Mineral Fosfor Spektrofotometri UV-Visible

7 setelah direbus, air rebusannya digunakan untuk pengobatan penyakit asma, batuk, obat penenang dan hipertensi Warisno dan Dahana, 2012.

2.2 Mineral Fosfor

Mineral merupakan unsur yang dibutuhkan oleh tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Unsur ini digolongkan kedalam mineral mikro dan makro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah 100 mg sehari, misalnya natrium, klorida, kalsium, magnesium, sulfur, dan fosfor. Mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, misalnya besi, iodium, mangan dan tembaga Almatsier, 2004. Fosfor merupakan mineral kedua yang terbanyak didalam tubuh setelah kalsium, fosfor dan kalsium terdapat dalam jaringan tulang dan gigi, fosfor juga terdapat dalam semua sel hidup dan diperlukan untuk pelepasan energi. Fosfor mempunyai peranan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Fosfor merupakan komponen esensial bagi banyak sel dan merupakan alat transport asam lemak. Fosfor berperan pula dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Pada umumnya bahan makanan yang mengandung banyak kalsium merupakan juga sumber fosfor, seperti susu, keju, daging, ikan, telur, dan sekitar 70 dari fosfor yang berada dalam makanan dapat diserap oleh tubuh. Penyerapan akan lebih baik bila fosfor dan kalsium dimakan dalam jumlah yang sama. Angka kecukupan fosfor rata-rata sehari adalah 400-500 mg Almatsier, 2004. Kekurangan fosfor dapat menyebabkan kerusakan tulang, gejalanya adalah rasa lelah dan kurang nafsu makan. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan Universitas Sumatera Utara 8 fosfor tidak bisa dipenuhi oleh ASI air susu ibu. Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang Budianto, 2009. 2.3 Metode Destruksi 2.3.1 Metode Destruksi Basah Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat, asam sulfat, asam perklorat, dan asam klorida. Semua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Senyawa- senyawa garam yang terbentuk setelah didestruksi merupakan senyawa garam yang stabil dan disimpan selama beberapa hari Raimon, 1993.

2.3.2 Metode Destruksi Kering

Destruksi kering merupakan perombakan logam organik didalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam tanur dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800 o C, tetapi suhu ini sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis. Untuk menentukan suhu pengabuan dengan sistem ini terlebih dahulu ditinjau jenis logam yang akan dianalisis. Bila oksida-oksida logam yang terbentuk bersifat kurang stabil, maka perlakuan ini tidak memberikan hasil yang baik untuk logam Fe, Cu, dan Zn, kemudian Universitas Sumatera Utara 9 dilarutkan dengan pelarut asam yang encer baik tunggal maupun campuran, kemudian didekstruksi, hasil destruksi dianalisis dengan metode Spektrofotometeri Serapan Atom Raimon, 1993. Menurut Raimon 1993 ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hal menggunakan metode destruksi terhadap sampel, baik dengan destruksi basah atau dekstruksi kering, antara lain: a. Sifat matriks dan konstituen yang terkandung didalamnya. b. Jenis logam yang akan dianalisis. c. Metode yang akan digunakan untuk penentuan kadarnya.

2.4 Spektrofotometri UV-Visible

Spektrofotometri adalah pengukuran absorbansi energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu, biasanya digunakan untuk molekul dan ion organik atau kompleks dalam larutan, spektrum sinar ultraviolet dan sinar tampak sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, sementara sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400-800 nm Gandjar dan Rohman, 2007. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak terutama untuk senyawa yang tidak berwarna dan yang berwarna yang akan dianalisis yaitu: a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Visible Cara yang digunakan adalah dengan merubahnya menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu sehingga dapat menyerap sinar UV-Visible. Universitas Sumatera Utara 10 b. Waktu kerja operating time Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. c. Pemilihan panjang gelombang Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. d. Pembuatan kurva baku Dilakukan dengan membuat larutan baku dalam berbagai konsentrasi kemudian absorbansi tiap konsentrasi diukur. e. Pembacaan absorbansi sampel Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya terletak antara 0,2 sampai 0,6 Gandjar dan Rohman, 2007. Gambar Instrumen Spektrofotometer UV-Visible Gandjar dan Rohman, 2007. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, bagian-bagian instrumentasi spektrofotometer UV-Visible sebagai berikut: a. Sumber Cahaya Sumber energi radiasi yang biasa untuk daerah ultraviolet dan daerah sinar tampak adalah sebuah lampu wolfram ataupun lampu tabung discas hidrogen atau deutrium. Universitas Sumatera Utara 11 b. Monokromator Monokromator berfungsi mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya yang monokromatis. Alatnya dapat berupa berupa prisma atau kisi difraksi. c. Sel Sel yang digunakan untuk daerah tampak terbuat dari kaca sedang untuk daerah ultraviolet digunakan sel kuarsa atau kaca silika. Sel tampak dan ultraviolet yang khas mempunyai panjang lintasan 1 cm, namun tersedia juga sel dengan ketebalan kurang dari 1 ml, sampai 10 cm bahkan lebih. d. Detektor Peranan detektor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. e. Rekorder Recorder digunakan sebagai perekam absorbansi yang dihasilkan dari pengukuran Gandjar dan Rohman, 2007. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, warna-warna yang dihubungkan dapat dinyatakan dalam tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak Panjang Gelombang Warna yang diserap Warna Komplementer 400 – 435 nm 450 – 480 nm 480 – 490 nm 490 – 500 nm 500 – 560 nm 560 – 680 nm 580 – 595 nm 595 – 610 nm 610 – 750 nm Ungu lembayung Biru Biru Kehijauan Hijau Kebiruan Hijau Hijau kekuningan Kuning Orange Merah Hijau Kekuningan Kuning Orange Merah Merah Anggur Ungu lembayung Biru Biru kekuningan Hijau Kebiruan Universitas Sumatera Utara 12

2.5 Validasi Metode Analisis