Gangguan berat fungsi organ kerusakan hati, gangguan ginjal, kardiomiopati, ensefalopati atau ensefalitis.
Berdasarkan rekomendasi WHO 2011, prinsip umum terapi dengue ialah sebagai berikut:
1. Pemberian cairan kristaloid isotonic selama periode kritis, kecuali pada
bayi usia 6 bulan yang disarankan menggunakan NaCl 0,45. 2.
Penggunaan cairan koloid hiperonkotik, misalnya dekstran 40, dapat dipertimbangkan pada pasien dengan kebocoran plasma yang berat, dan
tidak ada perbaikan yang adekuat setelah pemberian kristaloid. 3.
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan rumatan maintenance ditambah 5 untuk dehidrasi. Jumlah tersebut hanya untuk
menjaga agar volume intravascular dan sirkulasi tetap adekuat. 4.
Durasi pemberian terapi cairan intravena tidak boleh melebihi 24-48 jam pada kasus syok. Pada kasus tanpa syok, durasi terapi tidak lebih dari 60-
72 jam. 5.
Pada pasien obesitas, perhitungan volume cairan sebaiknya menggunakan berat badan ideal.
6. Pemberian cairan selalu disesuaikan dengan kondisi klinis.
7. Pemberian transfuse trombosit tidak direkomendasikan pada anak.
2.1.10 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita demam berdarah dengue, yaitu komplikasi susunan saraf pusat, ensefalopati, infeksi akibat alat yang digunakan
untuk pengobatan, overhidrasi yang nantinya menyababkan gagal pernapasan dan gagal jantung, gagal hati, gagal ginjal.
10
Universitas Sumatera Utara
2.1.11 Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa pengendalian, berikut:
10,26
1. Pengendalian Vektor
Dapat dilakukan dengan menghambat terjadinya kontak antara nyamuk dewasa dan manusia. Pengendalian ini ditujukan terhadap
larva nyamuk di tempat berkembang biaknya dan nyamuk dewasa yang berada di dalam dan sekitar rumah serta tempat-tempat
terjadinya kontak antara manusia dan vektor, misalnya di sekolah, di rumah sakit, dan tempat kerja. Aedes aegypti berkembang biak
di berbagai jenis wadah container yang berisi air jernih yang terdapat di dalam rumah, misalnya bak mandi, gentong
penyimpanan air di dapur, tondon air, dan vas bunga. Di luar rumah juga dapat menjadi perkembang biakannya seperti benda-
benda yang terisi air hujan, misalnya ban bekas, gelas plastik, dan kotak plastik bekas, dan barang-barang bekas bangunan yang
dibuang berserakan. Umumnya, nyamuk Aedes aegypti menyukai darah manusia yang digigitnya pada waktu siang hari baik di dalam
rumah maupun di luar rumah. Untuk mengendalikan vektor, WHO menganjurkan untuk
melaksanakan IVM Integrated Vector Management yaitu, membuang semua wadah yang dapat menjadi tempat hidup larva
nyamuk, mengeringkan secara teratur dan membersihkan wadah yang menjadi sarang-sarang nyamuk sehingga telur, larva dan
pupas kepompong nyamuk dapat terbuang, menggunakan insektisida yang sesuai atau memberantas larva secara biologis dan
memberantas nyamuk dewasa menggunakan insektisida, atau menggunakan berbagai cara metode pemberantasan secara
terpadu.Jika memungkinkan untuk memperpendek umur nyamuk betina menggunakan insektisida untuk mengurangi frekuensi
penularan virus dengue.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengendalian Kimia Aedes
Larvasida untuk pemberantasan larva. Larvasida dapat digunakan untuk membersihkan wadah-wadah yang sulit dibersihkan.
Larvasida harus dipilih yang berefek jangka panjang, dan aman digunakan untuk air minum, misalnya pyriproxyfen yang
merupakan insect growth regulator IGR yang direkomendasikan oleh WHO.
Pemberantasan nyamuk dapat digunakan Imagosida adulticide. Pemberantasan ini untuk menurunkan kepadatan nyamuk,
memperpendek umur nyamuk dan menurunkan parameter penularan lainnya. Imagosida dapat diberikan dalam bentuk
penggunaan sebagai endapan permukaan residual surface treatment atau penyemprotan nyamuk yang terbuang space
treatment. Untuk menghindari gigitan nyamuk vektor dengue, terutama pada
waktu terjadi epidemik penyakit dengue, dapat melakukan perlindungan diri dan keluarga dengan menggunakan repelen yang
dioleskan ke kulit yang terbuka atau disemprotkan pada pakaian. Pemakaian kelambu berinsektisida dapat melindungi orang yang
biasa tidur siang. Penggunaa insektisida aerosol di dalam rumah, obat nyamuk bakar, memasang kasa nyamuk pada jendela dan
pintu serta penggunaan AC juga dapat mengurangi gigitan nyamuk. 3.
Pengendalian terpadu, yaitu melakukan penyuluhan yang terkait dengan pemberantasan nyamuk dengue, dan pencegahan penyakit
demam berdarah dengue. Penanganan lingkungan juga dilakukan agar tidak terjadi perkembang biakan
nyamuk dan menghidari kontaknya ke manusia. Penanganan yang dilakukan seperti, pemusnahan habitat agar tidak dijadikan sarang nyamuk, memperbaiki
sanitasi yang buruk dan sistem pembuangan sampah yang baik. Menggunakan limbah padat untuk didaur ulang kembali.
10
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pengetahuan