P8 .402
P9 .896
P10 .446
P11 .543
P12 .467
P13 .534
P14 .896
P15 .402
P16 .476
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan pada 30 orang mahasiswi FK USU, lalu data diolah menggunakan Statistic Package For Social Science SPSS
dengan mencari koefisien Cronbach alpha ynag hasilnya 0,890.
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .890
16
4.7 Pengelolaan dan Analisa Data
4.7.1 Pengelolaan Data
a. Editing : Editing yang dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi
dengan mewawancara ulang responden. b. Coding : Data yang terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapan
data diberi kode secara manual oleh peneliti sebelum diolah dengan komputer.
Universitas Sumatera Utara
c. Entry : Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer dengan menggunakan software SPSS.
d. Cleaning data : Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam
pemasukan data. e. Solving : Penyimpanan data untuk siap dianalisa.
4.7.2 Analisa Data
Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen, dengan menggunakan chi square
menggunakan hitungan statistik yang sesuai, dimana derajat kemaknaan α = 0,05. Apabila nilai p value 0,05, maka Ho ditolak dan apabila p value 0,05 maka
Ho gagal ditolak Wahyuni, 2008. Analisa data akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Data yang sudah diolah akan disajikan dalam
bentuk tabel dan penjelasan mengenai data akan disajikan dalam bentuk narasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan hasil dari penelitian tentang hubungan jenis pewarnaan rambut dengan kerusakan rambut dan kelainan kulit kepala pada
mahasiswi FK USU angkatan 2011-2013, yang dilakukan pada bulan September sehingga Oktober 2014 di Fakultas Kedokteran USU dengan jumlah yang
melakukan pewarnaan rambut sebanyak 300 orang.
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU, Jalan Dr.Mansur No.5, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian
5.1.2.1 Usia
Tabel 5.1. Distribusi Subjek Berdasarkan Usia
No Usia Tahun
Jumlah Persentase
1 19
3 1.0
2 20
137 45.7
3 21
96 32.0
4
22 34
11.3
5
23 13
4.3
6 24
10 3.3
7 25
3 1.0
8 26
1 0.3
9
27 3
1.0 Total
300 100.0
Berdasarkan Tabel 5.1, di atas, didapatkan terbanyak usia 20 tahun berjumlah 137 orang 45,7, usia 21 tahun berjumlah 96 orang 32,0, usia 22
tahun berjumlah 34 orang 11,3, usia 23 tahun berjumlah 13 orang 4,3, usia
Universitas Sumatera Utara
24 tahun berjumlah 10 orang 3,3 , usia 19, 25 tahun, 27 tahun berjumlah 3 orang 1,0 , dan usia 26 tahun berjumlah 1 orang 0,3.
5.1.2.2 Angkatan
Tabel 5.2. Distribusi Subjek Berdasarkan Angkatan
No Angkatan
Jumlah Persentase
1
2011 193
64.3
2
2012 56
18.7
3 2013
51 17.0
Total 300
100.0 Responden adalah mahasiswi dari angkatan 2011-2013. Mahasiswi
angkatan 2011 berjumlah 193 orang 64,3, angkatan 2012 berjumlah 56 orang 18,7 dan angkatan 2013 berjumlah 51 orang 17,0. Data lengkap dapat
dilihat pada tabel 5.2 di atas.
5.1.2.3 Warganegara
Tabel 5.3. Distribusi Subjek Berdasarkan Warganegara
No Warga Negara
Jumlah Persentase
1 Indonesia
101 33.7
2 Malaysia
199 66.3
Total 300
100.0 Berdasarkan Tabel 5.3, didapatkan terbanyak warganegara Malaysia
berjumlah 199 orang 66,3 dan warganegara Indonesia berjumlah 101 orang 33,7.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.4 Uang Saku
Tabel 5.4. Distribusi Subjek Berdasarkan Uang Saku
No Uang Saku
Jumlah Persentase
1
Rp.1.000.000,- 64
21.3
2
Rp.1.000.000,- 236
78.7 Total
300 100.0
Berdasarkan Tabel 5.4, dari 300 orang yang melakukan pewarnaan rambut terbanyak adalah yang mendapat uang saku lebih dari Rp 1.000.000,00 per bulan
berjumlah 236 orang 78,7 dan uang saku kurang dari Rp 1.000.000,00
berjumlah 64 orang 21.3.
5.1.2.5 Tempat Tinggal
Tabel 5.5. Distribusi Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal
No Tempat Tinggal
Jumlah Persentase
1
Bersama Keluarga 65
21.7
2 Di Kos
235 78.3
Total 300
100.0 Berdasarkan Tabel 5.5, didapatkan terbanyak yang melakukan pewarnaan
rambut berasal dari tinggal di kos berjumlah 235 orang 78,3 dan tinggal
bersama keluarga berjumlah 65 orang 21,7.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Deskripsi Pewarnaan Rambut
5.1.3.1 Tujuan Pewarnaan
Tabel 5.6. Distribusi Subjek Berdasarkan Tujuan Pewarnaan
No Tujuan Pewarnaan Rambut
Jumlah Persentase
1 Penampilan yang menarik
72 24.0
2 Untuk acara-acara khusus
16 5.3
3
Menutup uban 6
2.0
4
Sekadar mencoba teknik penataan rambut yang baru
206 68.7
Total 300
100.0 Berdasarkan Tabel 5.6, dari 300 orang, terbanyak melakukan pewarnaan
rambut dengan tujuan sekadar mencoba teknik penataan rambut yang baru sebanyak 206 orang 68,7 dan dengan tujuan penampilan yang menarik
sebanyak 72 orang 24,0, dengan tujuan untuk acara-acara khusus sebanyak 10 orang 5,3 dan 6 orang 2,0 dengan tujuan menutup uban.
5.1.3.2 Tes Alergi Sebelum Melakukan Pewarnaan Rambut
Tabel 5.7. Distribusi Subjek Berdasarkan Tes Alergi sebelum melakukan pewarnaan rambut
No Tes Alergi
Jumlah Persentase
1 Ya
118 39.3
2 Tidak
182 60.7
Total 300
100.0 Berdasarkan Tabel 5.7, terbanyak orang yang melakukan pewarnaan
rambut tidak melakukan tes alergi sebelum melakukan pewarnaan rambut sebanyak 182 orang 60,7 dan 118 orang 39,9 melakukan tes alergi
sebelum melakukan pewarnaan rambut.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.3 Jenis Pewarnaan Rambut
Tabel 5.8. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Pewarnaan Rambut
No Jenis Pewarnaan Rambut
Jumlah Persentase
1
Tidak Permanen 155
56.7
2 Permanen
145 48.3
Total 300
100.0 Pada penelitian ini, identifikasi jumlah orang yang melakukan jenis
pewarnaan rambut tidak permanen berjumlah 155 orang 56,7 dan jenis pewarnaan rambut permanen berjumlah 145 orang 48,3.
5.1.3.4 Pewarnaan Rambut Sebelumnya
Tabel 5.9. Distribusi Subjek Berdasarkan Pewarnaan Rambut Sebelumnya
No Pewarnaan Rambut Sebelumnya
Jumlah Persentase
1 Sekali
27 9.0
2
Dua kali 240
80.0
3 Lebih dari dua kali
33 11.0
Total 300
100.0 Berdasarkan Tabel 5.9, dari 300 orang, terbanyak pernah melakukan
pewarnaan rambut dua kali sebanyak 240 orang 80,0 dan pernah melakukan pewarnaan rambut lebih dari dua kali sebanyak 33 orang 11,0 dan pernah
melakukan pewarnaan rambut sekali sebanyak 27 orang 9,0.
