2.1.8 Diagnosis Banding
Pada hari-hari pertama diagnosis DBD sulit dibedakan dari morbili dan
idiopathic thrombocytopenic purpura ITP yang disertai demam. Pada hari ke 3-4 demam, kemungkinan diagnosis DBD akan lebih besar apabila gejala klinis lain
seperti manifestasi perdarahan dan pembesaran hati menjadi nyata Kadang- kadang sulit dalam membedakan renjatan pada DBD dengan renjatan karena
sepsis.
11
Chikungunya juga menjadi diagnosis banding dari demam berdarah dengue.
10
2.1.9 Tatalaksana
Pengobatan DBD dengan terapi suportif ditujukan untuk mengatasi syok akibat hemokonsentrasi dan perdarahan. Pengawasan intensif atas tanda vital
dilakukan pada masa krisis, yaitu antara hari ke-2 sampai hari ke-7 dari demam. Untuk rehidrasi penderita harus minum banyak cairan dan jika tidak dapat minum
diberikan cairan intravena dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi dan mengoreksi gangguan keseimbangan elektrolit.
10
Transfusi darah atau trombosit diberikan jika angka trombosit kurang dari 20.000 atau jika terjadi pendarahan
berat. Jika terjadi melena, yang menunjukkan adanya perdarahan gastrointestinal, diberikan transfuse trombosit dan atau sel darah merah.
25
Terapi oksigen diberikan untuk meningkatkan oksigen darah yang rendah. Perawatan suportif diberikan di
ruang ICUintensive care unit.
13
Aspirin dan obat anti radang non steroid tidak boleh diberikan, dapat dengan parasetamol atau asetaminofen.
22
Pengobatan penderita sebagai kasus darurat diberikan jika pada fase kritis penderita menunjukkan:
10,12
Terjadi perembesan plasma yang berat yang menjurus terjadinya shock dan atau penimbunan cairan yang menyebabkan gangguan pernapasan
respiratory distress.
Adanya perdarahan hebat.
Universitas Sumatera Utara
Gangguan berat fungsi organ kerusakan hati, gangguan ginjal, kardiomiopati, ensefalopati atau ensefalitis.
Berdasarkan rekomendasi WHO 2011, prinsip umum terapi dengue ialah sebagai berikut:
1. Pemberian cairan kristaloid isotonic selama periode kritis, kecuali pada
bayi usia 6 bulan yang disarankan menggunakan NaCl 0,45. 2.
Penggunaan cairan koloid hiperonkotik, misalnya dekstran 40, dapat dipertimbangkan pada pasien dengan kebocoran plasma yang berat, dan
tidak ada perbaikan yang adekuat setelah pemberian kristaloid. 3.
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan rumatan maintenance ditambah 5 untuk dehidrasi. Jumlah tersebut hanya untuk
menjaga agar volume intravascular dan sirkulasi tetap adekuat. 4.
Durasi pemberian terapi cairan intravena tidak boleh melebihi 24-48 jam pada kasus syok. Pada kasus tanpa syok, durasi terapi tidak lebih dari 60-
72 jam. 5.
Pada pasien obesitas, perhitungan volume cairan sebaiknya menggunakan berat badan ideal.
6. Pemberian cairan selalu disesuaikan dengan kondisi klinis.
7. Pemberian transfuse trombosit tidak direkomendasikan pada anak.
2.1.10 Komplikasi