17. Samosir 2 069,05
123 065 59
18. Serdang Bedagai 1 900,22
606 367 319
19. Batu Bara 922,20
396 479 430
20. Padang Lawas Utara 3 918,05
247 286 63
21. Padang Lawas 3 892,74
251 927 65
22. Labuhanbatu Selatan 3 596,00
307 171 85
23. Labuhanbatu Utara 3 570,98
347 465 97
24. Nias Utara 1 202,78
132 735 110
25. Nias Barat 473,73
84 419 178
KotaCity 71. Sibolga
41,31 86 166
2 086 71. Tanjungbalai
107,83 164 675
1 527 73. Pematangsiantar
55,66 245 104
4 404 74. Tebing Tinggi
31,00 154 804
4 994
75. Medan 265,00
2 191 140 8 268
76. Binjai 59,19
261 490 4 418
77. Padangsidimpuan 114,66
206 496 1 801
78. Gunungsitoli 280,78
134 196 478
Sumatera Utara 72 981,23
13 766 851 189
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2015
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Jumlah populasi konsumen yang gemar mengkonsumsi keripik ubi jalar di Kota Medan tidak dapat diketahui secara pasti sehingga penentuan sampel dalam
penelitian ini dilakukan secara nonprobability sampling yakni dengan teknik accidental sampling yaitu, metode sampel dengan melakukan pengumpulan data
melalui siapa saja yang ditemuinya di lokasi penelitian tidak peduli apakah responden yang dihubungi memiliki keterkaitan dengan penelitinya ataupun tidak
Hamid, 2007. Menurut Hair, et al. 2006 dalam analisis conjoint ukuran sampel yang
dipertimbangkan berkisar antara lima puluh sampai dua ratus yang dianggap sudah cukup memadai. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
ditetapkan sebanyak 70 responden yang dianggap telah mewakili populasi konsumen keripik ubi jalar di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer didapatkan
melalui pengamatan langsung di lapangan observasi, wawancara dan pemberian kuesioner kepada konsumen. Data sekunder didapatkan melalui pencarian,
pengumpulan, dan penelaahan buku-buku, majalah, jurnal, internet, dan dokumen- dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif dan analisis conjoint. Analisis deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi gambaran umum dan karakteristik
konsumen produk ubi jalar. Data dikumpulkan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada masyarakat Kota Medan yang menjadi responden,
kuesioner berisi pertanyaan yang terstruktur. Tujuan analisis conjoint adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang
terhadap suatu objek yang terdiri dari atas satubanyak bagian. Hasil utama conjoint analysis adalah suatu bentuk desain produk barangjasaobjek tertentu
yang diinginkan oleh sebagian besar responden Santoso, 2012. Pada dasarnya proses analisis yang dilakukan hanya sekali untuk menjawab setiap
permasalahan yang ada pada identifikasi masalah, karena melalui proses dibawah ini akan langsung menghasilkan output untuk setiap jawaban dari ketiga
permasalahan tersebut. Berikut ini langkah-langkah dalam analisis conjoint pada produk keripik ubi jalar.
Universitas Sumatera Utara
Untuk penyelesaian Identifikasi Masalah 1, 2 dan 3 dilakukan dengan proses dasar conjoint analysis sebagai berikut:
1. Menentukan Perancangan Atribut dan Level
Dalam analisis conjoint, perancangan atribut yang berpengaruh merupakan bagian dari mengenali atau mengidentifikasi atribut dengan tingkatan level,
masing-masing dipergunakan untuk membuat suatu stimuli. Penentuan atribut dan level produk diambil berdasarkan pra-survey serta literatur dan dihasilkan
atribut dan levelsub-atribut keripik ubi jalar sebagai berikut: 1 Warna
Warna adalah persepsi yang dirasakan oleh penglihatan manusia, pada keripik ubi jalar antara lain :
1. Ungu Kecoklatan 2. Ungu
2 Rasa Rasa adalah sensasi yang diterima oleh alat pencecap kita yang berada di
rongga mulut. Rasa produk olahan ubi jalar terdiri dari: 1. Manis, yaitu rasa yang ingin didapat pada ubi jalar hanya manis.