5.1.3.5 Tempat Pewarnaan Rambut
Tabel 5.10. Distribusi Subjek Berdasarkan Tempat Pewarnaan Rambut
No Tempat Pewarnaan Rambut
Jumlah Persentase
1 Sendiri
67 22.3
2 Di salon
233 77.7
Total 300
100.0 Berdasarkan Tabel 5.10, dari 300 orang, terbanyak orang melakukan
pewarnaan rambut di salon sebanyak 233 orang 77,7 dan 67 orang 22,3 melakukan pewarnaan rambut dengan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.6 Frekuensi Pewarnaan Rambut
Tabel 5.11. Distribusi Subjek Berdasarkan Frekuensi Pewarnaan Rambut
No Frekuensi Pewarnaan Rambut
Jumlah Persentase
1
3 bulan sekali 77
25.7
2
6 bulan sekali 189
63.0
3 1 tahun sekali
34 11.3
Total 300
100.0 Berdasarkan Tabel 5.11, dari 300 orang, terbanyak melakukan pewarnaan
rambut dengan frekuensi enam bulan sekali sebanyak 189 orang 63,0 dan 77 orang 25,7 melakukan pewarnaan rambut dengan frekuensi tiga bulan sekali
dan 34 orang 11,3 melakukan pewarnaan rambut dengan frekuensi satu tahun sekali.
5.1.4 Deskripsi Kerusakan Rambut
5.1.4.1 Pengetahuan tentang Kerusakan Rambut Akibat Pewarnaan
Rambut
Tabel 5.12. Distribusi Subjek Berdasarkan Pengetahuan Tentang Kerusakan Rambut Akibat Pewarnaan Rambut
No Pengetahuan tentang Kerusakan
Rambut Akibat Pewarnaan Rambut Jumlah
Persentase 1
Ya 114
38.0
2
Tidak 186
62.0 Total
300 100.0
Berdasarkan Tabel 5.12, dari total 300 orang, terbanyak subjek tidak mengetahui bahwa pewarnaan rambut bisa mengakibatkan kerusakan rambut
sebanyak 186 orang 62,0 dan 114 orang 38,0 mengetahui bahwa pewarnaan rambut bisa mengakibatkan kerusakan rambut.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4.2 Kerusakan Rambut Akibat Pewarnaan Rambut
Tabel 5.13. Distribusi Subjek Berdasarkan Kerusakan Rambut No
Kerusakan Rambut Akibat Pewarnaan Rambut
Jumlah Persentase
1 Ya
231 77.0
2 Tidak
69 23.0
Total 300
100.0 Berdasarkan Tabel 5.13, dari total 300 orang, pada kebanyakan subjek
terjadinya kerusakan rambut akibat pewarnaan rambut sebanyak 231 orang 77,0 dan pada 69 orang 23,0 tidak terjadinya kerusakan rambut akibat
pewarnaan rambut.
5.1.4.3 Jenis Kerusakan Rambut yang Dialami
Tabel 5.14. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kerusakan Rambut yang Dialami
No Jenis kerusakan rambut yang dialami
Jumlah Persentase
1 Rambut kusam
2 0.9
2
Rambut kusam dan rambut kering 6
2.6
3 Rambut kusam dan rambut bercabang
16 6.9
4
Rambut kering dan rambut bercabang 44
19.0
5 Rambut mudah patah
2 0.9
6 Rambut mudah patah dan rambut
bercabang 36
15.6
7 Rambut bercabang
8 3.5
8 Rambut bercabang dan rambut rontok
96 41.5
9 Rambut rontok
21 9.1
TOTAL 231
100.0 Berdasarkan Tabel 5.14, dari total 300 orang, terbanyak mengalami jenis
kerusakan rambut berbentuk rambut bercabang dan rambut rontok sebanyak 96 orang 41,5 dan 44 orang 19,0 mengalami jenis kerusakan rambut
berbentuk rambut kering dan rambut bercabang, 36 orang 15,6 mengalami
Universitas Sumatera Utara
jenis kerusakan rambut berbentuk rambut mudah patah dan rambut bercabang, 21 orang 9,1 mengalami jenis kerusakan rambut berbentuk rambut rontok, 16
orang 6,9 mengalami jenis kerusakan rambut berbentuk rambut kusam dan rambut bercabang, 8 orang 3,5 mengalami jenis kerusakan rambut berbentuk
rambut bercabang, 6 orang 2.6 mengalami jenis kerusakan rambut berbentuk rambut kusam dan rambut kering dan 2 orang 0,9 mengalami kerusakan
rambut berbentuk rambut kusam dan juga mengalami kerusakan rambut berbentuk rambut mudah patah.
