73
yang masih kurang atau memperbaiki fasilitas yang tidak layak pakai. Sehingga dapat mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut.
3. Fasilitas
Menurut masing-masing informan, fasilitas yang terdapat di KantorLayanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan sudah cukup memadai untuk
mendukung pelaksanaan pengadaan barang dan jasa secara elektronik. Di LPSE Kota Medan sudah memiliki ruangan khusus untuk administrator dan verifikasi,
ruang server, ruang tamu, dan juga ruang bidding. Dan setiap ruangan sudah dilengkapi sarana yang memadai seperti komputer, pendingin ruangan, meja,
sampai jaringan internet. Walaupun fasilitas di Layanan Pengadaan Secara Elektronik sudah memadai,
namun masih memerlukan penambahan fasilitas berupa server. Karena banyak terdapat masalah teknis dari gangguan serveryang mengakibatkan website LPSE
susah untuk di akses.
C. Disposisi
Disposisi implementor adalah kecenderungan sikap maupun pemahaman yang dimiliki oleh implementor yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari
implementasi kebijakan. Peran penting sikap pelaksana dalam implementasi suatu kebijakan disampaikan oleh Hessel 2003:90 sebagai berikut:”Jika para
implementor memperhatikan terhadap suatu kebijakan khusus, maka dimungkinkan bagi implementor untuk melakukan sebagaimana yang
dimaksudkan para pembuat keputusan. Namun ketika sikap atau perspektif
Universitas Sumatera Utara
74
implementor ini berbeda dari para pembuat keputusan, proses mengimplementasikan sebuah kebijakan menjadi secara pasti lebih sulit”.
Menurut informan, pemahaman setiap pegawai di ruang lingkup Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE sudah baik, pernyataan ini didukung oleh
kinerja pegawai yang sampai saat ini berjalan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Menurut analisis, dapat diketahui bahwa memang pemahaman pegawai bisa dikatakan baik, namun masih sangat diperlukan Pendidikan dan pelatihan
DIKLAT kepada para pegawai agar kinerja mereka dalam bekerja semakin baik.
D. Struktur Birokrasi
.Implementasi kebijakan yang bersifat kompleks menuntut adanya kerjasama banyak pihak. Ketika struktur birokrasi tidak kondusif terhadap implementasi
suatu kebijakan, maka hal ini akan menyebabkan ketidakefektivan dan menghambat jalannya pelaksanaan kebijakan. Struktur organisasi yang
mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan dalam proses implementasi.
Salah satu dari aspek struktur organisasi peling mendasar dari organisasi adalah Standard Operational Procedure SOP. Dengan adanya SOP dapat menjadi
acuan kerangka kerja yang jelas, sistematis, tidak berbelit dan mudah dipahami oleh siapa pun, karena akan menjadi acuan implementor. Dalam hal ini pejabat
instansi mampu memaksimalkan waktu dan menyeragamkan tindakan-tindakan dalam organisasi yang kompleks dan tersebar luas. Sehingga tidak akan terjadinya
tumpang tindih kerja di setiap struktur birokrasi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
75
Dalam pengimplementasian kebijakan pengadaan barang dan jasa secara elektronik di kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan
sudah memiliki Standard Operational Procedure SOP. Kejelasan dari Standard Operational Procedure SOP dapat dilihata pada Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan Peraturan Walikota Medan No.38 Tahun 2011 tentang Layanan Pengadaan Secara
Elektronik LPSE. Sifat kedua dari struktur birokrasi yang berpengaruh dalam pelaksanaan
kebijakan adalah fragmentasi. Fragmentasi merupakan penyebaran tanggungjawab suatu kebijakan kepada beberapa badan dan bagian yang berbeda sehingga
memerlukan koordinasi. Koordinasi antar bidang di kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik dapat dikatakan baik, itu disebabkan karena setiap bidang
membutuhkan kerjasama dengan bidang lain. Sehingga tanpa ada nya kerjasama yang baik di ruang lingkup Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota
Medan, maka implementasi kebijakan ini akan dirasa sulit dan tidak akan berjalan lancar seperti sekarang ini.
Universitas Sumatera Utara
76
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang berdiri pada tanggal 7 Desember 2011, untuk mendukung pelaksanaan pengadaan barang dan jasa secara elektronik
E-Procurement sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan Peraturan Walikota Medan No 38
Tahun 2011 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan dalam bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa secar elektronik E-Procurement pada Layanan Pengadaan Secara
Elektronik LPSE Kota Medan telah dikerjakan dengan baik dilihat dari empat faktor yang mempengaruhi implementasi sesuai dengan teori George Edward III,
yaitu : A.
Komunikasi Jika dilihat dari aspek komunikasi, bahwa komunikasi yang berjalan di kantor
Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota medan sudah berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini terbukti dari penyaluran komunikasi yang baik
kepada implementor, atau pun kepada penyedia jasa. Selain itu, melalui website resmi LPSE Kota Medan, masyarakat atau penyedia jasa dapat mengakses
informasi yang terpercaya dan selalu updatesetiap hari. Penyebaran informasi melalui website merupakan salah satu cara untuk mensosialisasikan setiap
kegiatan atau pun pengumuman yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa secara elektronik, karena sosialisasi secara langsung sudah jarang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara