Metode Pengambilan Sampel Metode Pengumpulan Data Definisi dan Batasan Operasional 1. Definisi Operasional

17. Samosir 2 069,05 123 065 59 18. Serdang Bedagai 1 900,22 606 367 319 19. Batu Bara 922,20 396 479 430 20. Padang Lawas Utara 3 918,05 247 286 63 21. Padang Lawas 3 892,74 251 927 65 22. Labuhanbatu Selatan 3 596,00 307 171 85 23. Labuhanbatu Utara 3 570,98 347 465 97 24. Nias Utara 1 202,78 132 735 110 25. Nias Barat 473,73 84 419 178 KotaCity 71. Sibolga 41,31 86 166 2 086 71. Tanjungbalai 107,83 164 675 1 527 73. Pematangsiantar 55,66 245 104 4 404 74. Tebing Tinggi 31,00 154 804 4 994

75. Medan 265,00

2 191 140 8 268 76. Binjai 59,19 261 490 4 418 77. Padangsidimpuan 114,66 206 496 1 801 78. Gunungsitoli 280,78 134 196 478 Sumatera Utara 72 981,23 13 766 851 189 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2015

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Jumlah populasi konsumen yang gemar mengkonsumsi keripik ubi jalar di Kota Medan tidak dapat diketahui secara pasti sehingga penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara nonprobability sampling yakni dengan teknik accidental sampling yaitu, metode sampel dengan melakukan pengumpulan data melalui siapa saja yang ditemuinya di lokasi penelitian tidak peduli apakah responden yang dihubungi memiliki keterkaitan dengan penelitinya ataupun tidak Hamid, 2007. Menurut Hair, et al. 2006 dalam analisis conjoint ukuran sampel yang dipertimbangkan berkisar antara lima puluh sampai dua ratus yang dianggap sudah cukup memadai. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 70 responden yang dianggap telah mewakili populasi konsumen keripik ubi jalar di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer didapatkan melalui pengamatan langsung di lapangan observasi, wawancara dan pemberian kuesioner kepada konsumen. Data sekunder didapatkan melalui pencarian, pengumpulan, dan penelaahan buku-buku, majalah, jurnal, internet, dan dokumen- dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif dan analisis conjoint. Analisis deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi gambaran umum dan karakteristik konsumen produk ubi jalar. Data dikumpulkan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada masyarakat Kota Medan yang menjadi responden, kuesioner berisi pertanyaan yang terstruktur. Tujuan analisis conjoint adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri dari atas satubanyak bagian. Hasil utama conjoint analysis adalah suatu bentuk desain produk barangjasaobjek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden Santoso, 2012. Pada dasarnya proses analisis yang dilakukan hanya sekali untuk menjawab setiap permasalahan yang ada pada identifikasi masalah, karena melalui proses dibawah ini akan langsung menghasilkan output untuk setiap jawaban dari ketiga permasalahan tersebut. Berikut ini langkah-langkah dalam analisis conjoint pada produk keripik ubi jalar. Universitas Sumatera Utara Untuk penyelesaian Identifikasi Masalah 1, 2 dan 3 dilakukan dengan proses dasar conjoint analysis sebagai berikut:

