang pada penyakit DBD yang berat  Fungsi Trombosit tidak sempurna  Komplemen C3 serum berkurang  Hipoproteinemi  Hiponatremi  Aminotransferase Aspartat serum meningkat  Asidosis Metabolik sering dijumpai pada syok yang berkepanjangan  Nitrogen urea darah BUN meningkat pada stadium terminal syok  Efusi pleura pada pemeriksaan sinar-X dada. Luasnya efusi pleura menunjukkan beratnya penyakut. Efusi pleura bilateral sering ditemukan syok. 13 Universitas Sumatera Utara

2.1.8 Diagnosis Banding