Pengaruh Variabel Keterjangkauan Terhadap Pemanfaatan

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak praktik. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Menurut pendapat beberapa ahli, perilaku kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan penilaian terhadap objek kesehatan, selain itu perilaku kesehatan individu ditentukan juga dengan adanya sumber daya yang dapat mendukung perilaku seperti biaya, waktu dan tenaga.WHO menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku termasuk dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sumber daya.Notoatmodjo, 2010. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sinaga 2014 bahwa sikap mempunyai hubungan bermakna dengan pemanfaatan puskesmas 24 jam.

5.3 Pengaruh Faktor Pemungkin Terhadap Pemanfaatan Puskesmas

5.3.1 Pengaruh Variabel Keterjangkauan Terhadap Pemanfaatan

Puskesmas di Kelurahan Binjai Hasil uji bivariat dengan menggunakan analisis uji chi-square diperoleh nilai p=0,039 p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara keterjangkauan dengan pemanfaatan puskesmas, dan hasil multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik bergandadiperoleh hasil p=0,083 p0,05 yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel keterjangkauan dengan pemanfaatan puskesmas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada responden, mereka mengatakan bahwa jarak puskesmas itu jauh, ditambah lagi transportasi yang Universitas Sumatera Utara tidak ada.Sebagian masyarakat yang mengalami kesulitan dalam masalah biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas adalah mereka yang lebih baik membeli obat sendiri di warung daripada harus ke puskesmas yang belum tentu juga akan memberikan kesembuhan bagi dirinya sendiri. Menurut Notoatmojo 2007, jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan mendukung tindakan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Dari hasil penelitian menunjukkan responden yang terbanyak berada pada kategori sulit dalam menjangkau puskesmas dan mengalami masalah transportasi ketika akan ke puskesmas. Jarak ketempat pelayanan kesehatan yakni puskesmas merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penggunaan sarana dan prasarana kesehatan, semakin dekat dengan fasilitas kesehatan maka akan memudahkan seseorang untuk mengakses fasilitas kesehatan yang ada. Peningkatan akses dipengaruhi oleh berkurangnya jarak, waktu tempuh ataupun biaya tempuh. Keterjangkauan dalam penelitian ini meliputi masalah lokasi puskesmas yang kurang strategis dan ketersediaan transportasi. Masyarakat yang memiliki kesulitan dalam hal ini tidak memiliki kendaraan serta transportasi umum yang sangat terbatas sehingga lebih memilih berobat ke praktek bidan dan membeli obat di warung saja.Hal ini dikarenakan transportasi angkutan umum tidak melintasi jalan untuk ke puskesmas kemudian dari jalan raya harus berjalan kaki lumayan jauh ke dalam untuk sampai di puskesmas.Responden juga mengatakan bahwa butuh biaya transportasi yang cukup mahal untuk sampai ke puskesmas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada responden rata-rata butuh biaya kurang lebih Rp. 25.000,- . Sehingga responden lebih memilih untuk membeli Universitas Sumatera Utara obat sendiri karena obat yang di peroleh dari puskesmas tidak sebanding dengan biaya transportai mereka. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni 2012 bahwa aksesibilitas tidak ada hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan pelayanan puskesmas.

5.3.2 Pengaruh Variabel Penghasilan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas