Pengukuran kadar kolesterol awal dan setelah hiperkolesterolemia

30

4.3.1 Pengukuran kadar kolesterol awal dan setelah hiperkolesterolemia

Data hasil pengukuran kadar kolesterol awal rata-rata mencit sebelum diinduksi hiperkolesterolemia dan setelah diinduksi hiperkolesterolemia dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 57-58. Hasil analisis perbedaan pengukuran kadar kolesterol awal dan setelah induksi hiperkolesterolemia selama 14 hari dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil analisis perbedaan pengukuran rata-rata kadar kolesterol awal dan setelah diinduksi hiperkolesterolemia Kelompok Rata-rata kadar awal kolesterol total ± SD Rata-rata kadar kolesterol total setelah hiperkolesterolemia ± SD Kontrol Na CMC 143,60±2,608 268,40 ± 12,321 Dosis 100 mgkg bb 144,60±8,173 272,60 ± 13,921 Dosis 200 mgkg bb 139,80±8,786 273,00 ± 16,508 Dosis 300 mgkg bb 143,80±2,950 269,60 ± 11,589 Dosis 400 mgkg bb 142,60±4,219 286,40 ± 6,580 Simvastatin dosis 1,3 mgkg bb 136,20±16,559 274,00 ± 11,467 Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap kadar kolesterol total awal mencit dengan mencit yang telah hiperkolesterolemia dimana nilai p0,05 dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 63. Pengukuran kadar kolesterol awal semua kelompok belum mendapat perlakuan diet tinggi lemak, sehingga kadar kolesterolnya merupakan kadar kolesterol normal dari masing-masing hewan uji. Rata-rata kadar kolesterol Universitas Sumatera Utara 31 yang sama tersebut dikarenakan adanya aklimasi pada semua hewan percobaan, dimana hewan percobaan diadaptasi selama 2 minggu dengan pemberian pakan, minum, kondisi kandang, pencahayaan dan suhu ruangan yang sama. Gambar 4.1 Grafik kadar kolesterol awal dan kadar hiperkolesterol Pemberian induksi kuning telur dan lemak kambing selama 14 hari mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar kolesterol mencit sebesar ≥200 mgdl. Pemilihan kuning telur sebagai penginduksi karena kandungan gizi telur antara lain : air 73,7 , protein 12,9 , lemak 11,2, karbohidrat 0,9 dan lemak pada putih telur hampir tidak ada. Hampir semua lemak di dalam telur terdapat pada kuning telur, yaitu mencapai 32, sedangkan pada putih telur kandungan lemaknya sangat sedikit, maka pengamatan lemak dan kolesterol lebih efektif dilakukan pada kuning telur Toha, 2014. Lemak kambing memiliki kadar kolesterol 130 mg per 100 g Rusilanti, 2014. Mencit yang telah hiperkolesterolemia selanjutnya dibagi menjadi 6 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok 1 diberi 143,6 144,6 139,8 143,8 142,6 136,2 268,4 272,6 273,6 269,6 286,4 274 50 100 150 200 250 300 350 kontrol CM EEDKS 100 EEDKS 200 EEDKS 300 EEDKS 400 simvastatin k a d a r k o le st e ro l m g d l kadar kolesterol awal kadar hiperkolesterol Universitas Sumatera Utara 32 suspensi Na-CMC 0,5, kelompok 2-5 diberi suspensi EEDKS dosis 100, 200, 300 dan 400 mgkg bb dan kelompok 6 diberi simvastatin dosis 1,3 mgkg bb. Pemberian suspensi dilakukan selama 21 hari berturut-turut secara oral, kemudian dicek penurunan kadar kolesterol total menggunakan alat pengukur kadar kolesterol EasyTouch ® GCU pada hari ke-7, 14 dan 21. Data pengukuran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10 halaman 57-59. Data hasil pengukuran diuji analisis statistik menggunakan metoda Anova dan dilanjutkan dengan Post-Hoc Tukey.

4.3.2 Pengukuran kadar kolesterol setelah 7 hari perlakuan