12
Implementasi kebijakan di lapangan tidaklah mudah, karena banyak masalah- masalah yang mungkin tidak dijumpai dalam konsep bisa muncul dilapangan.
Oleh karena itu, ada banyak variabel atau model yang dikembangkan untuk membantu sehingga suatu kebijakan dapat berhasil ketika diimplementasikan.
Ada pun beberapa model implementasi kebijakan yaitu: A. Model George Edwards III
Menurut Edwards dalam Indahono, 2009:32, studi implementasi kebijakan adalah krusial bagi public administration dan public policy. Implementasi
kebijakan adalah pembuatan kebijakan antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika
suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mempengaruhi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami
kegagalan sekali pun kebijakan itu di implementasikan dengan sangat baik, sementara kegagalan jika kebijakan tersebut kurang di implemntasikan dengan
baik oleh para pelaksana kebijakan. Menurut Edwards, terdapat empat faktor atau variabel dalam implementasi kebijakan publik, yaitu:
1. Komunikasi
Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka
lakukan. Keputusan-keputusan kebijakan dan perintah perintah harus diteruskan kepada personil yang tepat sebelum keputusan dan perintah-perintah tersebut
dapat diikuti. Tentu saja, komunikasi harus akurat dan harus dimengerti dengan
Universitas Sumatera Utara
13
cermat. Secara umum, Edwards membahas tiga indikator penting dalam proses komunikasi kebijakan, yaitu:
a Transmisi, yatu penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan
suatu implementasi yang baik pula. Seringkali terjadi masalah dalam penyaluran komunikasi, yaitu adanya salah pengertian yang disebabkan
banyaknya tingkatan birokrasi yang harus dilalui dalam proses komunikasi sehingga apa yang diharapkan terdistorsi di tengah jalan.
b Kejelasan, yaitu komunikasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan harus
jelas dan tidak membingungkan atau tidak ambigu. c
Konsistensi, yaitu perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi harus konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau dijalankan. Jika
perintah yang diberikan sering berubah-ubah, maka dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana di lapangan.
2. Sumber daya
Sumber daya adalah faktor yang paling penting dalam implementasi kebijakan agar efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yaitu
kompetensi implementor dan sumber daya finansial. Tanpa adanya sumber daya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja. Indikator-indikator yang
digunakan untuk melihat sejauh mana sumber daya mempengaruhi implementasi kebijakan adalah:
a Staf, sumber daya utama implementasi kebijakan adalah staf atau pegawai.
Kegagalan sering terjadi dalam implementasi kebijakan, salah satunya
Universitas Sumatera Utara
14
disebabkan oleh stafpegawai yang tidak cukup memadai, tidak mencukupi ataupun tidak kompeten dalam bidangnya.
b Penyediaan Finansial, sumber daya finansial adalah kecukupan modal investasi
atas sebuah program atau kebijakan. Dengan adanya sumber daya finansial juga akan mendukung segala fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung
terlaksananya kebijakan atau program. c
Fasilitas, fasilitas fisik merupakan faktor penting dalam implementasi kebijakan. Implementor mungkin mempunyai staf yang mencukupi, kapabel
dan kompeten tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung sarana dan prasarana, maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.
3. Disposisi