Penyediaan Finansial Keuangan Fragmentasi

60 Seperti yang disampaikan oleh bapak Doddy Faisal Hasibuan, SE, selaku Staf Bidang Trainer Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE: “ Pendidikan dan pelatihan untuk setiap pegawai tetap kita laksanakan, walau sekarang sudah sangat jarang. Kecuali ada perubahan baik itu dari regulasi yang menjadi patokan pelaksanaan maupun perubahan dari sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik. Karena tidak menutup kemungkinan akan ada perbaikan maupun perubahan dari pusat atau LKPP untuk membuat sistem yang lebih baik lagi” wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016.

B. Penyediaan Finansial Keuangan

Sumber daya finansial adalah kecukupan modal investasi atas sebuah program atau kebijakan. Dengan adanya sumber daya finansial juga akan mendukung segala fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya kebijakan atau program. Menurut bapak Drs. Ahmad Basaruddin, M.Si selaku Ketua Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE: “Pendanaan untuk Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE kan berasal dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD kota Medan, jadi untuk sampai saat ini mencukupi. Namun jika boleh ditambah lagi, untuk melengkapi fasilitas yang masih dirasa perlu untuk mendukung pelaksanaan E-Procurment ini”wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016.

C. Fasilitas

Fasilitas fisik merupakan faktor penting dalam implementasi kebijakan. Walaupun sumber daya manusia yang dimiliki bagus, tetapi jika tidak didukung Universitas Sumatera Utara 61 dengan fasilitas pendukung Sarana dan Prasarana makan implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil. Sarana dan Prasaran yang terdapat di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan bisa dikatakan sudah mencukupi. Hal ini disampaikan oleh bapak Doddy Faisal Hasibuan, SE, selaku Staf Bidang Trainer Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE: “Fasilitas di kantor kita ini sudah sangat mencukupi, adek bisa liad sendiri kan sudah ada ruangan khusus untuk administrator dan verifikasi, ada ruang server, ada ruang tamu juga, ada juga ruang bidding. Ruang bidding digunakan untuk mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik SPSE, dimana ruangan ini di fasilitasi dengan komputer dan jaringan Local Area Network LAN” wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016. Tabel 5.6 Sarana di kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan No Sarana Jumlah 1 Server kapasitas 2 dua Terrabyte 2 dua unit 2 UPS Server 2 dua unit 3 PC Unit Komputer 16 enam belas unit 4 Printer 2 dua unit 5 Printer Multifungsi 2 dua unit 6 Meja Partisi 5 lima unit 7 Televisi LED 2 dua unit 8 kursi dan Meja Tamu 1 satu set 9 telefonmesin faks 1 satu unit 10 Kursi Kerja 16 enam belas unit 11 meja kantor 6 enam unit 12 Lemari Roll Opack 2 dua Unit 13 Pendingin Ruangan 6 enam unit Sumber: Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 5.7 Prasarana di kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan No Prasarana 1 Ruang Server 2 Ruang Tamu 3 Ruang Bidding 4 Ruang Admin dan Verifikasi 5 Internet kapasitas 7 Mbps 6 Jaringan Wifi 7 Jaringan Listrik Sumber: Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan Foto 5.1 Ruang Bidding Layanan Pengadaan Secara Elektronik Sumber: Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan Foto 5.2 Ruang Administrasi Dan Verifikasi Universitas Sumatera Utara 63 Sumber: Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan Foto 5.3 Ruang Tamu Layanan Pengadaan Secara Elektronik Sumber: Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan Universitas Sumatera Utara 64 Meski didukung dengan fasilitas yang cukup memadai tidak menjamin bahwa pelaksanaan kebijakan pengadaan barang dan jasa tetap berjalan dengan baik tanpa ada masalah. Seperti penuturan oleh bapak Foni Sanjaya, S. Kom selaku Staf bidang Administrator Layanan Pengadaan Secara Elektronik: “Dalam pelaksanaan kebijakan pengadaan barang dan jasa secara elektronik ini tetap menemui kendala secara teknis. Misalnya gangguan yang diakibatkan oleh pemadaman listrik, terganggu nya server yang menghambat proses penyelenggaraan E-procurement, bahkan jaringan internet yang tidak stabil” wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016. Salah satu contoh gambar dimana website resmi dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan mengalami gangguan. Gambar 5.12 Tampilan Website LPSE Sumber: www.lpse.pemkomedan.go.ideproc diakses pada tanggal 9 Juli 2016 Universitas Sumatera Utara 65