2. Asin, yaitu rasa yang mendominasi pada ubi jalar adalah hanya rasa asin. 3. Tawar, yaitu pada produk ubi jalar tidak berasa atau hambar.
3 Bentuk Keripik Bentuk merupakan wujud atau rupa yang dimiliki pada keripik ubi jalar,
antara lain: 1. Bulat
2. Memanjang
Universitas Sumatera Utara
4 Ketebalan Ketebalan merupakan keadaan irisan yang dimiliki keripik ubi jalar, sangat
mempengaruhi tingkat kerenyahan yang disukai konsumen, antara lain: 1. Tebal
2. Sedang 3. Tipis
5 Aroma Khas Aroma khas adalah tingkat ketajaman bau khas yang dimiliki keripik jalar.
Atribut ini terdiri dari: 1. Kuat dan khas, yaitu tingkat bau khas ubi jalar yang dihasilkan pada saat
pengorengan atau pengolahan kuat dan khas. 2. Sedang, yaitu tingkat bau khas yang dihasilkan pada saat penggorengan
atau pengolahan sedang. 3. Biasa Saja, yaitu tingkat bau khas yang dihasilkan pada saat penggorengan
atau pengolahan sbiasa saja karena sudah banyak bercampur dengan bahan penyedap tambahan.
6 Tekstur Tekstur merupakan susunan atau jaringan yang akan membentuk keripik
menjadi utuh tidak mudah pecah, pada keripik ubi jalar antara lain adalah : 1. Renyah
2. Lembut 7 Ukuran Kemasan
Ukuran produk olahan per-satuan kemasan antara lain: 1. Besar 1000 gram
Universitas Sumatera Utara
2. Sedang 500 gram 3. Kecil 250 gram
8 Desain Kemasan Desain kemasan yang tertera di bawah ini merupakan tampilan kemasan yang
diinginkan oleh konsumen produk ubi jalar pada saat pra-survey, antara lain: 1. Spesifik dan Lengkap
Yaitu menggunakan plastik kaca dan terdapat komposisi produk ubi jalar, nomor izin Depkes, tanggal pembuatan, tanggal kedaluarsa, kandungan
gizi dan berat bersih. 2. Sederhana
Yaitu desain dengan dengan plastik kemasan produk ubi jalar cukup dengan pemberian label kertas yang tertera merek pada kemasan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4.1
Atribut dan Subatribut Keripik Ubi Jalar No
Atribut Level Sub-atribut
1 Warna
1. Ungu Kecoklatan 2. Ungu
2 Rasa
1. Manis 2. Asin
3. Tawar
3 Bentuk
1. Bulat 2. Memanjang
4 Ketebalan
1. Tebal 2. Sedang
3. Tipis
5 Aroma Khas
1. Kuat dan Khas 2. Sedang
3. Biasa Saja
6 Tekstur
1. Renyah 2. Lembut
7 Ukuran Kemasan
1. Besar 1000 gram 2. Sedang 500 gram
3. Kecil 250 gram
8 Desain Kemasan
1. Spesifik dan Lengkap 2. Sederhana
Sumber : Data Diolah, 2016
2. Mendesain Stimuli
Kombinasi didasarkan pada atribut produk yang telah didefinisikan sebelumnya, dan melakukan perkalian setiap sub-atribut yang ada. Untuk
perancangan kombinasi sub-atribut atau level terdapat dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu kombinasi berpasangan pairwise comparison dan
kombinasi lengkap full profile. Metode pairwise comparison merupakan metode evaluasi dua faktor sedangkan metode full-profile merupakan metode
evaluasi banyak faktor. Pada penelitian ini memakai metode full-profile dimana seluruh aspek diperhatikan sekaligus sehingga deskripsi dari konsep
tersebut lebih realistis.