5.1.4.4 Riwayat Pengobatan Kerusakan Rambut
Tabel 5.15. Distribusi Subjek Berdasarkan Riwayat Pengobatan Kerusakan Rambut
No Riwayat Pengobatan Kerusakan
Rambut Jumlah
Persentase 1
Ya 64
27.7
2 Tidak
167 72.3
Total 231
100.0 Berdasarkan Tabel 5.15, dari total 300 orang, terbanyak tidak mengobati
kerusakan rambut sebanyak 167 orang 72,3 dan 64 orang 27,7 yang mengobati kerusakan rambut.
5.1.4.5 Tempat Berobat Kerusakan Rambut
Tabel 5.16. Distribusi Subjek Berdasarkan Tempat Berobat Kerusakan Rambut
No Tempat Berobat Kerusakan Rambut
Jumlah Persentase
1
Sendiri 6
9.4
2
Klinik 38
59.4
3 Apotek
20 31.2
Total 64
100.0 Berdasarkan Tabel 5.16, dari total 64 orang, sebanyak 38 orang 59,4
berobat kerusakan rambut di klinik, sebanyak 20 orang 31,2 berobat kerusakan
Universitas Sumatera Utara
rambut di apotek dan sebanyak 6 orang 9,4 berobat kerusakan rambut dengan sendiri.
5.1.5 Deskripsi Kelainan Kulit Kepala
5.1.5.1 Pengetahuan tentang Kelainan Kulit Kepala Akibat Pewarnaan
Rambut
Tabel 5.17. Distribusi Subjek Berdasarkan Pengetahuan Tentang Kelainan Kulit Kepala Akibat Pewarnaan Rambut
No Pengetahuan tentang Kelainan Kulit
Kepala Akibat Pewarnaan Rambut Jumlah
Persentase 1
Ya 132
44.0
2
Tidak 168
56.0 Total
300 100.0
Berdasarkan Tabel 5.17, dari total 300 orang, terbanyak tidak mengetahui bahwa pewarnaan rambut bisa mengakibatkan kelainan kulit kepala sebanyak 168
orang 56,0 dan 132 orang 44,0 mengetahui bahwa pewarnaan rambut bisa mengakibatkan kerusakan rambut.
5.1.5.2 Kelainan Kulit Kepala Akibat Pewarnaan Rambut
Tabel 5.18. Distribusi Subjek Berdasarkan Kelainan Kulit Kepala No
Kelainan Kulit Kepala Akibat Pewarnaan Rambut
Jumlah Persentase
1
Ya 193
64.3
2 Tidak
107 35.7
Total 300
100.0 Berdasarkan Tabel 5.18, dari total 300 orang, terbanyak terjadinya
kelainan kulit kepala akibat pewarnaan rambut sebanyak 193 orang 64,3 dan pada 107 orang 35,7 tidak terjadinya kelainan kulit kepala akibat pewarnaan
rambut.
Universitas Sumatera Utara
5.1.5.3 Jenis Kelainan Kulit Kepala yang Dialami
Tabel 5.19. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelainan Kulit Kepala yang Dialami
No Jenis Kelainan Kulit Kepala yang Dialami
Jumlah Persentase 1
Rasa gatal 10
5.2
2 Rasa gatal dan rasa terbakar dan kulit kepala
bersisik 17
8.8
3 Rasa gatal dan kulit kepala bersisik
50 25.9
4 Rasa gatal dan kulit kepala bersisik dan
kemerahan 10
5.2
5 Rasa gatal dan kulit kepala bersisik dan
bengkak 2
1.0
6
Rasa gatal dan kulit kepala bersisik dan luka 1
0.5
7
Kulit kepala bersisik 87
45.1
8 Kulit kepala bersisik dan kemerahan
11 5.7
9 Kulit kepala bersisik dan kemerahan dan
bengkak 3
1.6
10 Kulit kepala bersisik dan luka 2
1.0 TOTAL
193 100.0
Berdasarkan Tabel 5.19, dari total 300 orang, terbanyak subjek mengalami jenis kelainan kulit kepala berbentuk kulit kepala bersisik sebanyak 87 orang
45,1 dan 50 orang 25,9 mengalami jenis kelainan kulit kepala berbentuk rasa gatal dan kulit kepala bersisik, 17 orang 8,8 mengalami jenis kelainan
kulit kepala berbentuk rasa gatal, rasa terbakar dan kulit kepala bersisik, 11 orang 5,7 mengalami kelainan kulit kepala berbentuk kulit kepala bersisik dan
kemerahan, 10 orang 5,2 mengalami jenis kelainan kulit kepala berbentuk rasa gatal dan juga mengalami kelainan kulit kepala berbentuk rasa gatal, kulit kepala
bersisik dan kemerahan, 3 orang 1,6 mengalami jenis kelainan kulit kepala berbentuk kulit kepala bersisik, kemerahan dan bengkak, 2 orang 1,0
mengalami kelainan kulit kepala berbentuk rasa gatal, kulit kepala bersisik dan bengkak dan juga mengalami kelainan kulit kepala berbentuk kulit kepala bersisik
Universitas Sumatera Utara
dan luka dan 1 orang 0,5 mengalami jenis kelainan kulit kepala berbentuk rasa gatal, kulit kepala bersisik dan luka.