1. Menentukan Perancangan Atribut dan Level

Dalam analisis conjoint, perancangan atribut yang berpengaruh merupakan bagian dari mengenali atau mengidentifikasi atribut dengan tingkatan level, masing-masing dipergunakan untuk membuat suatu stimuli. Penentuan atribut dan level produk diambil berdasarkan pra-survey serta literatur dan dihasilkan atribut dan levelsub-atribut keripik ubi jalar sebagai berikut: 1 Warna Warna adalah persepsi yang dirasakan oleh penglihatan manusia, pada keripik ubi jalar antara lain : 1. Ungu Kecoklatan 2. Ungu 2 Rasa Rasa adalah sensasi yang diterima oleh alat pencecap kita yang berada di rongga mulut. Rasa produk olahan ubi jalar terdiri dari: 1. Manis, yaitu rasa yang ingin didapat pada ubi jalar hanya manis. 2. Asin, yaitu rasa yang mendominasi pada ubi jalar adalah hanya rasa asin. 3. Tawar, yaitu pada produk ubi jalar tidak berasa atau hambar. 3 Bentuk Keripik Bentuk merupakan wujud atau rupa yang dimiliki pada keripik ubi jalar, antara lain: 1. Bulat 2. Memanjang Universitas Sumatera Utara 4 Ketebalan Ketebalan merupakan keadaan irisan yang dimiliki keripik ubi jalar, sangat mempengaruhi tingkat kerenyahan yang disukai konsumen, antara lain: 1. Tebal 2. Sedang 3. Tipis 5 Aroma Khas Aroma khas adalah tingkat ketajaman bau khas yang dimiliki keripik jalar. Atribut ini terdiri dari: 1. Kuat dan khas, yaitu tingkat bau khas ubi jalar yang dihasilkan pada saat pengorengan atau pengolahan kuat dan khas. 2. Sedang, yaitu tingkat bau khas yang dihasilkan pada saat penggorengan atau pengolahan sedang. 3. Biasa Saja, yaitu tingkat bau khas yang dihasilkan pada saat penggorengan atau pengolahan sbiasa saja karena sudah banyak bercampur dengan bahan penyedap tambahan. 6 Tekstur Tekstur merupakan susunan atau jaringan yang akan membentuk keripik menjadi utuh tidak mudah pecah, pada keripik ubi jalar antara lain adalah : 1. Renyah 2. Lembut 7 Ukuran Kemasan Ukuran produk olahan per-satuan kemasan antara lain: 1. Besar 1000 gram Universitas Sumatera Utara 2. Sedang 500 gram 3. Kecil 250 gram 8 Desain Kemasan Desain kemasan yang tertera di bawah ini merupakan tampilan kemasan yang diinginkan oleh konsumen produk ubi jalar pada saat pra-survey, antara lain: 1. Spesifik dan Lengkap Yaitu menggunakan plastik kaca dan terdapat komposisi produk ubi jalar, nomor izin Depkes, tanggal pembuatan, tanggal kedaluarsa, kandungan gizi dan berat bersih. 2. Sederhana Yaitu desain dengan dengan plastik kemasan produk ubi jalar cukup dengan pemberian label kertas yang tertera merek pada kemasan. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4.1 Atribut dan Subatribut Keripik Ubi Jalar No Atribut Level Sub-atribut 1 Warna 1. Ungu Kecoklatan 2. Ungu 2 Rasa 1. Manis 2. Asin 3. Tawar 3 Bentuk 1. Bulat 2. Memanjang 4 Ketebalan 1. Tebal 2. Sedang 3. Tipis 5 Aroma Khas 1. Kuat dan Khas 2. Sedang 3. Biasa Saja 6 Tekstur 1. Renyah 2. Lembut 7 Ukuran Kemasan 1. Besar 1000 gram 2. Sedang 500 gram 3. Kecil 250 gram 8 Desain Kemasan 1. Spesifik dan Lengkap 2. Sederhana Sumber : Data Diolah, 2016

