2.2 Pewarnaan Rambut
2.2.1 Sejarah Pewarnaan Rambut
Saat ini pewarnaan rambut sangat populer. Tidak hanya wanita, kaum pria- pun telah memiliki kecenderungan yang meningkat dalam penggunaan bahan
pewarna ini. Pewarna rambut yang aman pertama kali di-komersilkan pada tahun 1909 oleh seorang kimiawan asal Perancis, Eugene Schuller Carbett, 1988.
Proses pewarnaaan pada rambut sebetulnya terjadi karena adanya reaksi kimia antara molekul rambut dengan zat pewarna rambut. Reaksi pada umumnya
merupakan reaksi oksidasi. Rambut pada dasarnya adalah keratin, yaitu sejenis protein yang juga sama ditemukan pada kulit dan kuku. Warna alami pada rambut
bergantung pada perbandingan dan jumlah dari dua jenis protein yang terkandung di dalamnya. Dua jenis protein tersebut bernama eumelanin dan phaeomelanin.
Eumelanin adalah zat yang berperan pada pewarnaan rambut coklat ke corak hitam sedangkan phaeomelanin berperan pada pewarnaan rambut keemasan,
pirang, dan merah. Ketidakikutsertaan salah satu dari melanin tersebut akan mengakibatkan warna putih atau abu-abu pada rambut. Manusia telah mewarnai
rambut mereka sejak ribuan tahun yang lalu dengan menggunakan tumbuhan dan mineral alami, contohnya inai, kerak biji kacang kenari, dan cuka vinegar
Carbett, 1988. Para arkeologi menemukan bahwa cat rambut atau pewarna rambut telah
digunakan sejak masa Neanderthal, dimana manusia waktu itu menggunakan berbagai sarana untuk mengubah warna rambut dan kulit. Orang-orang Galia
Kuno dan Saxon juga mengecat rambut mereka untuk menunjukkan peringkat atau status sosialnya. Sedangkan orang Babilonia menaburkan debu emas untuk
mengubah warna rambut mereka. Pada zaman Mesir Kuno, Yunani dan Romawi, tanaman dan hewan dijadikan bahan untuk mewarnai rambut. Biasanya bahan-
bahan tersebut ditujukan untuk menggelapkan warna rambut Shapiro, 2001. Menjelang tahun 1800-an, perak nitrat digunakan sebagai pewarna rambut
yang ditujukan untuk menggelapkan, hingga rambut pemakainya berwarna keunguan. Warna ungu itu kemudian mengarah pada penciptaan pewarna rambut
sintetis pertama, ketika pada tahun 1800-an ahli kimia menemukan PPD dan
Universitas Sumatera Utara
penggunaannya dalam pembuatan zat warna sintetis. Pada waktu itu pula, hidrogen peroksida ditemukan, dan dinyatakan sebagai bahan kimia yang lembut
dan aman untuk pewarnaan rambut Bolduc, 2001.
2.2.2 Proses Pewarnaan Rambut