22
mereka menolak tujuan yang ada didalamnya sehinggasecara sembunyi mengalihkan dan menghindari implementasi program.
D. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu aspek
struktur yang penting dari organisasi adalah adanya Standard Operating Procedures SOP. Standard Operating Procedures SOP menjadi pedoman bagi
implementator untuk bertindak struktur organisasi yang prosedur birokrasi cukup rumit dan kompleks.
2.1.4 Pengertian Electronic Government
E-government, sebagai sebuah konsep memiliki prinsip-prinsip dasar yang universal, tetapi pengertian maupun penerapannya di sebuah negara tidak dapat
dipisahkan dari sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik, kondisi ekonomi masing-masing negara. E-government didefinisikan sebagai suatu mekanisme
interaksi baru antara pemerintah dengan masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, dimana pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi
komunikasi dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik Indrajit,2002.
Electronic Government di Indonesia telah diperkenalkan melalui Instruksi Presiden Nomor 62001 tgl. 24 April 2001 tentang Telematika Telekomunikasi,
Media dan Informatika yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus
Universitas Sumatera Utara
23
menggunakan teknologi telematika untuk mendukung Good Governance dan mempercepat proses demokrasi. Lebih jauh lagi, Electronic Government wajib
diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat digunakan untuk
menyediakan akses bagi semua masyarakat yang berupa pelayanan yang mendasar
dan mensimplifikasi hubungan antar masyarakat dan pemerintah.
Menurut Keppres Nomor 20 Tahun 2006 E-Government adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Peranan IT dalam proses bisnis membuat
organisasi berusaha untuk mengimplementasikan IT untuk proses terintegrasi.
World Bank Group 2001 menyatakan .E-Government refers to the use by government agencies of information technologies such as Wide Area Networks,
the Internet, and mobile computing that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government. These technologies can
serve a variety of different ends: better delivery of government services to citizens, improve interactions with business and industry, citizen empowerment throught
access to information, or more efficient government management.. Artinya penggunaanteknologi informasi oleh aparat pemerintah mampu meningkatkan
hubungan denganwarga negara, pelaku bisnis dan dengan sesama pemerintah itu sendiri. TImemberikan banyak manfaat di bidang perbaikan pelayanan
pemerintah,meningkatkan interaksi dengan pelaku bisnis dan industri, serta
Universitas Sumatera Utara
24
pemberdayaan warganegara melalui informasi atau menjadikan manajemen
pemerintahan yang efektif danefisien. 2.1.5 Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik E-
Procurement
Pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik atau E-Procurement adalah sistem pengadaan barang dan jasa yang proses pelaksanaannya dilakukan
secara elektronik dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. Sistem aplikasi serta layanan pengadaan elektronik disediakan oleh
LPSE Layanan Pengadaan Secara Elektonik Nasional, yang bertindak sebagai koordinator.
2.1.5.1 Pengertian pengadaan barang dan jasa Pemerintah secara elektronik E-Procurement
A. Menurut Croom dan Jones 2007 menjelaskan bahwa e-procurement
merujuk pada penggunaan penggabungan sistem teknologi informasi untuk fungsi pengadaan meliputi pencarian sumber daya, negosisasi, pemesanan,
dan pembelian. B.
Menurut Willem 2012:80 pengadaan secara elektronik e-Proc merupakan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan jaringan
elektronik jaringan internet atau intranet atau electronic data interchange EDI.
C. Pengadaan jasa konstruksi secara elektronik adalah sistem pengadaan jasa
konstruksi yang proses pelaksanaanya dilakukan secara elektronik dan
Universitas Sumatera Utara
25
berbasis web dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 207PRTM2005
Tentang Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Pemerintah Secara Elektronik. D.
Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010, Pengadaan barangjasa pemerintah yang selanjutnya disebut dengan pengadaan barangjasa adalah kegiatan
untuk memperoleh barangjasa daerahinstitusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh barangjasa. Selanjutnya Perpres ini menjelaskan tentang pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah pengadaan
barangjasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
E. Menurut Oliviera dalam Purwanto 2008:10, secara umum E-Procurement
adalah proses pembelian barang dan jasa yang diperlukan bagi kebutuhan operasional orgnisasi secara elektronik.
2.1.5.2 Tujuan dan manfaat dari pengadaan barang dan jasa secara elektronik E-Procurement.
Ada pun tujuan dari E-Procurement, menurut siahaya 2012:80 sebagai berikut:
A. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
B. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha.
C. Meningkatkan tingkat efisiensi proses pengadaan.
D. Mendukung proses monitoring dan audit.
E. Memenuhi kebutuhan akses informasi terkini.
Universitas Sumatera Utara
26
Tujuan diatas sejalan dengan isi Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barangjasa pemerintah pada pasal 107, yaitu:
A. Meningkatkan trasnparansi dan akuntabilitas.
B. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yan sehat.
C. Memperbaiki tingkat efesiensi proses pengadaan.
D. Mendukung prose monitoring dan audit.
E. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.
Secara umum tujuan dari diterapkannya e-procurement yaitu untuk menciptakan transparansi, efisiensi dan efektifitas serta akuntabilitas dalam
pengadaan barang dan jasa melalui media elektronik antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Damin 2002 menambahkan mengenai tujuan e-procurement yaitu
untuk memperbaiki tingkat layanan kepada para users, dan mengembangkan sebuah pendekatan pengadaan yang lebih terintegritas melalui rantai suplai
perusahaan tersebut, serta untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengadaan.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penerapan E-Procurement menurut Teo 2009 yaitu manfaat langsung meningkatkan akurasi data, meningkatkan
efesiensi dalam operasi, proses aplikasi yang lebih cepat, mengurangi biaya administrasi dan mengurangi biaya operasi dan manfaat tidak langsung E-
Procurement membuat pengadaan lebih kompetitif, meningkatkan customer services, dan meningkatkan hubungan dengan mitra kerja. Selain itu menurut
Olken 2007, melalui E-Procurement transparansi akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dapat di peroleh melalui akses yang lebih baik ke informasi. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
27
dapat membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi korupsi yang merupakan masalah besar di banyak negara berkembang
2.1.5.3 Prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa secara elektronik e- procurement
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pengadaan barangjasa sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dari segi administrasi, teknis, dan keuangan, Maka sesuai dengan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 Pasal 5 pengadaan barangjasa menerapkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
A. .Efesien, berarti pengadaan barangjasa harus diusahakan dengan menggunakan
dana dan daya yang minimal untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah
ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimal. B.
Efektif, berarti pengadaan barangjasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya. C.
Trasparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barangjasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh penyedia
barangjasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya. D.
Terbuka, berarti pengadaan barangjasa dapat diikuti oleh semua penyedia barangjasa yang memenuhi persyaratankriteria tertentu berdasarkan ketentuan
dan prosedur yang jelas.
Universitas Sumatera Utara
28
E. Bersaing, berarti pengadaan barangjasa harus dilakukan melalui persaingan
yang sehat diantara sebanyak mungkin penyedia barangjasa yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh barangjasa yang ditawarkan
secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam pengadaan barangjasa
F. Adiltidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama baik kepada
semua calon penyedia barangjasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional G.
Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan pengadaan barang jasa sehingg dapat dipertanggungjawabkan.
2.2 Defenisi Konsep
Definisi konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan kelompok,
atau individu tertentu. Dalam hal ini konsep penelitian bertujuan untuk merumuskan dan mengidentifikasikan istilah-istilah yang digunakan secara
mendasar agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dan perbedaan persepsi yang dapat mengaburkan penelitian ini.
Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah: 1.
Menurut Anderson Dalam Winarno 2012, kebijakan publik merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau
sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Konsep
Universitas Sumatera Utara