5.1.5.4 Riwayat Pengobatan Kelainan Kulit Kepala
Tabel 5.20. Distribusi Subjek Berdasarkan Riwayat Pengobatan Kelainan Kulit Kepala
No Riwayat Pengobatan Kelainan Kulit
Kepala Jumlah
Persentase 1
Ya 72
37.3
2 Tidak
121 62.7
Total 193
100.0 Berdasarkan Tabel 5.20, dari total 300 orang, terbanyak tidak mengobati
kelainan kulit kepala sebanyak 121 orang 62,7 dan 72 orang 37,3 yang mengobati kelainan kulit kepala.
5.1.5.5 Tempat Berobat Kelainan Kulit Kepala
Tabel 5.21. Distribusi Subjek Berdasarkan Tempat Berobat Kelainan Kulit Kepala
No Tempat Berobat Kelainan Kulit Kepala Jumlah
Persentase 1
Sendiri 17
23.6
2
Klinik 35
48.6
3 Apotek
20 27.8
Total 72
100.0 Berdasarkan Tabel 5.21, dari total 72 orang, sebanyak 35 orang 48,6
berobat kelainan kulit kepala di klinik, 20 orang 27,8 berobat kelainan kulit kepala di apotek dan 17 orang 23,6 berobat kelainan kulit kepala dengan
sendiri.
Universitas Sumatera Utara
5.1.6 Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut dan Kelainan Kulit Kepala
5.1.6.1 Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut
Tabel 5.22. Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kerusakan Rambut
Jenis pewarnaan rambut Kejadian kerusakan rambut
Total Negatif
Positif n
n n
Tidak permanen 55
18.3 100
33.3 155
51.7 Permanen
14 4.7
131 43.7
145 48.3
Total 69
23.0 231
77.0 300
100.0 df=1, p=0,0001
Pada tabel 5.22, tampak 100 orang 33,3 yang melakukan jenis pewarnaan rambut tidak permanen dan 131 orang 43,7 jenis pewarnaan
rambut permanen yang positif mengalami kerusakan rambut. Uji statistik menggunakan uji Chi-Square diperoleh p = 0,0001 ada
hubungan bermakna antara jenis pewarnaan rambut dengan kerusakan rambut. Confidence interval yang digunakan adalah 95.
5.1.6.2 Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut Dengan Kelainan Kulit Kepala
Tabel 5.23. Hubungan Jenis Pewarnaan Rambut dengan Kelainan Kulit Kepala
Jenis pewarnaan rambut Kejadian kelainan kulit kepala
Total Negatif
Positif n
n N
Tidak permanen 83
27.7 72
24.0 155
51.7 Permanen
24 8.0
121 40.3
145 48.3
Total 107
35.7 193
64.3 300
100.0 df=1, p- 0,0001
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5.23, tampak sebanyak 72 orang 24,0 melakukan jenis pewarnaan rambut tidak permanen dan permanen sebanyak 121 orang 40,3
yang positif mengalami kelainan kulit kepala. Uji statistik menggunakan uji Chi-Square diperoleh p = 0,0001, ada
hubungan bermakna antara jenis pewarnaan rambut dengan kelainan kulit kepala. Confidence interval yang digunakan adalah 95.
