5.1.6  Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut dan Kelainan Kulit Kepala
5.1.6.1 Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut
Tabel 5.22. Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut
Jenis pewarnaan rambut Kejadian kerusakan rambut
Total Negatif
Positif n
n n
Tidak permanen 55
18.3 100
33.3 155
51.7 Permanen
14 4.7
131 43.7
145 48.3
Total 69
23.0 231
77.0 300
100.0 df=1, p=0,0001
Pada tabel 5.22, tampak  100 orang 33,3 yang  melakukan jenis pewarnaan rambut tidak permanen dan  131 orang 43,7  jenis pewarnaan
rambut permanen yang positif mengalami kerusakan rambut. Uji  statistik  menggunakan  uji  Chi-Square  diperoleh p = 0,0001 ada
hubungan bermakna antara jenis pewarnaan rambut dengan kerusakan rambut. Confidence interval yang digunakan adalah 95.
5.1.6.2 Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut Dengan Kelainan Kulit Kepala
Tabel 5.23. Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kelainan Kulit Kepala
Jenis pewarnaan rambut Kejadian kelainan kulit kepala
Total Negatif
Positif n
n N
Tidak permanen 83
27.7 72
24.0 155
51.7 Permanen
24 8.0
121 40.3
145 48.3
Total 107
35.7 193
64.3 300
100.0 df=1, p- 0,0001
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5.23, tampak sebanyak 72 orang 24,0  melakukan  jenis pewarnaan rambut tidak permanen dan  permanen sebanyak 121 orang 40,3
yang positif mengalami kelainan kulit kepala. Uji  statistik  menggunakan  uji  Chi-Square  diperoleh p = 0,0001, ada
hubungan bermakna antara jenis pewarnaan rambut dengan kelainan kulit kepala. Confidence interval yang digunakan adalah 95.
5.2 Pembahasan
Pewarnaan rambut merupakan salah satu proses rambut yang sering dilakukan untuk penampilan yang lebih menarik selain dari pelurusan rambut dan
pengeritingan rambut. Menurut penelitian Aainaa  Jusuf 2013 yang dilakukan pada  mahasiswi  FK USU angkatan 2009-2011 terdapat hubungan antara
pelurusan dan pengeritingan rambut dengan kejadian kerusakan pada rambut. Demikian  pula,  proses    pewarnaan rambut dapat menyebabkan efek samping
terhadap rambut dan pada kulit kepala Bolduc,2001. Di Indonesia data mengenai efek samping kosmetik rambut terbatas. Dari catatan di RSUD Dr. Saiful Anwar,
Malang pewarna rambut merupakan bahan kosmetik rambut yang terbanyak terjadinya efek samping Tantari, 2014.
Pada penelitian ini yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, didapati 300 responden  melakukan pewarnaan rambut dari
angkatan 2011-2013. Pewarnaan rambut dapat dilakukan dengan tujuan untuk penampilan yang menarik, untuk acara-acara khusus, menutup uban dan sekadar
mencoba teknik penataan rambut yang baru dan lain-lain. Sebanyak 206 responden 68,7 melakukan pewarnaan rambut dengan tujuan pewarnaan
sekadar mencoba teknik penataan rambut yang baru. Hal ini karena, rambut memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai mahkota
kebanggaan  wanita maupun pria Jusuf, 2014. Kebanyakan responden tidak melakukan tes alergi sebelum melakukan pewarnaan rambut sebanyak 182
responden 48,3. Efek samping akibat pewarnaan rambut seperti kelainan kulit kepala dapat diprediksi  dengan melakukan tes alergi sebelum melakukan
pewarnaan rambut. Komponen pewarnaan rambut yaitu PPD akan menyebabkan
Universitas Sumatera Utara