orang 46,8. Tingkat pengetahuan yang kurang terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 27 orang 50,9 dan perempuan dengan jumlah 26 orang
49,1. Pada hasil yang didapat melalui sekolah siswa laki laki-laki lebih berprestasi daripada siswa perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian Atras
Mafazi yang memperlihatkan memperlihatkan bahwa responden dengan pengetahuan baik yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 responden
72,7 dan laki-laki sebanyak 3 responden 27,32. Kemudian responden dengan pengetahuan cukup yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 37
responden 52,1 dan lakilaki sebanyak 34 responden 47,9. Terakhir responden dengan pengetahuan kurang yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 29 responden 52,7 dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 47,3.
32
5.2.9 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Kelas
Pada penelitian didapatkan tingkat pengetahuan yang baik berdasarkan tingkat kelas terbanyak adalah kelas 3 SMP dengan jumlah 16 orang 40,
diikuti dengan 2 SMP dengan jumlah 13 orang 32,5, 1 SMP dengan jumlah 11 orang 27,5. Tingkat pengetahuan yang cukup berdasarkan jenis kelamin
terbanyak adalah kelas 1 SMP dengan jumlah 47 orang 37,3 diikuti dengan kelas 3 SMP dengan jumlah 31 orang 32,5 dan 2 SMP dengan jumlah 38
orang 30,2. Tingkat pengetahuan yang kurang berdasarkan tingkat kelas terbanyak adalah kelas 3 SMP dengan jumlah 24 orang 45,3, diikuti dengan 2
SMP dengan jumlah 19 orang 35,8 dan kelas 1 SMP dengan jumlah 10 orang 18,9. Hal ini sejalan dengan penelitian Sudarmanar di SMPN1 Bulusu, Toraja
terlihat bahwa responden di tingkat kelas yang paling tinggi mempunyai tingkat pengetahuan paling baik. Sebanyak 23 siswa 41,1 kelas 3 SMP memiliki
tingkat pengetahuan baik dan sebanyak 21 siswa 37,5 siswa kelas 2 SMP memiliki tingkat pengetahuan baik.
31
Universitas Sumatera Utara
5.2.10 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber
Informasi DBD
Berdasarkan hasil penelitiaan didapatkan hasil mengenai tingkat pengetahuan responden yang baik berdasarkan sumber informasi DBD yang
terbanyak adalah melalui media informasi dengan jumlah 19 orang 47,5. Kemudian diikuti dengan keluarga dengan jumlah 10 orang 25, petugas
kesehatan 7 orang 17,5. Pada tingkat pengetahuan responden yang cukup berdasarkan sumber informasi DBD yang terbanyak adalah melalui media
informasi dengan jumlah 47 orang 37,3. Kemudian diikuti dengan keluarga dengan jumlah 39 orang 31, petugas kesehatan dengan jumlah 21 orang
16,7. Pada tingkat pengetahuan responden yang kurang berdasarkan sumber informasi DBD yang terbanyak adalah melalui keluarga dengan jumlah 23 orang
43,4. Kemudian diikuti dengan media informasi dengan jumlah 15 orang 28,3, tetangga dengan jumlah 4 orang 7,5. Hal ini sejalan dengan
penelitian Atras Mafazi memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan, responden dengan pengetahuan baik mendapat sumber informasi tentang DBD
melalui media elektronik sebanyak 5 responden 45,5 , petugas kesehatan sebanyak 2 responden 18,2, gurumateri sekolah sebanyak 2 responden 18,2,
dan keluarga sebanyak 2 responden 18,2. Sedangkan media cetak, kegiatan setempat dan tetangga sebanyak 0 responden 0. Kemudian responden dengan
pengetahuan cukup mendapat sumber informasi tentang DBD melalui petugas kesehatan sebanyak 30 responden 42,3 , keluarga sebanyak 15 responden
21,1, media elektronik sebanyak 14 responden 19,7, gurumateri sekolah sebanyak 9 reponden 12,7, media cetak sebanyak 3 responden 4,2.
Sedangkan kegiatan setempat dan tetangga sebanyak 0 responden 0. Terakhir responden dengan pengetahuan kurang mendapat sumber informasi tentang DBD
melalui petugas kesehatan sebanyak 26 responden 47,3 , keluarga sebanyak 10 responden 18,2, media elektronik sebanyak 6 responden 16,4, media cetak
sebanyak 4 responden 7,3 , gurumateri sekolah sebanyak 4 reponden 7,3 . Sedangkan kegiatan setempat sebanyak 1 responden 1,8 dan tetangga
sebanyak 1 responden 1,8.
3
Universitas Sumatera Utara
5.2.11 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Riwayat Menderita DBD