5.2 Pembahasan
Pewarnaan rambut merupakan salah satu proses rambut yang sering dilakukan untuk penampilan yang lebih menarik selain dari pelurusan rambut dan
pengeritingan rambut. Menurut penelitian Aainaa Jusuf 2013 yang dilakukan pada mahasiswi FK USU angkatan 2009-2011 terdapat hubungan antara
pelurusan dan pengeritingan rambut dengan kejadian kerusakan pada rambut. Demikian pula, proses pewarnaan rambut dapat menyebabkan efek samping
terhadap rambut dan pada kulit kepala Bolduc,2001. Di Indonesia data mengenai efek samping kosmetik rambut terbatas. Dari catatan di RSUD Dr. Saiful Anwar,
Malang pewarna rambut merupakan bahan kosmetik rambut yang terbanyak terjadinya efek samping Tantari, 2014.
Pada penelitian ini yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, didapati 300 responden melakukan pewarnaan rambut dari
angkatan 2011-2013. Pewarnaan rambut dapat dilakukan dengan tujuan untuk penampilan yang menarik, untuk acara-acara khusus, menutup uban dan sekadar
mencoba teknik penataan rambut yang baru dan lain-lain. Sebanyak 206 responden 68,7 melakukan pewarnaan rambut dengan tujuan pewarnaan
sekadar mencoba teknik penataan rambut yang baru. Hal ini karena, rambut memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai mahkota
kebanggaan wanita maupun pria Jusuf, 2014. Kebanyakan responden tidak melakukan tes alergi sebelum melakukan pewarnaan rambut sebanyak 182
responden 48,3. Efek samping akibat pewarnaan rambut seperti kelainan kulit kepala dapat diprediksi dengan melakukan tes alergi sebelum melakukan
pewarnaan rambut. Komponen pewarnaan rambut yaitu PPD akan menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
terjadinya dermatitis kontak alergi serta edema pada wajah yang parah Ideawati, 2001.
Pada tabel 5.8, 155 responden 51,7 melakukan jenis perwarnaan rambut tidak permanen dan 145 responden 48,3 melakukan jenis pewarnaan
rambut permanen. Jenis pewarnaan rambut tidak permanen akan tahan kurang dari 6 minggu, sedangkan jenis pewarnaan rambut permanen akan tahan lebih dari 6
minggu. Hal ini karena, jenis pewarnaan permanen dikomposisikan dalam solusi yang alkali supaya memudahkan penetrasi bahan kimia melewati kutikula
Rahmadewi, 2014. Pada tabel 5.9, terbanyak subjek melakukan pernah melakukan pewarnaan
rambut dua kali sebanyak 240 responden 80,0. Pada tabel 5.11, dari 300 responden, kebanyakan responden melakukan pewarnaan rambut dengan
frekuensi 6 bulan sekali sebanyak 189 responden 63,0. Frekuensi pewarnaan rambut yang berlebihan juga bisa menyebabkan efek samping. Hal ini karena
proses pewarnaan yang meliputi dua tahap pegecatan, pemudaran dan pewarnaan merusakan lapisan rambut Rahmadewi, 2014. Kebanyakan responden
melakukan pewarnaan rambut di salon sebanyak 233 responden 77,7 dan 67 responden 22,3 dengan sendiri melakukan pewarnaan rambut. Proses
pewarnaan rambut yang dilakukan di salon kemungkinan lebih aman. Hal ini karena, di salon proses pewarnaan rambut ditangani oleh ahli profesional dan ini
dapat mengurangi resiko terjadinya efek samping akibat pewarnaan rambut. Pada tabel 5.13, terlihat 231 responden 77,0 mengalami kerusakan
rambut dari 300 responden. Hal ini menunjukkan lebih dari tiga per empat responden mengalami kerusakan rambut akibat pewarnaan rambut. Bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam berbagai jenis proses styling seperti pelurusan, pengeritingan dan pewarnaan mengakibatkan kerusakan pada rambut seperti
rambut kering, rambut kasar dan rambut bercabang. Radiasi akibat proses styling yang berlebihan juga mengakibatkan kerusakan rambut seperti rambut bercabang,
rambut rontok, rambut kering dan rambut kasar. Bahan-bahan kimia seperti PPD, amonia, hidrogen peroksida, anilin yang terdapat dalam proses pewarnaan rambut
dapat menyebabkan kerusakan pada rambut seperti rambut kusam, rambut kering,
Universitas Sumatera Utara
rambut rontok, rambut kasar, rambut bercabang dan rambut mudah patah Jusuf, 2014. Pada penelitian ini, kebanyakan jenis kerusakan rambut yang dialami oleh
responden adalah kombinasi rambut bercabang dan rambut rontok sebanyak 96 responden 41,5.
