5
BAB II TURNTABLE VIBRATING COMPACTOR
2.1. Alur Produksi PT. Inalum persero
Listrik yang dihasilkan melalui PLTA Sigurgura dan Tangga PT. INALUM Persero disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung melalui
jaringan transmisi tegangan tinggi 275 kV. Bahan baku untuk aluminium dibongkar dari pelabuhan PT. INALUM Persero dan dimasukkan ke dalam silo masing-
masing melalui belt conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry Scrubber System untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted
alumina tersebut kemudian dibawa ke Hopper Pot dengan Anode Changing Crane ACC dan dimasukkkan ke dalam tungku reduksi. Kokas yang ada di dalam silo
dicampur dengan butt atau anoda bekas dan dipanaskan dahulu. Material-material tersebut dicampur dengan pitch sebagai perekatnya. Kemudian material tersebut
dicetak di Shaking Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian dipanggang di baking furnace. Anoda yang sudah dipanggang kemudian dibawa ke
pabrik penangkaian untuk diberikan tangkai, biasa disebutAnode Assembly. Anode assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan kendaraan khusus, Anode
Transport Car ATC untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisis. Setelah anoda tersebut dipakai selama kurang lebih 27 hari di dalam pot, sisa anoda
tersebut diganti dengan yang baru. Sisa anoda tersebut kemudian dipecah di pabrik penangkaian untuk kemudian dipakai lagi. Di dalam tungku reduksi, alumina akan
dielektrolisa menjadi aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap 1,8 sampai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke pabrik Penuangan
dengan Metal Transport Car MTC dan dituangkan ke dalam Holding Furnace. Setelah mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di Casting Machine
menjadi Ingot, beratnya 22,7 kg per batang. Aluminium batangan ingot ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan. PT. INALUM Persero memiliki tiga
pabrik utama, yaitu: 1.
Pabrik Anoda Karbon Blok anoda karbon yang disebut Baked Block BB diproduksi di
pabrik karbon dengan menggunakan bahan baku berupa kokas Petroleum
Universitas Sumatera Utara
6
Coke yang didatangkan dari Jepang dan Amerika, dan Pitch keras hard pitch yang telah dicairkan dan berfungsi sebagai perekat yang diimpor
dari Jepang. Disamping itu, sisa anoda dari tungku reduksi Butt dan bongkahan bekas dari pabrik pemanggangan masih digunakan sebagai
bahan untuk pembuatan anoda blok. Proses pembuatan anoda blok ini terdiri atas :
a Pembuatan Blok Anoda Mentah di pabrik Anoda Mentah Green
Plant. Kokas yang berasal dari penyimpanan kokas Coke Silo dibawa
ka pabrik anoda mentah menggunakan ban berjalan yang disebut belt conveyor dan bucket elevator. Selanjutnya dilakukan penyaringan
secara gravitasi dengan menjatuhkan kokas dari tingkat 8 sehingga tersaring sesuai dengan ukurannya. Setelah penyaringan, maka
diperoleh kokas dengan ukuran sebagai berikut 1
Kasar-1Coarse-1:5-18 mm 2
Kasar-2 Coarse-2 : 1-5 mm 3
Menengah medium : 0,2-1 mm 4
Halus fine : 0,2 mm Hal-hal yang perlu dikontrol untuk anoda mentah yang baik
adalah : 1
Kontrol kokas : pengaturan terhadap komposisi ukuran kokas, karena akan mempengaruhi pemakaian hardpitch.
2 Temperatur pencampuran : temperatur sangat mempengaruhi
pasta yang dihasilkan. 3
Proses pencetakan blok anoda di shaking machine. 4
Pemanggangan Blok anoda mentah di Pabrik Pemanggangan Anoda Baking Plant Blok anoda mentah dari pabrik anoda
mentah diangku ke pabrik pemanggangan menggunakan Chain conveyor. Di PT. INALUM Persero terdapat 106 tungku
pemanggangan anoda yang berukran 5x6x5 meter. Kapasitas 1
Universitas Sumatera Utara
7
tungku adalah 90 anoda. Proses pemanggangan ini terdiri 5 tahap:
a Anode Baking Crane ABC.
b Pemanasan awal Preheating
c Pembakaran awal Burning.
d Pendinginan Cooling System
e Pengeluaran blok anoda Discharging dari furnace.
