commit to user 26
dividen perusahaan. Pengaruh positif likuiditas terhadap kebijakan dividen juga dibuktikan oleh Anil dan Kapoor 2008, Juma’h dan Carlos 2008,
Lintner 1956, serta Sawicki 2002. Kesimpulan dari penjelasan teori di atas bahwa kebijakan dividen
juga memberikan sinyal mengenai likuiditas perusahaan. Likuiditas perusahaan yang tinggi sama artinya memiliki kondisi
cash flow
yang tinggi pula. Oleh karena itu perusahaan dengan likuiditas tinggi akan
membayarkan dividen yang tinggi. Berdasarkan analisis dan temuan di atas, hipotesis alternatif kedua yang diajukan dalam penelitian adalah
berikut ini. Ha
2
: likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen perusahaan.
3. Kesempatan Investasi dan Kebijakan Dividen
Selain profitabilitas dan likuiditas, kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.
The residual theory of dividends
oleh Brigham
et al.
1998 menyatakan bahwa perusahaan akan membayarkan dividen hanya ketika menghasilkan
keuntungan
gains
yang tidak digunakan untuk berinvestasi. Perusahaan akan merasa perlu menjaga pembayaran dividen minimum ketika
mempunyai kesempatan investasi untuk menghindari
external financing costs
. Perusahaan yang sedang tumbuh membutuhkan dana yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan investasinya. Kebutuhan dana ini dapat
diatasi dengan dua alternatif sumber dana yaitu sumber intern atau ekstern.
commit to user 27
Jika perusahaan yang sedang tumbuh memilih untuk memenuhi kebutuhan dana dari sumber intern yaitu dengan menahan laba yang diperolehnya
tidak dibagikan sebagai dividen, maka kebijakan dividen mungkin akan terpengaruh.
Wijaya, Bandi, dan Anas 2010 menyatakan bahwa para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dengan
mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen maupun
capital gain
. Di sisi lain, perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara terus menerus
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan kesejahteraan kepada para pemegang saham.
Afza dan Mirza 2010 memberikan bukti empiris bahwa hubungan antara kesempatan investasi dengan dividen adalah negatif. Afza
dan Mirza 2010 menyebutkan perusahaan akan membayar dividen jika telah memastikan perusahaan telah melakukan kebijakan investasi pada
level yang cukup. Ketersediaan dana dalam perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk melakukan investasi. Tujuannya agar investasi
tersebut dapat memberikan keuantungan bagi perusahaan di masa depan dan dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Dalam jangka
pendek, kas bebas yang digunakan untuk melakukan investasi akan menyebabkan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham
pada saat ini menjadi menurun. Ahmed dan Javid 2009 mendukung hasil penelitian Afza dan
Mirza 2010. Menurut Ahmed dan Javid 2009 kebijakan dividen merupakan residual dari penggunaan arus kas bebas perusahaan. Terlebih
commit to user 28
dahulu arus kas bebas akan digunakan untuk melakukan investasi. Apabila sisa arus kas bebas positif maka perusahaan membagikan dividen berupa
kas namun, apabila arus kas bebas negatif maka perusahaan membagi dividen dalam bentuk saham.
Menurut Atmini 2004 salah satu masalah antara manajer dan pemegang saham yaitu pemegang saham lebih menyukai pembayaran
dividen daripada diinvestasikan lagi, sementara manajer sebaliknya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung untuk
membayar dividen lebih besar agar dapat mengalihkan sumber dana perusahaan agar tidak ditanamkan dalam proyek dengan
net present value
yang negatif. Hal ini juga memperkecil biaya keagenan yang berkaitan dengan aliran kas bebas. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
tinggi membayar dividen lebih kecil karena akan diinvestasikan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Jensen dan Meckling 1976 menegaskan bahwa pada keadaan- keadaan tertentu dimana perusahaan memiliki kesempatan investasi lebih
banyak dan ketersediaan
cash flow
yang terbatas, maka
shareholder
akan meningkatkan toleransi terhadap
dividend payout ratio
yang rendah. Mereka menemukan hubungan negatif antara
dividend payout
dengan kesempatan investasi. Hasil penelitian Rozeff 1982 juga menunjukkan
hubungan negatif signifikan antara pertumbuhan penjualan proksi kesempatan investasi dengan
dividend payout.
Masulis dan Trueman 1986 dengan mengembangkan model penelitian Rozzef 1982 menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki
commit to user 29
banyak kesempatan menguntungkan akan lebih memilih untuk tidak membayarkan dividen dan melakukan penggunaan
retained earnings
laba ditahan.
Osman dan Mohammed 2010 menyatakan bahwa perusahaan selalu berusaha mengembangkan aktivitas operasionalnya. Perusahaan
membutuhkan dana untuk dapat tumbuh dan berkembang. Kesempatan investasi yang tinggi menunjukkan perusahaan tersebut sedang tumbuh
sehingga kesempatan investasi perusahaan berbanding terbalik dengan kebijakan
dividen perusahaan.
Hal ini
disebabkan perusahaan
menggunakan dana yang ada dalam perusahaan untuk melakukan investasi daripada dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Suharli 2007 mengidentifikasikan bahwa perusahaan dengan kesempatan investasi tinggi menggunakan dana yang seharusnya
dibagikan kepada pemegang saham untuk mengatasi
underinvestment
, sedangkan perusahaan dengan kesempatan investasi rendah membagikan
dividen lebih tinggi untuk mengatasi masalah
overinvestment
. Pernyataan Suharli 2007 tersebut didukung oleh Sawicki 2002 dengan memberikan
bukti yang signifikan bahwa
expected growth
dan
historical growth
proksi kesempatan investasi berhubungan negatif dengan
dividend payout
. Kontra dengan penelitian-penelitian sebelumnya, Anil dan Kapoor 2008 mengungkapkan hubungan yang tidak signifikan antara
sales growth
dan MTBV ratio proksi kesempatan investasi dengan kebijakan dividen.
commit to user 30
Kesimpulan dari penjelasan teori di atas bahwa kebijakan dividen merupakan residual dari penggunaan arus kas bebas. Perusahaan yang
memiliki kesempatan investasi tinggi akan menggunakan arus kas
cash flow
yang ada dalam perusahaan untuk membiayai investasi terlebih dulu. Hal tersebut menyebabkan pengaruh negatif kesempatan investasi dengan
terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan analisis dan hasil penelitian yang ada, maka hipotesis alternatif ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah
berikut ini. Ha
3
: kesempatan investasi berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen perusahaan.
4. Risiko Perusahaan dan Kebijakan Dividen