Universitas Sumatera Utara
Kombinasi antara faktor dengan level disebut satu stimuli. Dalam penelitian ini bentuk stimuli yang bisa dibentuk yaitu warna, rasa, bentuk, ketebalan,
aroma khas, tekstur, ukuran kemasan, dan desain kemasan. Kombinasi level atribut atau stimuli yang dimiliki berjumlah:
2 x 3 x 2 x 3 x 3 x 2 x 3 x 2 = 1296 stimuli.
Oleh karena jumlah stimuli terlalu banyak untuk dievaluasi oleh responden maka digunakan teknik fractional factorial design melalui konsep orthogonal
SPSS untuk membantu mereduksi kombinasi stimuli dari 1296 kemungkinan stimuli tersebut agar tidak semua kombinasi harus dianalisis lebih lanjut.
Dengan memakai prosedur orthogonal pada SPSS maka stimuli yang berjumlah 1296 tadi disederhanakan jumlahnya agar tidak semua kombinasi
harus dianalisis. Hasil dari orthogonal design ini yaitu stimuli yang bejumlah 32 buah dimana 27 stimuli berstatus design sedangkan 5 stimuli merupakan
holdout sample yang digunakan sebagai penguji hasil apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika digunakan pada populasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4.2 Design Stimuli Produk Ubi Jalar WARNA
RASA BENTUK
KETEBALAN AROMA
TEKSTUR UKURAN
KEMASAN DESAIN
KEMASAN STATUS CARD
Ungu Tawar
Memanjang Tebal Sedang
Lembut Besar 1000 Gram
Spesifik dan Lengkap
Design 1
Ungu Tawar
Bulat Tebal
Biasa Saja Renyah
Kecil 250 Gram Sederhana
Design 2
Ungu Kecokelatan Tawar Bulat
Tipis Sedang
Renyah Sedang 500 Gram
Spesifik dan Lengkap
Design 3
Ungu Kecokelatan Manis Memanjang Tebal
Biasa Saja Renyah
Sedang 500 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
4 Ungu Kecokelatan Manis
Bulat Tebal
Sedang Lembut
Kecil 250 Gram Sederhana
Design 5
Ungu Kecokelatan Asin Bulat
Tebal Sedang
Lembut Sedang 500 Gram
Spesifik dan Lengkap
Design 6
Ungu Kecokelatan Asin Bulat
Tipis Sedang
Renyah Kecil 250 Gram
Spesifik dan Lengkap
Design 7
Ungu Kecokelatan Tawar Bulat
Tipis Biasa Saja
Renyah Besar 1000 Gram
Sederhana Design
8 Ungu
Asin Memanjang Sedang
Sedang Renyah
Besar 1000 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
9 Ungu
Manis Bulat
Tipis Kuat dan
Khas Lembut
Sedang 500 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
10 Ungu Kecokelatan Asin
Bulat Tebal
Biasa Saja Renyah
Besar 1000 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
11 Ungu
Tawar Bulat
Tebal Kuat dan
Khas Renyah
Sedang 500 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
12 Ungu Kecokelatan Manis
Bulat Sedang
Sedang Renyah
Sedang 500 Gram Sederhana
Design 13
Universitas Sumatera Utara
Ungu Asin
Bulat Sedang
Biasa Saja Lembut
Kecil 250 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
14 Ungu Kecokelatan Asin
Bulat Tipis
Kuat dan Khas
Lembut Besar 1000 Gram
Sederhana Design
15 Ungu Kecokelatan Asin
Memanjang Tebal Kuat dan
Khas Renyah
Kecil 250 Gram Sederhana
Design 16
Ungu Asin
Bulat Sedang
Kuat dan Khas
Renyah Sedang 500 Gram
Sederhana Design
17 Ungu Kecokelatan Manis
Bulat Sedang
Biasa Saja Lembut