Setiap furnace terlebih dahulu dilapisi dengan kokas penyekat, baru kemudian diisi dengan blok anoda sebanyak 3
tingkat. Setiap tingkat terdiri atas 5 blok anoda. Sebelum furnace ditutup bagian atas blok anoda dilapisi dengan bola-
bola keramik Ceramic Ball untuk mencegah terjadinya oksidasi. Kemudian diadakan pemanasan secara bertahap.
Kecepatan pengaliran udara diatur sedemikian rupa, sehingga suhu naik secara bertahap mulai dari 200
o
C hingga 1250
o
C. Karena pembakaran yang terjadi merupakan proses kalsinasi
hard pitch hard pitch terdiri dari 65 karbon, sehingga bila pembakaran tidak baik, maka kualitas anoda yang dihasilkan
menjadi tidak baik juga. Blok anoda yang telah dipanggang didinginkan secara bertahap kemudian dikeluarkan
menggunakan ABC. b
Penangkaian Anoda Karbon di pabrik penangkaian Rodding Plant Anoda yang telah dipanggang di backing plant diangkut ke
Blok pabrik penangkaian untuk diberi tangkai. Anoda-anoda yang telah diberi tangkai ini siap untuk digunakan di pabrik peleburan
aluminium. Tangkai yang digunakan terbuat dari aluminium yang pada awalnya didatangkan dari Jepang. Tangkai ini dapat digunakan
berulang kali, dengan kata lain bahwa tangkai yang digunakan adalah tangkai yang sudah dipakai sebelumnya di tungku reduksi. Pada saat
pencetakan anoda mentah, pada sisi atas anoda tersebut telah dibuat
Universitas Sumatera Utara
8
lobang sebagai tempat pemasangan tangkai. Agar blok anoda dan tangkai dapat bersatu dengan kuat, maka digunakan besi tuang Cast
Iron. Setelah diberi tangkai, anoda tersebut disemprot dengan aluminium cair untuk mengurangi terjadinya oksidasi antar karbon
dan udara. Sebagian anoda yang telah diberi tangkai tidak disemprot yang akan digunakan untuk starter tungku reduksi yang baru selesai
dikonstruksi ulang atau diperbaiki. 2.
Pabrik Reduksi Aluminium merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah
teroksidasi. Karena sifatnya itu, di alam tidak ditemukan aluminiun dalam bentuk unsur, melainkan senyawa oksida. Umumnya dalam bentuk oksida
alimunat atau silikat. Proses produksi aluminium yang digunakan saat ini ditemukan secara bersamaan oleh Charles Hall di USA dan Paul Herloult
di Prancis pada tahun 1886. Prosesnya adalah elektrolisa larutan alumina Al
2
O
3
di dalam lelehan Kriolit Na
3
AlF
6
pada temperatur 980
o
C, sehingga menghasilkan aluminium cair. Pot atau tungku reduksi
berbentuk kotak baja persegi yang dindingnya berlapiskan batu isolasi atau batu tahan api Brick dan pasta yang disebut Castable. Di dasar pot
terdapat katoda karbon yang dihubungkan dengan kolektor bar, yang berfungsi sebagai penghantar listrik. Di bawah katoda dilapisi brick. Di
PT. INALUM Persero terdapat 510 unit pot reduksi yang terbagi menjadi 3 gedung, sehingga di masing-masing gedung terdapat 170 pot.
Arus listrik yang digunakan sebesar 207kA, dengan tegangan rata-rata di setiappot 4,3 Volt.
a. Operasi Pot Reduksi
Bahan baku yang digunakan dalam proses peleburan aluminium ini adalah alumina yang diperoleh dari Bauksit
Al2O3.xH2O melalui proses Bayer. Bahan baku diimpor dari Australia dan India. Pada proses peleburan aluminium dalam pot
reduksi dahulu dilakukan beberapa proses, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
9
1 Baking atau Preheating
Baking atau preheating pamanasan blok katoda secara bertahap, tujuannya untuk menghindari dasar diletakkan di
anoda dan katoda. Kokas dasar ini berfungsi sebagai penghantar listrik dari anoda ke katoda. Kokas dimasukkan
secara perlahan, sehingga akan panas dan membara, memanasi permukaan blok anoda, blok katoda dan dinding samping pot.
Operasi ini berlangsung selama 72 jam. Pada akhir baking temperatur blok katoda sekitar 750
o
C dan siap untuk di start up.
2 Start Up
Merupakan proses menghidupkan pot yang baru diperbaiki maupun baru dikonstruksi ulang, sehingga
elektrolisa bisa berlangsung. Proses ini diawali dengan mengeluarkan kokas dasar dan memutuskan arus listrik yang
mengalir ke pot. Kemudian dimasukkan bath cair Kriolit sebanyak 6 ton ke dalam pot. Setelah itu arus listrik dialirkan
kembali ke dalam pot sehingga proses elektrolisa berlangsung. Agar terjadi kesetimbangan panas heat balance di dalam pot,
20 jam atau 72 jam setelah start up metal cair dimasukkan ke dalam pot sebanyak 12 ton, dan selanjutnya mengalami proses
transisi. 3
Transisi Masa transisi merupakan masa peralihan dari start up
menuju normal. Selama tahap ini, komposisi bath, tinggi metal dan tinggi bath harus dijaga sesuai dengan standarnya. Dalam
proses ini terjadi pembentukan kerak samping yang berguna sebagai pelindung dinding samping dari serangan bath yang
korosif. Meskipun masa transisi ini hanya berlangsung 60 hari, tetapi sangat menentukan umur dan kestabilan pot.
Universitas Sumatera Utara
10
b. Operasi normal
Operasi normal adalah keadaan dimana pot sudah berada dalam keadaan stabil dan dapat dioperasikan untuk proses
elektrolisa. Selama pot dalam keadaan normal, pekerjaan utama yang biasa dilakukan antara lain :
1 Penggantian anoda anode changing dan penaikan busbar
anoda Setiap unit pot terdapat 18 buah anoda yang masa
pakainya rata-rata 27 hari. Supaya tegangan tetap stabil dan proses elektrolisa berjalan dengan baik, penggantian anoda
dilakukan secara berkala dan teratur. Setiap hari biasanya dilakukan penggantian satu anoda untuk tiap pot. Penggantian
anoda ini dilakukan menggunakan alat yaitu Anode Changing Crane ACC. Busbar anoda adalah aluminium penghantar
listrik, untuk menjepit tangkai anoda. Busbar ini dapat naik turun menggerakkan seluruh anoda, karena anoda terkonsumsi
oleh proses elektrolisa maka busbar akan turun. Secara berkala busbar akan dinaikkan ke posisi semula. Pekerjaan
penggantian anoda dan penaikkan busbar dilakukan dengan bantuan Anode Changing Crane ACC.
2 Pengambilan aluminium cairmetal tapping
Pengambilan aluminium cair hasil proses reduksi, setiap hari di tapping diambil atau dihisap dengan cara
vakum menggunkan vacum ladle yang digantungkan pada Anode Changing Crane ACC. Pengambilan aluminium cair
dilakukan setiap 32 jam sekali. Banyaknya metal cair yang diambil dari setiap pot berkisar antara 1,5 ton. Aluminium cair
yang diambil dari pot dibawa langsung ke casting shop menggunakan Metal Transport Car MTC.
Universitas Sumatera Utara
11
3 Pemasukanmaterial
Material yang dimaksud disini adalah AlF
3
merupakan adiktif reacted alumina untuk mengimbangi penguapan gas
fluorida dan menjaga kondisi bath agar tetap stabil. Bath cair perlu dimasukkan atau dikeluarkan dari dalam pot bila tidak
sesuai dengan standar tinggi bath, antara 20-24 cm. Pemasukan dan pengeluarannya dilakukan secara manual
menggunakan kereta bath setiap harinya. 4
Pemecahan kerak dan pemasukan alumina Pemecahan kerak tengah dilakukan oleh blade,
sedangkan pemasukan alumina ke dalam bath sebanyak 20 kg dilakukan melalui hopper alumina di bagian tengah pot.
Pekerjaan ini dikontrol secara kontinu oleh komputer dan silakukan setiap 18 menit sekali.
5 Pengontrolan Voltase dan penanggulangan Noise
Agar temperatur tetap terjaga, maka volume pot sebanding dengan energi input perlu dikontrol terus menerus
dan gangguan noise voltase dihilangkan secepatnya. Pekerjaan ini dilakukan dengan bantuan komputer.