2. Mendesain Stimuli

Kombinasi didasarkan pada atribut produk yang telah didefinisikan sebelumnya, dan melakukan perkalian setiap sub-atribut yang ada. Untuk perancangan kombinasi sub-atribut atau level terdapat dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu kombinasi berpasangan pairwise comparison dan kombinasi lengkap full profile. Metode pairwise comparison merupakan metode evaluasi dua faktor sedangkan metode full-profile merupakan metode evaluasi banyak faktor. Pada penelitian ini memakai metode full-profile dimana seluruh aspek diperhatikan sekaligus sehingga deskripsi dari konsep tersebut lebih realistis. Universitas Sumatera Utara Kombinasi antara faktor dengan level disebut satu stimuli. Dalam penelitian ini bentuk stimuli yang bisa dibentuk yaitu warna, rasa, bentuk, ketebalan, aroma khas, tekstur, ukuran kemasan, dan desain kemasan. Kombinasi level atribut atau stimuli yang dimiliki berjumlah: 2 x 3 x 2 x 3 x 3 x 2 x 3 x 2 = 1296 stimuli. Oleh karena jumlah stimuli terlalu banyak untuk dievaluasi oleh responden maka digunakan teknik fractional factorial design melalui konsep orthogonal SPSS untuk membantu mereduksi kombinasi stimuli dari 1296 kemungkinan stimuli tersebut agar tidak semua kombinasi harus dianalisis lebih lanjut. Dengan memakai prosedur orthogonal pada SPSS maka stimuli yang berjumlah 1296 tadi disederhanakan jumlahnya agar tidak semua kombinasi harus dianalisis. Hasil dari orthogonal design ini yaitu stimuli yang bejumlah 32 buah dimana 27 stimuli berstatus design sedangkan 5 stimuli merupakan holdout sample yang digunakan sebagai penguji hasil apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4.2 Design Stimuli Produk Ubi Jalar WARNA RASA BENTUK KETEBALAN AROMA TEKSTUR UKURAN KEMASAN DESAIN KEMASAN STATUS CARD Ungu Tawar Memanjang Tebal Sedang Lembut Besar 1000 Gram Spesifik dan Lengkap Design 1 Ungu Tawar Bulat Tebal Biasa Saja Renyah Kecil 250 Gram Sederhana Design 2 Ungu Kecokelatan Tawar Bulat Tipis Sedang Renyah Sedang 500 Gram Spesifik dan Lengkap Design 3 Ungu Kecokelatan Manis Memanjang Tebal Biasa Saja Renyah Sedang 500 Gram Spesifik dan Lengkap Design 4 Ungu Kecokelatan Manis Bulat Tebal Sedang Lembut Kecil 250 Gram Sederhana Design 5 Ungu Kecokelatan Asin Bulat Tebal Sedang Lembut Sedang 500 Gram Spesifik dan Lengkap Design 6 Ungu Kecokelatan Asin Bulat Tipis Sedang Renyah Kecil 250 Gram Spesifik dan Lengkap Design 7 Ungu Kecokelatan Tawar Bulat Tipis Biasa Saja Renyah Besar 1000 Gram Sederhana Design 8 Ungu Asin Memanjang Sedang Sedang Renyah Besar 1000 Gram Spesifik dan Lengkap Design 9 Ungu Manis Bulat Tipis Kuat dan Khas Lembut Sedang 500 Gram Spesifik dan Lengkap Design 10 Ungu Kecokelatan Asin Bulat Tebal Biasa Saja Renyah Besar 1000 Gram Spesifik dan Lengkap Design 11 Ungu Tawar Bulat Tebal Kuat dan Khas Renyah Sedang 500 Gram Spesifik dan Lengkap Design 12 Ungu Kecokelatan Manis Bulat Sedang Sedang Renyah Sedang 500 Gram Sederhana Design 13 Universitas Sumatera Utara Ungu Asin Bulat Sedang Biasa Saja Lembut Kecil 250 Gram Spesifik dan Lengkap Design 14 Ungu Kecokelatan Asin Bulat Tipis Kuat dan Khas Lembut Besar 1000 Gram Sederhana Design 15 Ungu Kecokelatan Asin Memanjang Tebal Kuat dan Khas Renyah Kecil 250 Gram Sederhana Design 16 Ungu Asin Bulat Sedang Kuat dan Khas Renyah Sedang 500 Gram Sederhana Design 17 Ungu Kecokelatan Manis Bulat Sedang Biasa Saja Lembut Besar 1000 Gram Spesifik dan Lengkap Design 18 Ungu Kecokelatan Tawar Memanjang Sedang Biasa Saja Lembut Sedang 500 Gram Sederhana Design 19 Ungu Kecokelatan Asin Memanjang Tipis Biasa Saja Renyah Sedang 500 Gram Spesifik dan Lengkap Design 20 Ungu Manis Memanjang Tipis Sedang Renyah Besar 1000 Gram Sederhana Design 21 Ungu Kecokelatan Tawar Bulat Sedang Sedang Renyah Kecil 250 Gram Spesifik dan Lengkap Design 22 Ungu Kecokelatan Manis Bulat Tebal Kuat dan Khas Renyah Besar 1000 Gram Spesifik dan Lengkap Design 23 Ungu Kecokelatan Manis Memanjang Sedang Kuat dan Khas Renyah Kecil 250 Gram Spesifik dan Lengkap Design 24 Ungu Kecokelatan Tawar Bulat Sedang Kuat dan Khas Renyah Besar 1000 Gram Spesifik dan Lengkap Design 25 Ungu Kecokelatan Tawar Memanjang Tipis Kuat dan Khas Lembut Kecil 250 Gram Spesifik dan Lengkap Design 26 Ungu Manis Bulat Tipis Biasa Saja Renyah Kecil 250 Gram Spesifik dan Lengkap Design 27 Universitas Sumatera Utara Ungu Kecokelatan Tawar Bulat Tebal Sedang Lembut Besar 1000 Gram Spesifik dan Lengkap Holdout 28 Ungu Kecokelatan Tawar Bulat Tebal Kuat dan Khas Renyah Kecil 250 Gram Sederhana Holdout 29 Ungu Asin Bulat Tipis Kuat dan Khas Lembut Besar 1000 Gram Sederhana Holdout 30 Ungu Tawar Bulat Sedang Biasa Saja Renyah Sedang 500 Gram Sederhana Holdout 31 Ungu Kecokelatan Asin Memanjang Tebal Sedang Lembut Sedang 500 Gram Spesifik dan Lengkap Holdout 32 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 3.4.2, yaitu pada stimuli satu kombinasi keripik ubi jalar yang mungkin menjadi preferensi konsumen adalah keripik ubi jalar dengan warna ungu, rasa tawar, bentuk memanjang, ketebalannya tebal, aroma sedang, tekstur lembut, ukuran kemasan besar 1000 gram, desain kemasan spesifik dan lengkap. Pada stimuli dua, kombinasi keripik dengan warna ungu, rasa tawar, bentuk bulat, ketebalan tebal, aroma biasa saja, tekstur renyah, ukuran kemasan kecil 250 gram, desain kemasan sederhana. Pada stmuli ketiga, kombinasi keripik dengan warna ungu kecokelatan, rasa tawar, bentuk bulat, ketebalan tipis, aroma sedang, tekstur renyah, kemasan sedang 500 gram, desain kemasan spesifik dan lengkap. Demikian juga pada stimuli empat hingga seterusnya sampai pada stimuli yang ke-32.

