Kesimpulan Saran Nutrisi Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut dan Kelainan Kulit Kepala pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011-2013

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan bermakna antara jenis pewarnaan rambut dengan kerusakan rambut. 2. Ada hubungan bermakna antara jenis pewarnaan rambut dengan kelainan kulit kepala. 3. Jumlah mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013 yang melakukan pewarnaan rambut sebanyak 300 orang. 4. Gambaran pewarnaan rambut berdasarkan tujuan pewarnaan rambut terbanyak untuk sekadar mencoba teknik penataan rambut yang baru yaitu 68,7, sebanyak 60,7 tidak melakukan tes alergi sebelum melakukan pewarnaan rambut, sebanyak 51,7 melakukan jenis pewarnaan rambut tidak permanen dan 48,3 jenis permanen, sebanyak 80,0 pernah melakukan pewarnaan rambut sebanyak dua kali, kebanyakan melakukan pewarnaan di salon 77,7 dan kebanyakan melakukan pewarnaan rambut dengan frekuensi 6 bulan sekali 63,0. 5. Jumlah mahasiswi yang melakukan pewarnaan rambut yang mengalami kerusakan rambut sebanyak 77,0. 6. Jumlah mahasiswi yang melakukan pewarnaan rambut yang mengalami kelainan kulit kepala sebanyak 64,3. 7. Jenis kerusakan rambut akibat pewarnaan terbanyak bentuk rambut bercabang dan rambut rontok sebanyak 41,5. 8. Jenis kelainan kulit kepala akibat pewarnaan terbanyak bentuk kulit kepala bersisik sebanyak 45,1. Universitas Sumatera Utara

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan hubungan frekuensi melakukan pewarnaan rambut dengan kerusakan rambut dan kelainan kulit kepala, agar lebih menambah wawasan masyarakat, khususnya para wanita. 2. Kepada masyarakat khususnya para wanita agar berkonsultasi dengan dokter kulit terlebih dahulu sebelum melakukan pewarnaan rambut. 3. Kepada produsen yang bergerak di bidang kecantikan rambut, agar menjelaskan kepada pelanggan efek samping yang diakibatkan dari aktivitas pewarnaan rambut. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rambut

2.1.1 Anatomi rambut

Rambut adalah struktur keratin memanjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut ditemukan di seluruh tubuh kecuali di telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minor. Infundibulum adalah lubang folikel sebasea untuk saluran masuk. Isthmus adalah saluran sebasea yang masuk ke penyisipan otot pili arrector. Otot penegak rambut muskulus arrektor pili terdiri dari otot polos. Kontraksi menyebabkan ereksi dari batang rambut dan dapat menyebabkan ‘merinding’. Titik penyisipan pili arrector disebut sebagai tonjolan. Daerah ini merupakan lokasi dari sel-sel induk folikel. Bagian bawah yaitu umbi rambut terdapat matriks dan papila. Melanosit yang terletak di matriks menghasilkan warna rambut. Papila dermal terdiri dari kelompok khusus fibroblast dan memiliki tindakan induktif pada epidermis mempromosikan proliferasi dan differensiasi Shapiro, 2010. Inner root sheath adalah sebuah tabung silinder kaku. Ini berkembang sebelum rambut di dalamnya dan fungsi utamanya adalah untuk membentuk rambut. Rambut akan hancur pada tingkat kelenjar sebasea. Outer root sheath berasal dari dan sambung dengan epidermis. Fungsinya tidak diketahui dan ini tidak mengambil bagian dalam pembentukan rambut Shapiro, 2010. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Gambar struktur folikel rambut Dikutip dari : Amirlak, 2013 Komposisi kimia rambut yang utama adalah protein yaitu 65-95. Rambut meningkat pada masa pubertas dan kemudian menurun seiring bertambahnya usia. Elemen seperti Cu, Cd, Cr, Hg, Pb, An juga terdapat pada rambut. Rambut berasal dari sumber eksogen kosmetik, polusi udara atau sumber endogen matriks, papilla, sebasea dan kelenjar keringat Shapiro, 2010. Rambut dapat terbagi atas dua jenis yaitu rambut velus dan rambut terminal. Pada badan fetus dijumpai rambut halus yaitu rambut lanugo. Rambut lanugo kemudian akan digantikan oleh rambut velus dan rambut terminal. Rambut velus adalah rambut halus, sedikit mengandungi pigmen, berwarna terang. Universitas Sumatera Utara Rambut velus terdapat hampir diseluruh tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-folikel rambut yang kecil yang ada di lapisan dermis dengan diameter 0,03 mm. Rambut terminal adalah rambut yang kasar, tebal dan berwarna gelap karena mengandungi pigmen yang banyak. Rambut terminal terdapat di kepala, alis mata, bulu mata, ketiak dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut yang besar yang ada di lapisan subkutis dengan diameter 0,03 mm Soepardiman, 2010. Pada bagian luar, penampang rambut terdiri atas kutikula, medula dan korteks. Kutikula terdiri atas lapisan keratin. Terdapat 6-8 lapisan sel kutikula, tumpan tindih seperti genteng, margin bebas selalu mengarah ke atas. Poros yang tebal 0,06 mm adalah rambut terminal kasar dan poros yang tipis 0,03 mm adalah bulu-bulu halus velus. Kutikula berfungsi untuk perlindungan dari kekeringan dan pengaruh lain dari luar. Korteks terdiri atas serabut polipeptida dan mengandungi pigmen. Medula terdiri atas 3- 4 lapis sel kubus berisi keratohialin, badan lemak dan rongga udara. Medula tidak dijumpai pada rambut velus Soepardiman, 2010.

