Kesimpulan Saran Sejarah Jaminan Kesehatan Nasional JKN

70 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai determinan pemanfaatan puskesmas oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional JKN di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2016 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel pendidikan p=0,007 dan pengetahuan p=0,038 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan puskesmas di Kelurahan Binjai. 2. Variabel sikap p=0,998 dan keterjangkauan p=0,083 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan puskesmas di Kelurahan Binjai. 3. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dengan nilai Exp B 2,847, merupakan variabel yang paling berpengaruh atau model terbaik dalam menetukan determinan pemanfaatan puskesmas di wilayah kerja puskesmas Desa Binjai oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional.

6.2 Saran

1. Kepada Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan BPJS Kota Medan agar melakukan kegiatan sosialisi kepada Peserta PBI tentang penggunaan kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan informasi untuk masyarakat yang menganggap fasilitas tingkat pertamanya sulit di Universitas Sumatera Utara jangkau,untuk bisa pindah ke fasilitas kesehatan yang lebih mudah untuk dijangkau sehingga premi yang telah di bayarkan oleh pemerintah dapat bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan. 2. Kepada pemberi pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas dengan fasilitas yang ada agar terus meningkatkan dan mempertahankan pelayanan yang sudah baik untuk menjaga dan meningkatkan persepsi yang baik dari masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan yang tersedia. 3. Kepada peneliti lain agar melakukan penelitian yang sejenis dengan cakupan variabel yang lebih luas lagi. Universitas Sumatera Utara 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Jaminan Kesehatan Nasional JKN

Untuk mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi WHA ke-58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangkan Universal Health Coverage UHC bagi seluruh penduduk, maka pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional JKN. Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya adalah melalui PT Askes dan PT Jamsostek yang melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta.Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah pusat memberikanjaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas dan pemerintah daerah dengan Jaminan Kesehatan Daerah Jamkesda.Namun demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi-bagi sehingga biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004 dikeluarkan Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara jaminan sosial. Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 24 Universitas Sumatera Utara Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah dimulai sejak 1 Januari 2014. Program tersebut selanjutnya disebut sebagai program JKN. Pada tahap awal kepersertaan program JKN yang dimulai 1 Januari 2014 terdiri daripeserta PBI JKN pengalihan dari program Jamkesmas, anggota TNI dan PNS di lingkunganKementerian Pertahanan dan anggota keluarganya, anggota POLRI dan PNS di lingkunganPOLRI, dan anggota keluarganya, peserta asuransi kesehatan sosial dari PT. Askes Perserobeserta anggota keluarganya, peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK dari PT. PerseroJamsostek dan anggota keluarganya, peserta Jaminan Kesehatan Daerah Jamkesda yang telahberintegrasi dan peserta mandiri pekerja bukan penerima upah dan pekerja penerima upah.Tahap selanjutnya sampai dengan tahun 2019 seluruh penduduk menjadi peserta JKN Kemenkes, 2015.

2.2 Jaminan Kesehatan Nasional JKN