4. Mengumpulkan Pendapat Responden

Hasil pembuatan stimuli dengan menggunakan prosedur orthogonal itulah yang kemudian disertakan dalam kuesioner untuk dievalusi oleh responden. Responden diminta memberikan penilaian terhadap stimuli tersebut. Penilaian responden menggunakan rating yaitu dengan memakai skala likert, yaitu: Tabel 3.4.3.a Kriteria Penilaian Preferensi Konsumen Simbol Pengertian Bobot STS Sangat Tidak Suka 1 TS Tidak Suka 2 BS Biasa Saja 3 S Suka 4 SS Sangat Suka 5 Dari stimuli yang terbentuk, proses kemudian dilanjutkan dengan proses conjoint. Pendapat setiap responden ini disebut sebagai utility yang dinyatakan dengan angka dan menjadi dasar perhitungan conjoint. Universitas Sumatera Utara Rating diisi oleh konsumen ubi jalar yang menjadi responden dalam penelitian ini dan ditulis sesuai dengan selera mereka masing-masing dengan menggunakan skala likert dari nilai 1-5. Dari hasil penelitian terhadap stimuli tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses conjoint. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4.3.b Pemberian Rating pada Stimuli Keripik Ubi Jalar No Warna Rasa Bentuk Ketebalan Aroma Tekstur Ukuran Kemasan Desain Kemasan RATING STS TS BS S SS 1 Ungu Tawar Memanjang Tebal Sedang Lembut Besar 1000 Gram Spesifik dan Lengkap 2 Ungu Tawar Bulat Tebal Biasa Saja Renyah Kecil 250 Gram Sederhana 3 Ungu Kecokelatan Tawar Bulat Tipis Sedang Renyah Sedang 500 Gram Spesifik dan Lengkap 31 Ungu Tawar Bulat Sedang Biasa Saja Renyah Sedang 500 Gram Sederhana 32 Ungu Kecokelatan Asin Memanjang Tebal Sedang Lembut Sedang 500 Gram Spesifik dan Lengkap Universitas Sumatera Utara

4. Melakukan Proses Conjoint

Hasil penilaian rating oleh responden diolah dengan analisis conjoint dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil analisis conjoint secara keseluruhan dilihat dari overall statistic pada SPSS subfile summary. Hasil analisis ini diperoleh untuk memperkirakan atribut produk yang diinginkan oleh responden berdasarkan penilaian terhadap stimuli tersebut yang disertakan dalam kuisioner sebelumnya.

5. Hasil Analisis

Output yang dihasilkan dari proses analisis conjoint berupa nilai utility yaitu suatu perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf atributnya, importance value yaitu suatu nilai perbandingan antara nilai kepentingan dengan tiap-tiap atribut ubi jalar serta nilai korelasi Pearson dan Kendall ’s Tau untuk mengetahui seberapa tinggi predictive accuracy-nya. Interpretasi hasilnya adalah untuk nilai utility, yaitu nilai yang paling besar menjadi kombinasi stimuli yang disukai oleh konsumen. Untuk nilai kepentingan importance values yaitu nilai yang terbesar menunjukkan atribut ubi jalar yang paling penting serta untuk uji keakuratan dilihat dari korelasi Pearson’s dan Kendall’s Tau. Uji keakuratannya predictive accuracy: H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual atau tidak ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint. H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan perferensi aktual atau ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint. Universitas Sumatera Utara Sign. 0,05 maka H0 ditolak Sign. 0,05 maka H0 diterima Santoso, 2012. Tabel 3.5 Bentuk Hasil Analisis Conjoint Pada Keripik Ubi Jalar No Atribut Level Sub-atribut Nilai Kegunaan Utility Values Nilai Kepentingan Relatif Importance Values 1 Warna 1. Ungu Kecokelatan a1 b1 2. Ungu a2 2 Rasa 1. Manis a1 b2 2. Asin a2 3. Tawar a3 3 Bentuk 1. Bulat a1 b3 2. Memanjang a2 4 Ketebalan 1. Tebal a1 b4 2. Sedang a2 3. Tipis a3 5 Aroma Khas 1. Kuat dan Khas a1 b5 2. Sedang a2 3. Biasa Saja a3 6 Tekstur 1. Renyah a1 b6 2. Lembut a2 7 Ukuran Kemasan 1. Besar 1000 gram a1 b7 2. Sedang 500 gram a2 3. Kecil 250 gram a3 8 Desain Kemasan 1. Spesifik dan Lengkap a1 b8 2. Sederhana a2 Sumber : Data Diolah, 2016 Pada Tabel 3.5 a1,a2 ,a3…,an merupakan nilai utility yaitu suatu perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf atributnya, b1,b2,b3,..bn merupakan nilai kepentingan relative importance value yaitu suatu nilai perbandingan antara nilai kepentingan dengan tiap-tiap atribut ubi jalar. Universitas Sumatera Utara Untuk tujuan penelitian 1 : Dapat dilihat dari nilai kegunaan utility pada masing-masing level atribut. Interpretasi hasilnya yaitu nilai utility yang terbesar menunjukkan level dari atribut yang menjadi preferensi konsumen ubi jalar sehingga level-level atribut yang memiliki nilai utility paling besar digabungkan maka akan membentuk kombinasistimuli dari karateristik produk yang menjadi preferensi konsumen. Tujuan penelitian 2: Menggunakan analisis deskriptif yang menjadi perbedaan untuk tujan ini adalah output yang dilihat berupa nilai kepentingan importance values. Nilai kepentingan importance values digunakan untuk melihat atribut manakah yang paling penting dari keripik ubi jalar menurut preferensi konsumen. Interpretasi hasilnya yaitu nilai kepentingan importance values yang paling besar menunjukkan atribut keripik ubi jalar yang paling penting sehingga mendasari konsumen untuk membeli keripik ubi jalar. Untuk tujuan penelitian 3: Melihat tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint maka output yang dilihat berupa nilai korelasi Pearson dan Kendall’s Tau. H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual atau tidak ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint. H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan perferensi aktual atau ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint. Universitas Sumatera Utara Sign. 0,05 maka H0 ditolak Sign. 0,05 maka H0 diterima Santoso, 2012. Interpretasi hasilnya yaitu jika nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint. 3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan pengertian dari beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian. Berikut definisi dari istilah yang digunakan dalam operasional penelitian ini : 1. Keripik Ubi jalar adalah keripik yang berasal dari umbi berwarna ungu yang dijadikan sebagai objek penelitian menurut preferensi konsumen di Kota Medan. 2. Konsumen adalah orang menggemari atau yang sedang membeli keripik ubi jalar di Kota Medan. 3. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. 4. Preferensi konsumen adalah suatu perilaku konsumen dalam memilih keripik ubijalar dan kecenderungannya terhadap kombinasi atribut keripik ubi jalar yang disukai. Universitas Sumatera Utara 5. Atribut merupakan variabel yang melingkupi produk ubi jalar meliputi karateristik yang dimiliki dan ditentukan untuk dipilih oleh konsumen sebagai pertimbangan dalam membeli produk ubi jalar. 6. Analisis Conjoint adalah metode analisis yang digunakan untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut keripik ubi jalar dan nilai kegunaan yang muncul dari atribut produk ubi jalar tersebut. 7. Stimuli merupakan kombinasi dari taraf atau level atribut keripik ubi jalar. 8. Taraflevelsub-atribut adalah nilaigambaran dari atribut keripik ubi jalar yang lebih khusus dan spesifik. 9. Pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih konsumen, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kota Medan. 2. Sampel penelitian ialah konsumen yang membeli keripik ubi jalar yang kebetulan adadijumpai di lokasi penelitian. 3. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2016. Universitas Sumatera Utara 43

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAN KARATERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Kota Medan terletak antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Perbatasan wilayahnya adalah : 1. di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, 2. di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, 3. di sebelah utara berbatasan dengan selat Malaka, dan 4. di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat I di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun BBMKG Wilayah I pada tahun 2014 yaitu 20 °C dan suhu maksimum yaitu 35,2 °C. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 75 - 81, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,20 msec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 111,13 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2014 Universitas Sumatera Utara