Besar 1000 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
18 Ungu Kecokelatan Tawar
Memanjang Sedang Biasa Saja
Lembut Sedang 500 Gram
Sederhana Design
19 Ungu Kecokelatan Asin
Memanjang Tipis Biasa Saja
Renyah Sedang 500 Gram
Spesifik dan Lengkap
Design 20
Ungu Manis
Memanjang Tipis Sedang
Renyah Besar 1000 Gram
Sederhana Design
21 Ungu Kecokelatan Tawar
Bulat Sedang
Sedang Renyah
Kecil 250 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
22 Ungu Kecokelatan Manis
Bulat Tebal
Kuat dan Khas
Renyah Besar 1000 Gram
Spesifik dan Lengkap
Design 23
Ungu Kecokelatan Manis Memanjang Sedang
Kuat dan Khas
Renyah Kecil 250 Gram
Spesifik dan Lengkap
Design 24
Ungu Kecokelatan Tawar Bulat
Sedang Kuat dan
Khas Renyah
Besar 1000 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
25 Ungu Kecokelatan Tawar
Memanjang Tipis Kuat dan
Khas Lembut
Kecil 250 Gram Spesifik dan
Lengkap Design
26 Ungu
Manis Bulat
Tipis Biasa Saja
Renyah Kecil 250 Gram
Spesifik dan Lengkap
Design 27
Universitas Sumatera Utara
Ungu Kecokelatan Tawar Bulat
Tebal Sedang
Lembut Besar 1000 Gram
Spesifik dan Lengkap
Holdout 28
Ungu Kecokelatan Tawar Bulat
Tebal Kuat dan
Khas Renyah
Kecil 250 Gram Sederhana
Holdout 29
Ungu Asin
Bulat Tipis
Kuat dan Khas
Lembut Besar 1000 Gram
Sederhana Holdout
30 Ungu
Tawar Bulat
Sedang Biasa Saja
Renyah Sedang 500 Gram
Sederhana Holdout
31 Ungu Kecokelatan Asin
Memanjang Tebal Sedang
Lembut Sedang 500 Gram
Spesifik dan Lengkap
Holdout 32
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 3.4.2, yaitu pada stimuli satu kombinasi keripik ubi jalar yang mungkin menjadi preferensi konsumen adalah keripik ubi jalar dengan warna
ungu, rasa tawar, bentuk memanjang, ketebalannya tebal, aroma sedang, tekstur lembut, ukuran kemasan besar 1000 gram, desain kemasan spesifik
dan lengkap. Pada stimuli dua, kombinasi keripik dengan warna ungu, rasa tawar, bentuk bulat, ketebalan tebal, aroma biasa saja, tekstur renyah, ukuran
kemasan kecil 250 gram, desain kemasan sederhana. Pada stmuli ketiga, kombinasi keripik dengan warna ungu kecokelatan, rasa tawar, bentuk bulat,
ketebalan tipis, aroma sedang, tekstur renyah, kemasan sedang 500 gram, desain kemasan spesifik dan lengkap. Demikian juga pada stimuli empat
hingga seterusnya sampai pada stimuli yang ke-32.
4. Mengumpulkan Pendapat Responden
Hasil pembuatan stimuli dengan menggunakan prosedur orthogonal itulah yang kemudian disertakan dalam kuesioner untuk dievalusi oleh responden.
Responden diminta memberikan penilaian terhadap stimuli tersebut. Penilaian responden menggunakan rating yaitu dengan memakai skala likert, yaitu:
Tabel 3.4.3.a Kriteria Penilaian Preferensi Konsumen Simbol
Pengertian Bobot
STS
Sangat Tidak Suka 1
TS Tidak Suka
2
BS Biasa Saja
3
S Suka
4
SS
Sangat Suka 5
Dari stimuli yang terbentuk, proses kemudian dilanjutkan dengan proses conjoint. Pendapat setiap responden ini disebut sebagai utility yang dinyatakan
dengan angka dan menjadi dasar perhitungan conjoint.