Pada tabel 5.18 pula, terlihat 193 responden 64,3 mengalami kelainan kulit kepala dari 300 responden. Hal ini menunjukkan pewarnaan rambut dapat
menyebabkan kelainan pada kulit kepala. Dermatitis kontak alergi adalah salah satu contoh yang sering terjadi akibat pewarnaan rambut. Beberapa kosmetik
mengandung bahan iritan ringan sehingga reaksi yang ditimbulkan terjadi setelah penggunaan berulang-ulang atau jangka lama Tantari, 2014. Ciri-ciri kelainan
pada kulit kepala adalah rasa gatal, rasa terbakar, kulit kepala kering, bersisik, bengkak, kemerahan dan luka Bariqina, 2001.
Pada penelitian ini, kebanyakan jenis kelainan kulit kepala yang dialami oleh responden adalah kulit
kepala bersisik sebanyak 87 responden 45,1. Dari hasil penelitian ini, sebanyak 300 responden yang didapatkan sebagai
subjek. Pada tabel 5.22, ternyata 100 responden yang melakukan jenis pewarnaan rambut tidak permanen dan 131 responden jenis pewarnaan permanen mengalami
kerusakan rambut. Dari hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh 0,0001 menunjukkan ada hubungan bermakna p,0,05 antara jenis pewarnaan
rambut dengan kerusakan rambut. Hal ini menunjukkan jenis perlakuan ini dapat menimbulkan efek samping, karena substansi yang digunakan pada pewarnaan
rambut merusakkan lapisan kutikula yang melindungi rambut Rahmadewi, 2014. Efek samping yang dinyatakan adalah kerusakan rambut atau efek negatif yang
tidak diingini Schwan, 2010. Pada tabel 5.23, ternyata 72 responden yang melakukan jenis pewarnaan
rambut tidak permanen sedangkan 121 responden jenis pewarnaan permanen mengalami kelainan kulit kepala. Dari hasil analisa statistik dengan uji chi-square
diperoleh 0,0001 menunjukkan ada hubungan bermakna p,0,05 antara jenis pewarnaan rambut dengan kelainan kulit kepala. Hal ini menunjukkan jenis
perlakuan ini dapat menimbulkan efek samping, karena substansi yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
pada pewarnaan rambut dapat menimbulkan reaksi alergi pada kulit kepala Bariqina, 2001.
Menurut AlGhamdi
Moussa , 2011 pada penelitian yang sebelumnya,
yang dilakukan di seluruh dunia menunjukkan komponen PPD yang terkandung dalam pewarnaan rambut sebanyak 70 dari kasus pewarnaan rambut
menyebabkan terjadinya kerusakan pada rambut dan kelainan kulit kepala. Pernah dilaporkan menurut penelitian Roesyanto-Mahadi, bahwa PPD
merupakan alergen penyebab dermatitis kontak alergi terbanyak urutan ketiga dari 144 penderita dermatitis kontak alergi di Medan periode tahun 1991-1992, yaitu
12,28. Pada penelitian Patel S. dkk di St John’s Institute of Dermatology London, bahwa frekuensi reaksi alergi pada tes tempel terhadap PPD 1 pada
tahun 1992-2004 menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari yang pernah dilaporkan sebelumnya yaitu antara 3,8-7,1.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan