commit to user 30
Kesimpulan dari penjelasan teori di atas bahwa kebijakan dividen merupakan residual dari penggunaan arus kas bebas. Perusahaan yang
memiliki kesempatan investasi tinggi akan menggunakan arus kas
cash flow
yang ada dalam perusahaan untuk membiayai investasi terlebih dulu. Hal tersebut menyebabkan pengaruh negatif kesempatan investasi dengan
terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan analisis dan hasil penelitian yang ada, maka hipotesis alternatif ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah
berikut ini. Ha
3
: kesempatan investasi berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen perusahaan.
4. Risiko Perusahaan dan Kebijakan Dividen
Risiko adalah ketidakpastian pengembalian dihubungkan dengan asset tertentu Pruit dan Gitman, 1991. Berkaitan dengan risiko ini,
bird in the hand theory
menyebutkan bahwa
return
saham yang disyaratkan investor meningkat ketika pembagian dividen dikurangi. Hal itu terjadi
karena investor lebih yakin terhadap penerimaan pembayaran dividen daripada penerimaan capital gain yang dihasilkan dari laba ditahan
Brigham
et al.
, 1998. Penganut
bird in the hand theory
memandang bahwa dividen tinggi adalah yang terbaik, karena investor lebih suka
kepastian tentang pengembalian investasinya serta mengantisipasi risiko ketidakpastian kebangkrutan perusahaan Jensen dan Meckling, 1976.
Risiko dalam penelitian ini diproksikan dengan
leverage
. Perusahaan dengan
leverage
tinggi memiliki risiko yang tinggi terkait
commit to user 31
dengan risiko kegagalan hutang yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Beberapa jenis investor tidak menyukai risiko Wahyudi dan
Pawestri, 2006. Dividen adalah tingkat pengembalian yang pasti bagi investor sehingga ketika risiko perusahaan meningkat maka investor dapat
meminta perusahaan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Wahyudi dan Pawestri 2006 mengkonfirmasi bukti empiris bahwa risiko perusahaan
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian Wahyudi dan Pawestri 2006 ini mendukung penelitian Jensen dan Meckling
1976. Selain penelitian Wahyudi dan Pawestri 2006 serta Jensen dan
Meckling 1976 yang mendukung
bird in the hand theory
, juga terdapat penelitian yang kontra dengan
bird in the hand theory
. Afza dan Mirza 2010 menyebutkan bahwa
leverage
yang besar adalah risiko yang besar bagi perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan dengan
leverage
yang tinggi akan membayar dividen pada level yang rendah. Perusahaan
berusaha menjaga keseimbangan penggunaan kas perusahaan antara pembayaran hutang dan dividen. Pembayaran hutang akan menyebabkan
jumlah arus kas bebas berkurang dalam perusahaan sehingga kas yang tersedia untuk membayar dividen manjadi semakin kecil
. Menurut Afza
dan Mirza 2010 hubungan antara
leverage
dan kebijakan dividen adalah negatif.
Almilia dan Sifa 2006 menyatakan bahwa dua bentuk hubungan keagenan yang terpengaruh oleh kebijakan deviden adalah hubungan
pemegang saham-kreditur dan hubungan manajer-pemegang saham.
commit to user 32
Pemegang saham menginginkan dividen sebesar mungkin, sementara kreditur menginginkan jaminan keamanan atas pengembalian pinjaman
yang diberikannya termasuk ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Pembayaran dividen yang terlalu besar akan menyebabkan
jumlah kas yang tersedia dalam perusahaan menjadi berkurang. Hal itu menyebabkan kreditur menekan perusahaan agar tidak membayar dividen
terlalu besar dengan tujuan kreditur memperoleh keamanan atas pengembalian pinjaman yang ada di dalam perusahaan.
Anil dan Kapoor 2008 mengungkapkan bahwa perusahaan dengan tingkat risiko yang tinggi memiliki laba yang
volatile
membayarkan dividen yang rendah jika dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki laba yang stabil. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari
pemotongan dividen ketika laba sedang turun. Cheng
et al.
2008 menyatakan bahwa
leverage
merupakan proksi dari risiko perusahaan. Semakin besar
leverage
berarti akan semakin besar kemungkinan kebangkrutan perusahaan karena risiko kegagalan yang
besar dalam membayar hutang. Penggunaan kas dalam perusahaan harus lebih dikendalikan antara melakukan investasi, membayar hutang dan
membayar dividen. Semakin besar
leverage
perusahaan maka semakin besar risiko perusahaan, perusahaan mengantisipasi risiko tersebut dengan
membayar dividen pada tingkat yang rendah. Pengaruh negatif risiko terhadap kebijakan dividen juga dibuktikan oleh Juma’h dan Carlos
2008, Kapoor
et al.
2010, Osman dan Mohammed 2010, serta Sawicki 2002.
commit to user 33
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan risiko tinggi memiliki kemungkinan kebangkrutan yang besar.
Ditinjau dari sudut investor, dividen yang disyaratkan investor kepada perusahaan menjadi tinggi ketika perusahaan memiliki risiko tinggi.
Investor menyukai dividen tinggi karena dividen adalah tingkat pengembalian yang pasti serta mengantisipasi risiko kebangkrutan
perusahaan. Mengacu pada analisis tersebut, maka hipotesis alternatif keempat yang diajukan dalam penelitian adalah berikut ini.
Ha
4:
risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen perusahaan.
5. Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Dividen