Penerapan Total Productive Maintenance TPM

76

3. Metode

a. Jadwal Maintenance tidak teratur. a. Penerapan Preventive Maintenance yang benar dan terjadwal dengan baik. b. Mulai melakukan penerapan Total Productive Maintenance TPM.

4. Produksi Target Produksi

a. Fokus perusahaan lebih ke Target Produksi. a. Perlu dilakukan penyelarasan pemikiran bahwasanya Maintenance yang baik akan menghasilkan produksi yang baik juga. b. Perlu dilakukan penyeimbangan waktu produksi dan waktu pemeliharaan mesin.

5.5.2 Penerapan Total Productive Maintenance TPM

Perbedaan Total Productive maintenance TPM dengan planned Maintenance PM yang utama adalah kegiatan pemeliharaan mandiri autonomous maintenance dan kunci kesuksesan TPM juga tergantung pada kesuksesan program autonomous maintenance. Kegiatan autonomous maintenance ini melibatkan seluruh karyawan mulai dari pimpinan sampai dengan operator. Dengan adanya kegiatan autonomous maintenance ini maka setiap operator akan terlibat dalam perawatan dan penanganan setiap masalah yang terjadi pada mesin dibagian produksi anoda karbon. Sistem pelaksanaan kegiatan maintenance yang diterapkan oleh PT. INALUM merupakan sistem pemeliharaan terencana mulai dari perencanaan sampai dengan penggantian. Penanganan kerusakaan mesin yang terjadi pada Mesin Turntable Vibrating Compactor merupakan tanggung jawab pada bagian departemen maintenance. Penerapan pemeliharaan mandiri dilakukan dengan tujuan agar pola pikir operator produksi dimana selama ini operator produksi hanya bisa menggunakan mesin tetapi tidak dapat memperbaiki. Hal ini harus diubah agar perawatan mesin di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan kerusakan dapat dicegah. Agar hal tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan waktu dan usaha untuk melatih operator agar kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan autonomous maintenance dapat ditingkatkan. Kegiatan pemeliharaan mandiri dapat dilakukan oleh operator sesuai dengan TPM adalah: Universitas Sumatera Utara 77 1. Meningkatkan efektivitas mesin dengan mengeliminasi faktor dominan dari Six Big Losses. 2. Meningkatkan pemahaman standar prosedur perbaikan mesin SOP maintenance. 3. Melakukan pelatihan secara rutin setiap tahun agar membangun keterampilan operator terhadap tugas-tugas yang ada seperti mengenali gejala kerusakan mesin, mengetahui perbaikan sementara mesin, dan memahami permasalahan yang sering terjadi pada mesin. Universitas Sumatera Utara 78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari pengolahan dan analisa data maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Nilai Availability mesin Turntable Vibrating Compactor pada periode April 2015 – Maret 2016 berada dalam range 85,75 - 96,99 cukup baik bila dibandingkan dengan standar JIPM Japan Institute of Plant Maintenance yaitu 90,0 . Nilai Performance Efficiency berada pada 60,23 - 85,24 merupakan nilai yang kurang bagus. Bahkan nilai tertinggi tidak melelewati standar JIPM 95,0 . Range Rate of Quality Product yaitu 99,46 - 99,50 merupakan nilai yang baik karena melebihi standar yaitu 99,0 . Sementara nilai OEE yang diperoleh berada pada range 51,91 - 75,15 merupakan nilai yang tidak baik. Nilai ini masih dibawah standar JIPM yaitu sebesar 85,0 namun masih banyak ruang untuk improvement walaupun pencapaian sudah dianggap wajar. 2. Besar Losses yang terjadi dalam Six Big Losses adalah Reduce Speed Losses 66,03 nilai ini menunjukkan kecepatan mesin untuk memproduksi sering menurun, yaitu mengalami kehilangan waktu sebesar 2120,69jam, YieldScrap losses 0 dengan total waktu 0 jam,IdlingMinor Stoppages Losses29,35 dengan total waktunya 942,51jam,Breakdown Losses 1,59 nilai ini menunjukkan tingginya waktu kerusakan yang dialami mesin yaitu mengalami kehilangan waktu sebesar 50,2 jam., Setup and Adjustment Losses 1,78 nilai ini dikarenakan tidak adanya standar untuk setup time sehingga menyebabkan kerugian waktu dalam proses produksi,dan Rework Losses 1,24yang memakan waktu sebanyak 39,82 jam. 3. Total Productive Maintenance TPM dapat diterapkan di PT. INALUM persero, hal ini dilihat dari syarat-syarat dan kondisi yang sudah terdapat pada perusahaan untuk menerapkan TPM. 4. Program pemeliharaan mandiri autonomous maintenance merupakan kunci utama pelaksanaan TPM, dengan pelaksanaan autonomous maintenance efektivitas mesin dapat ditingkatkan karena total time loss dapat berkurang. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Pada Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan.

1 52 148

Studi Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Pada Mesin Pengaduk Ko-Kneader di Anode Green Plant PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

4 23 92

Studi Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Pada Mesin Pengaduk Ko-Kneader di Anode Green Plant PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

0 0 14

Studi Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Pada Mesin Pengaduk Ko-Kneader di Anode Green Plant PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

0 0 2

Studi Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Pada Mesin Pengaduk Ko-Kneader di Anode Green Plant PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

0 0 4

Analisis Total Productive Maintenance pada Turntable Vibrating Compactor Guna Memperbaiki Kinerja Perusahaan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

0 0 15

Analisis Total Productive Maintenance pada Turntable Vibrating Compactor Guna Memperbaiki Kinerja Perusahaan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

0 0 2

Analisis Total Productive Maintenance pada Turntable Vibrating Compactor Guna Memperbaiki Kinerja Perusahaan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

0 0 4

Analisis Total Productive Maintenance pada Turntable Vibrating Compactor Guna Memperbaiki Kinerja Perusahaan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

0 0 19

Analisis Total Productive Maintenance pada Turntable Vibrating Compactor Guna Memperbaiki Kinerja Perusahaan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)

0 0 1