pendisiplinan preventif. Dalam upaya ini pimpinan berusaha agar karyawan mengetahui dan memahami standar yang berlaku, karena apabila karyawan tidak
mengetahui standar yang diharapkan untuk mereka lakukan, perilaku mereka cenderung tidak menentu dan salah arah.
Kedisiplinan tidak lahir dengan sendirinya. Disiplin lahir, tumbuh dan berkembang melalui akumulasi pengalaman dan proses sosialisasi. Disiplin
dibangun dari kepribadian yang matang dan identifikasi terhadap norma-norma kelompok masyarakat. Norma kelompok berfungsi menegakkan disiplin melalui
fungsi pengawasan dan kontrol sosial disebut dengan pengawasan ekternal yaitu berupa pengawasan pimpinan, orang tua atau teman sekerja. Pengawasan internal
datangdari dalam individu dan menghasilkan kontrol diri. Oleh karena itu kontrol diri mempunyai peran penting dalam membangun disiplin secara internal. Kontrol
diri dibutuhkan untuk mengaktifkan proses pendisiplinan Davis Newstrom, 1985. Kaitan antara disiplin diri dan disiplin kelompok dilukiskan oleh Jasin
dalam Helmi, 1996 seperti dua sisi dari satu mata uang. Keduanya saling melengkapi dan menunjang sifatnya komplementer. Disiplin diri tidak dapat
dikembangkan secara optimal tanpa dukungan disiplin kelompok. Sebaliknya, disiplin kelompok tidak dapat ditegakkan tanpa adanya dukungan disiplin pribadi.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Pemimpin mempunyai pengaruh langsung atas sikap kebiasaan yang diperoleh karyawan. Kebiasaan itu ditentukan oleh pemimpin, baik dengan iklim
atau suasana kepemimpinan maupun melalui contoh pribadi. Karena itu, untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapat disiplin yang baik, maka pemimpin harus memberikan kepemimpinan yang baik pula Sutrisno, 2009.
Menurut Singodimedjo yang dikutip oleh Sutrisno 2009, faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai adalah:
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi
Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih
payahnya yang telah dikontribusikan bagi purusahaan. Bila ia menerima kompensasi yang memadai, mereka akan dapat bekerja tenang dan tekun, serta
selalu berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, bila ia merasa kompensasi yang diterima jauh dari yang memadai, maka ia akan berfikir
mendua, dan berusaha untuk mencari tambahan penghasilan diluar, sehingga menyebabkan ia sering mangkir, sering izin keluar.
2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan puskesmas, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan
dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang
sudah di tetapkan. 3.
Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan Disiplin akan dapat ditegakkan dalam suatu perusahaan , jika ada aturan
tertulis yang telah disepakati bersama. Dengan demikian para karyawan akan
Universitas Sumatera Utara
mendapat suatu kepastianbahwa siapa saja yang dan perlu dikenakan sanksi tanpa pandang bulu.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Bila ada seorang karyawan yang melangar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat
pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya tindakan terhadap pelanggar disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua karyawan akan merasa terlindungi,
dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa. 5.
Ada tidaknya pengawasan pimpinan Orang yang paling tepat melaksanakan pengawasan terhadap disiplin ini
tentulah atasan langsung para karyawan yang bersangkutan. Hal ini disebabkan para atasan langsung itulah yang paling tahu dan paling dekat dengan para
karyawan yang ada dibawahnya. Pengawasan yang dilaksanakan atasan langsung ini sering disebut WASKAT pengawasan melekat.
6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan
Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu dengan yang lain. Pimpinan yang berhasil memberi perhatian yang
besar kepada para karyawan yang akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Kegiatan-kegiatan positif itu antara lain: a.
Saling menghormati, bila bertemu dilingkungan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para
karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut. c.
Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan, apalagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka
d. Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja,
dengan mengimformasikan, kemana dan untuk urusan apa, walaupun kepada bawahan sekalipun.
2.3.4 Indikator Disiplin Kerja