Uji Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik

Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 40.562 5.832 6.955 .000 Jenis_Kelamin -3.516 1.471 -.265 -2.390 .020 .965 1.036 Usia .265 .835 .035 .317 .752 .974 1.026 Pendidikan -.102 1.134 -.010 -.090 .929 .884 1.131 Status_Perkawinan -2.865 2.219 -.148 -1.291 .201 .905 1.105 Jumlah_Anak 2.859 1.093 .291 2.617 .011 .959 1.042 Pendapatan -.087 1.159 -.008 -.075 .940 .949 1.053 a. Dependent Variable: Toleransi_Risiko Sumber: Hasil penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan dari hasil perhitungan nilai VIF, tidak satupun variabel independen yang memiliki nilai lebih dari 5, karena nilai VIF tertinggi sebesar 1,131 dan nilai tolerance seluruh variabel independen menunjukkan hasil lebih dari 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel independen.

4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk melihat apakah heteroskedastisitas atau tidak, dapat dilakukan melalui pendekatan grafik. Pendekatan grafik, titik-titik pada data harus tidak mencerminkan suatu pola tertentu atau dapat dikatakan acak. Gambar grafik scatter plot untuk menguji heteroskedastisitas tampak pada Gambar 4.4 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil penelitian, 2014 data diolah Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot Grafik scatter plot pada Gambar 4.4 diketahui bahwa penyebaran titik-titik secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas di model regresi penelitian ini. Selain menggunakan grafik, heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan analisis statistik diantaranya uji Glejser. Pada uji Glejser indikator tidak terjadi heteroskedastisitas, jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5. Hasil uji Glejser tampak pada Tabel 4.10 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .231 3.347 .069 .945 Jenis_Kelamin 1.978 .844 .273 1.342 .322 Usia .126 .479 .030 .262 .794 Pendidikan .341 .651 .064 .523 .602 Status_Perkawinan .563 1.273 .053 .442 .660 Jumlah_Anak .053 .627 .010 .084 .933 Pendapatan -.375 .665 -.066 -.564 .575 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil penelitian, 2014 data diolah Pada Tabel 4.11 terlihat tidak ada satupun variabel independen Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Status Perkawinan, Jumlah Anak, dan Pendapatan yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut absut, karena probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 nilai sig 0,05. Hal ini berarti model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.3.2.4 Uji Autokorelasi