Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jaminan

57 BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jaminan

Kesehatan JKN di Puskesmas Desa Binjai Salah satu indikator untuk menilai bagaimana pemanfaatan puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan oleh masyarakat adalah dari banyak atau tidaknya jumlah kunjungan ke puskesmas tersebut.Rendahnya kunjungan masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa masyarakat kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas. Menurut Notoatmodjo komponen yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah 1 faktor predisposisi predisposing, seperti demografi, struktur sosial dan keyakinan, 2 faktor pemungkin enabling, seperti sumber daya keluarga, sumber komunitasmasyarakat, dan 3 komponen tingkatan kesakitan illnes level, seperti tingkat rasa sakit. Pemanfaatan puskesmas Desa Binjai oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional JKN tahun 2015 adalah 1,49 perbulannya dari jumlah peserta JKN yang berjumlah 16.259 jiwa.Berdasarkan data kunjungan puskesmas bahwa persentase pemanfaatan oleh peserta Non PBI lebih tinggi dibandingkan persentase pemanfaatan oleh peserta PBI.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hanya 33 yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas Desa Binjai, dari 41 orang peserta non PBI hanya 5 orang yang memanfaatkan puskesmas dan dari 59 orang peserta PBI 31 orang tidak memanfaatkan puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama.Hal ini disebabkan karena masyarakat yang tidak mempercayai pelayanan yang diberikan oleh puskesmas, persepsi Universitas Sumatera Utara masyarakat yang kurang baik terhadap puskesmas tersebut membuat puskesmas tidak diguanakan masyarakat walaupun sekarang pelayanan yang diberikan puskesmas sudah gratis.Biaya yang sudah ditiadakan ini harusnya mampu meningkatkan pemanfaatan puskesmas. Apalagi dengan program Jaminan Kesehatan Nasional yang sudah bersifat wajib, yang mengharuskan peserta untuk berobat sesuai dengan tingkatan, dimana salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertamanya adalah puskesmas. Berdasarkan wawancara yang dilakukanketika masyarakat ketika sakit mereka lebih dahulu untuk tidak melakukan apa-apa no action, selama mereka merasa sakitnya tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya.Kemudian, ada juga sebagian masyarakat yang memilih melakukan selftreatment karena ksudah menjadi kebiasaan untuk mengobati diri sendiri dengan cara-cara yang di rasa berdasarkan pengalaman telah mendatangkan kesembuhan.Lalu, ada juga yang memilih dengan pengobatan tradisional atau pun membeli obat-obat di warung. Mayarakat yang memiliki ekonomi yang lebih baik pun biasanya memilih untuk berobat ke fasilitas kesehatan yang lebih modern seperti rumah sakit dan praktek dokter.Hanya sebagian kecil masyarakat saja yang selalu memanfaatkan puskesmas.Semua alasan tersebut karena persepsi sehat sakit setiap orang berbeda-beda.Persepsi tersebut erat hubungannya dengan perilaku pencarian pengobatan. Kedua pokok pikiran tersebut yang akan memengaruhi terpakainya atau tidak terpakainya fasilitas kesehatan yang telah disediakan puskesmasNotoatmodjo, 2012. Universitas Sumatera Utara

5.2 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Pemanfaatan Puskesmas