2.1.2 Fisiologi Rambut

Rambut berperan penting dalam pengaturan suhu tubuh dan sebagai alat perasa. Rambut memelihara pengeluaran keringat, peredaran darah dan pengaruh susunan saraf. Pori-pori rambut akan mengatur saiznya mengikut kondisi luar. Jika kondisinya panas maka porinya akan membesar dan mengeluarkan keringat yang banyak. Pada kondisi dingin, pori akan mengecil dan menampung suhu tubuh. Sentuhan terhadap kulit dapat dirasa dengan adanya rambut. Rambut sensitif terhadap sentuhan. Semakin banyak kelebatan rambut, semakin peka terhadap sentuhan Kusumadewi, 2002.

2.1.3 Siklus Pertumbuhan Folikel Rambut

Folikel rambut tidak terus-menerus tumbuh, kecuali folikel janggut dan kulit kepala. Siklus pertumbuhan folikel rambut mempunyai tiga masa yaitu masa anagen, masa katagen dan masa telogen. Fase pertumbuhan berbeda mengikut Universitas Sumatera Utara tempat dan umur serta dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan patologis. Masa anagen adalah fase pertumbuhan. Fase ini berlangsung selama 3 tahun dengan batasan 2-6 tahun. Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru. Sel-sel baru akan mendorong sel-sel tua ke atas. 90 dari 100.000 folikel rambut kepala kulit normal akan mengalami fase ini. Fase aktif pertumbuhan folikel rambut di kepala adalah 1000 hari dan di kening adalah 28 hari. Masa katagen adalah fase peralihan. Fase ini berlangsung selama 2-3 minggu. Fase peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian bawahnya melebar mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada club. Masa telogen adalah fase istirahat. Fase ini berlangsung selama 100 hari 3-5 bulan. Selama fase ini, rambut akan mengalami kerontokan. Sel epitel akan memendek dan membuat rambut baru bentuk tunas kecil. Rambut gada akan didorong ke luar. 50-100 lembar rambut rontok dalam setiap hari Shapiro, 2010. Gambar 2.2. Gambar siklus pertumbuhan rambut Dikutip dari : Furdon, 2003 Universitas Sumatera Utara Masa anagen berkisar berlangsung selama 1000 hari dan masa telogen berlangsung selama 100 hari. Rasio antara anagen dan telogen di kepala adalah 9:1 dan di kening adalah 1:9. Normalnya di kepala mempunyai 100.000 folikel rambut. Folikel rambut akan semakin berkurang dari bayi hingga umur tiga puluhan karena meningkatnya keluasan kepala. Pada umur lima puluhan folikel rambut akan makin berkurang dan warnanya akan berkurang dan akhirnya menjadi putih. Warna rambut perang dan merah mempunyai jumlah yang kurang berbanding dengan warna rambut hitam. Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin pada rambut Shapiro, 2010.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan rambut:

2.1.4.1 Faktor Fisiologis a.

Hormon Hormon seperti androgen, estrogen, tiroksin dan kortikosteroid berperan penting dalam mempengaruhi pertumbuhan rambut. Androgen akan mempercepatkan pertumbuhan dan menebalkan rambut di daerah janggut, ketiak, dada dan rambut kasar yang lain. Pada penderita alopesia androgenik, androgen akan memperkecilkan diameter batang dan memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita dapat menyebabkan hirsutisme. Estrogen bisa dapat memperlambat pertumbuhan rambut tetapi memperpanjangkan anagen Soepardiman, 2010.

b. Nutrisi

Nutrisi juga memainkan peranan penting dalam pertumbuhan rambut. Malnutrisi protein dan kalori akan menyebabkan rambut menjadi kering, suram, dan kehilangan pigmen setempat. Kekurangan vitamin B12, asam folat dan zat besi bisa menyebabkan rambut rontok Soepardiman, 2010. Universitas Sumatera Utara

c. Umur

Dokumen yang terkait

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

4 58 80

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

2 13 61

Hubungan Menstruasi dengan Tingkat Keparahan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012

0 1 14

Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut dan Kelainan Kulit Kepala pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011-2013

0 1 15

Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut dan Kelainan Kulit Kepala pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011-2013

0 0 2

Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut dan Kelainan Kulit Kepala pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011-2013

0 0 4

Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut dan Kelainan Kulit Kepala pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011-2013

0 1 14

Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut dan Kelainan Kulit Kepala pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011-2013

0 0 3

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

0 0 21

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

0 0 12