5.1.3 Disposisi

Disposisi implementor adalah kecenderungan sikap maupun pemahaman yang dimiliki oleh implementor yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan. Terkadang pemahaman dari pegawai atau implementor berbeda dengan apa yang harus dikehendaki oleh para pembuat kebijakan. Ketika hal ini terjadi akan sulit melaksanakan kebijakan tersebut. Namun sesuai penjelasan informan, peneliti tidak menemukan masalah yang signifikan dari segi pemahaman para implementor. Karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, setiap pegawai di Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan sudah mandapat Pendidikan dan Pelatihan DIKLAT sehingga mereka paham betul mengani tugas yang akan mereka kerjakan. Seperti yang di sampaikan oleh ibu Maisarah Nasution, SE, M.Si selaku Sekretaris Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE: “selama saya bekerja disini, saya tidak pernah menemukan pegawai yang melakukan kesalahan yang fatal apalagi jika tidak melakukan sesuai dengan Standart Operasional Prosedur SOP yang sudah ditetapkan. Walau terkadang ada juga pegawai yang masih bertanya kepada saya mungkin karena kurang yakin, namun saya rasa itu masih hal yang wajar. Pegawai juga manusia kan, pasti seiring berjalan waktu ada yang lupa” wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016.

5.1.4 Struktur Birokrasi A. Standart Operasional Prosedur SOP

Universitas Sumatera Utara 66 Dalam mengimplementasikan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik E-Procurment ini, Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE sudah memiliki Standar Operasional Prosedur yang resmi dan jelas. Seperti yang tertera pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan Peraturan Walikota Medan No 38 Tahun 2011 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE. Seperti di jelaskan oleh ibu Maisarah Nasution, SE, M.Si selaku Sekretaris Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE: “Standart Operasional Prosedur kita kan sudah jelas, sudah ada di Perpres No.54 Tahun 2010 dan Perwal No.38 thun 2011, walaupun sekarang sudah banyak perubahan yang dilakukan namun kita masih tetap berpedoman pada kedua peraturan ini”wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016.

B. Fragmentasi

Fragmentasi atau penyebaran tanggung jawab kepada setiap bidang yang ada di Layanan Pengadaan Secara Elektronik sudah sesuai dengan Peraturan Walikota Medan No.38 Tahun 2011 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE. Sehingga setiap bidang lebih maksimal dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka masing-masing. Seperti yang di sampaikan oleh bapak Foni Sanjaya, S. Kom selaku Staf bidang Administrator Layanan Pengadaan Secara Elektronik: “setiap bidang di LPSE ini kan sudah ada tugas nya masing-masing, dan tugas tersebut sudah jelas. Bahkan koordinasi kita juga cukup baik, sehingga ketika kita Universitas Sumatera Utara 67 bekerja semakin lebih cepat” wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016. Hal ini juga di dukung oleh pernyataan dari bapak Doddy Faisal Hasibuan, SE, selaku Staf Bidang Trainer Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE: “pembagian tugas dan beban kerja kita disini kan semua sudah diatur dan semua sudah jelas. Jadi tidak ada salah satu bidang yang terlalu banyak kerjaan atau pun sebaliknya terlalu sedikit beban kerjanya. Semuanya sudah dibagi sesuai dengan bidangnya masing-masing” wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016. Universitas Sumatera Utara 68 BAB VI ANALISIS DATA Dalam bab ini penulis menyajikan analisis data, yaitu penyusunan secara sistematis data yang telah diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam unit-unit dan menyusunnya ke dalam pola sehingga dapat dipahami baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain sampai akhirnya melahirkan kesimpulan akan fenomena yang sedang diamati. Pada penelitian ini penulis melihat pelaksanaan sistem pengadaan barang dan jasa secera elektronik di kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa LPSE Kota Medan dari 4 empat variabel yang menjadi sorotan, antara lain : komunikasi, sumber daya, struktur organisasi, serta disposisi. Variabel-variabel ini memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas suatu implementasi kebijakan publik. 6.1 Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik E-Procurment Di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Kota Medan Semua proses implementasi kebijakan publik merupakan tahapan yang penting dan harus dilalui demi mencapai hasil dari suatu kebijakan. Salah satunya adalah implementasi kebijakan publik yang merupakan pelaksanaan dari suatu keluaran kebijakan peraturan perundang-undangan oleh organisasi pelaksana kebijakan. Tujuan kebijakan tidak akan tercapai tanpa adanya tindakan implementasi. Implementasi kebijakan juga merupakan sebuah proses yang kompleks dan panjang. Pemahaman yang paling penting bagi peneliti kebijakan dari proses Universitas Sumatera Utara 69 implementasi adalah untuk dapat mengindentifikasi variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan sebuah implementasi kebijakan. Maka, akan ditemukan fenomena-fenomena yang berhubungan dengan implementasi, pada gilirannya akan sangat membantu dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan proses implementasi kebijakan kedepannya. George C.Edward mengemukakan bahwa implementasi merupakan tindakan- tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat kebijakan juga harus mengkaji terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut dapat memberikan dampak yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar suatu kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat apalagi sampai merugikan masyarakat. Dalam mengkaji implementasi kebijakan, Edwards memiliki 4 empat variabel yang merupakan faktor untuk mempengaruhi implementasi kebijakan, yakni komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. 4 Empat Variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

A. Komunikasi