Universitas Sumatera Utara
Rating diisi oleh konsumen ubi jalar yang menjadi responden dalam penelitian ini dan ditulis sesuai dengan selera mereka masing-masing dengan
menggunakan skala likert dari nilai 1-5. Dari hasil penelitian terhadap stimuli tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses conjoint.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4.3.b Pemberian Rating pada Stimuli Keripik Ubi Jalar No
Warna Rasa
Bentuk Ketebalan
Aroma Tekstur
Ukuran Kemasan
Desain Kemasan
RATING
STS TS
BS S
SS
1 Ungu
Tawar Memanjang Tebal
Sedang Lembut
Besar 1000 Gram
Spesifik dan Lengkap
2 Ungu
Tawar Bulat Tebal
Biasa Saja
Renyah Kecil 250
Gram Sederhana
3 Ungu
Kecokelatan Tawar Bulat
Tipis Sedang
Renyah Sedang 500
Gram Spesifik dan
Lengkap
31
Ungu Tawar
Bulat Sedang
Biasa Saja
Renyah Sedang 500
Gram Sederhana
32
Ungu Kecokelatan
Asin Memanjang
Tebal Sedang
Lembut Sedang 500
Gram Spesifik dan
Lengkap
Universitas Sumatera Utara
4. Melakukan Proses Conjoint
Hasil penilaian rating oleh responden diolah dengan analisis conjoint dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil analisis conjoint secara keseluruhan
dilihat dari overall statistic pada SPSS subfile summary. Hasil analisis ini diperoleh untuk memperkirakan atribut produk yang diinginkan oleh
responden berdasarkan penilaian terhadap stimuli tersebut yang disertakan dalam kuisioner sebelumnya.
5. Hasil Analisis
Output yang dihasilkan dari proses analisis conjoint berupa nilai utility yaitu suatu perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf atributnya,
importance value yaitu suatu nilai perbandingan antara nilai kepentingan dengan tiap-tiap atribut ubi jalar serta nilai korelasi Pearson dan Kendall
’s Tau untuk mengetahui seberapa tinggi predictive accuracy-nya. Interpretasi
hasilnya adalah untuk nilai utility, yaitu nilai yang paling besar menjadi kombinasi stimuli yang disukai oleh konsumen. Untuk nilai kepentingan
importance values yaitu nilai yang terbesar menunjukkan atribut ubi jalar yang paling penting serta untuk uji keakuratan dilihat dari korelasi Pearson’s
dan Kendall’s Tau.
Uji keakuratannya predictive accuracy: H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan
preferensi aktual atau tidak ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan perferensi aktual atau ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
Universitas Sumatera Utara
Sign. 0,05 maka H0 ditolak Sign. 0,05 maka H0 diterima
Santoso, 2012.
Tabel 3.5 Bentuk Hasil Analisis Conjoint Pada Keripik Ubi Jalar
No Atribut
Level Sub-atribut Nilai
Kegunaan Utility
Values Nilai
Kepentingan Relatif
Importance Values
1 Warna
1. Ungu Kecokelatan a1
b1 2. Ungu
a2 2
Rasa 1. Manis
a1 b2
2. Asin a2
3. Tawar a3
3 Bentuk
1. Bulat a1
b3 2. Memanjang
a2 4
Ketebalan 1. Tebal
a1 b4
2. Sedang a2
3. Tipis a3
5 Aroma Khas
1. Kuat dan Khas a1
b5 2. Sedang
a2 3. Biasa Saja
a3 6
Tekstur 1. Renyah
a1 b6
2. Lembut a2
7 Ukuran
Kemasan 1. Besar 1000 gram
a1 b7
2. Sedang 500 gram a2
3. Kecil 250 gram a3
8 Desain
Kemasan 1. Spesifik dan Lengkap
a1 b8
2. Sederhana a2
Sumber : Data Diolah, 2016
Pada Tabel 3.5 a1,a2
,a3…,an merupakan nilai utility yaitu suatu perbandingan antara nilai kegunaan dengan tiap-tiap taraf atributnya, b1,b2,b3,..bn merupakan
nilai kepentingan relative importance value yaitu suatu nilai perbandingan antara nilai kepentingan dengan tiap-tiap atribut ubi jalar.
Universitas Sumatera Utara
Untuk tujuan penelitian 1 :
Dapat dilihat dari nilai kegunaan utility pada masing-masing level atribut. Interpretasi hasilnya yaitu nilai utility yang terbesar menunjukkan level dari
atribut yang menjadi preferensi konsumen ubi jalar sehingga level-level atribut yang memiliki nilai utility paling besar digabungkan maka akan
membentuk kombinasistimuli dari karateristik produk yang menjadi
preferensi konsumen. Tujuan penelitian 2:
Menggunakan analisis deskriptif yang menjadi perbedaan untuk tujan ini adalah output yang dilihat berupa nilai kepentingan importance values. Nilai
kepentingan importance values digunakan untuk melihat atribut manakah yang paling penting dari keripik ubi jalar menurut preferensi konsumen.
Interpretasi hasilnya yaitu nilai kepentingan importance values yang paling besar menunjukkan atribut keripik ubi jalar yang paling penting sehingga
mendasari konsumen untuk membeli keripik ubi jalar.
Untuk tujuan penelitian 3:
Melihat tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint maka output yang dilihat berupa nilai korelasi Pearson dan Kendall’s Tau.
H0 : tidak adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan preferensi aktual atau tidak ada uji keakuratan yang tinggi pada proses
conjoint. H1 : adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan perferensi
aktual atau ada uji keakuratan yang tinggi pada proses conjoint.
Universitas Sumatera Utara
Sign. 0,05 maka H0 ditolak Sign. 0,05 maka H0 diterima Santoso, 2012.
Interpretasi hasilnya yaitu jika nilai signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara preferensi estimasi dan
preferensi aktual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada proses conjoint.
3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan pengertian dari beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian.
Berikut definisi dari istilah yang digunakan dalam operasional penelitian ini : 1. Keripik Ubi jalar adalah keripik yang berasal dari umbi berwarna ungu yang
dijadikan sebagai objek penelitian menurut preferensi konsumen di Kota Medan.
2. Konsumen adalah orang menggemari atau yang sedang membeli keripik ubi jalar di Kota Medan.
3. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. 4. Preferensi konsumen adalah suatu perilaku konsumen dalam memilih keripik
ubijalar dan kecenderungannya terhadap kombinasi atribut keripik ubi jalar yang disukai.
Universitas Sumatera Utara
5. Atribut merupakan variabel yang melingkupi produk ubi jalar meliputi karateristik yang dimiliki dan ditentukan untuk dipilih oleh konsumen sebagai
pertimbangan dalam membeli produk ubi jalar. 6. Analisis Conjoint
adalah metode analisis yang digunakan untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut keripik ubi jalar dan nilai kegunaan yang
muncul dari atribut produk ubi jalar tersebut.
7. Stimuli merupakan kombinasi dari taraf atau level atribut keripik ubi jalar. 8. Taraflevelsub-atribut adalah nilaigambaran dari atribut keripik ubi jalar
yang lebih khusus dan spesifik. 9. Pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai
alternatif tindakan yang mungkin dipilih konsumen, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang
terbaik.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kota Medan. 2. Sampel penelitian ialah konsumen yang membeli keripik ubi jalar yang
kebetulan adadijumpai di lokasi penelitian. 3. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2016.
Universitas Sumatera Utara
43
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
DAN KARATERISTIK SAMPEL
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis
Kota Medan terletak antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5
– 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 21
Kecamatan dan 151 Kelurahan. Perbatasan wilayahnya adalah : 1. di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang,
2. di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, 3. di sebelah utara berbatasan dengan selat Malaka, dan
4. di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat I di Sumatera Utara
dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan
dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun BBMKG Wilayah I pada tahun 2014 yaitu 20 °C dan suhu maksimum yaitu
35,2 °C. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 75 - 81, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,20 msec, sedangkan rata-rata total laju
penguapan tiap bulannya 111,13 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2014
Universitas Sumatera Utara