6 Penghentian anode effect
Anode effect merupakan peristiwa naiknya voltase pot secara tiba-tiba, karena konsentrasi alumina dalam bath terlalu
rendah. Voltase naik dari 4,3 volt menjadi 30-50 volt, yang dapat mengakibatkan kebocoran pot. Anode effect dapat
dihentikan dengan cara memasukkan alumina ke dalam bath sambil menarik turunkan anoda, sehinggan gas-gas dibawah
anoda dapat keluar. Pekerjaan ini dibantu dengan komputer.
Universitas Sumatera Utara
12
7 Pengukuran parameter-parameter.
Pada operasi normal, paremeter-perameter yang perlu diukur adalah :
a Pengukuran tinggi bath dan tinggi metal
b Pengukuran keasaman
c Pengukuran kemurnian metal
d Pengukuran distribusi tegangan pot, tinggi lumpur dan
jumlah metal. e
Pengukuran temperatur bath. f
Cut Out Pot mematikan pot Mematikan pot dilakukan bila terjadi kondisi sudah
memburuk dan tidak memungkinkan untuk operasi lagi. Tanda-tanda pot mulai memburuk diantaranya :
a Kadar Fe dan Si di dalam metal cair meningkat dan tidak
bisa diturunkan lagi. Hal ini biasanya terjadi apabila blok katoda retak atau berlubang, sehingga baja kolektor yang
terletak dibawah blok katoda dapat tererosi dan larut dalam metal cair, hal ini akan mengakibatkan kandungan
Fe naik. Sedangkan kenaikan kadar Si terjadi apabila dinding pot samping tererosi, sehingga silika yang
terkandung dalam isolasi akan larut dan menaikkan kadar Si dalam metal cair.
b Operasi pot yang sulit. Bila gangguan noisevoltasesulit
dikendalikan, suhu dan tegangan sering naik dan sulit diturunkan. Hal ini mengakibatkan Anode Effect yang
timbul sulit dihentikan. Keadaan seperti ini membuat banyak operasi manual dilakukan, sehinggga
memberatkan operator. Pot biasanya dimatikan untuk dilakukan perbaikan, sehingga akan dapat digunakan
kembali jika kerusakannya telah diperbaiki.
Universitas Sumatera Utara
13
Pabrik Pencetakan Aluminium cair yang dihasilkan di pabrik peleburan Reduction Plant yang telah dihisap oleh vacum laddle dibawa dengan metal
transport car ke pabrik penuangan. Di pabrik pencetakan casting shop temperatur aluminium cair tetap dijaga dan ditaburi flux untuk memurnikannya. Dross yang
terbentuk dipermukaan aluminium cair diambil, lalu didinginkan di tempat pendinginan dross. Terdapat 10 unit dapur di pabrik pencetakan, yang terdiri dari 1
unit dapur pelebur Melting Furnace dan 9 unit dapur penampung holding furnace dengan masing-masing kapasitas 30 ton aluminium cair. Sebelum diisikan ke dalam
dapur, metal transport car beserta laddle dan isinya ditimbang pada 40 ton. Aluminium yang sudah murni diatur temperaturnya, kemudian dituangkan ke casting
machine melalui suatu pengalir, dimana aluminium ini akan membeku membentuk aluminium batangan ingot. Ingot yang keluar dari casting machine masuk ke
conveyor pendingin, lalu dipindahkan ke conveyor penumpuk dengan mengggunakan servo arm. Setelah tumpukan ingot ditimbang, selanjutnya dipindahkan ke lapangan
pendingin dengan menggunakan Forklift, sedangkan ingot yang sudah dingin dilakukan proses bundling, kemudian disimpan ke lapangan penyimpangan ingot. Di
PT. INALUM Persero terdapat 7 unit casting machine untuk pencetakan ingot 50 pon 22,7 Kg dengan kapasitas 12 tonjam untuk masing-masing unit casting
.
1
Proses yang dilakukan oleh mesin ini tidak terlalu panjang dan semua dilakukan secara otomatis. Namun dalam segi perbaikan dan perawatan sangatlah
banyak dikarenakan banyaknya sensor dan komponen yang digunakan pada mesin ini. Kalibrasi juga sangat penting dilakukan pada sensor-sensor yang ada pada
2.2. Mesin Vibrating Compactor 2.2.1. Vibrating Compactor Secara Umum