5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gagal Ginjal Kronik GGK 2.1.1. Definisi
Menurut Campbell, 2012 penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progresif yang terjadi selama kurang lebih 3 bulan yang berhubungan dengan GFR 60 mlmenit1,73 m
2
. Gagal ginjal kronik adalah suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Uremia adalah suatu sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat
penurunan fungsi ginjal pada gagal ginjal kronik Suwitra, 2014. Kriteria gagal ginjal kronik :
Kerusakan ginjal renal damage yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus LFG, dengan manifestasi: -
Kelainan patologis -
Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan imaging tests
Laju filtrasi glomerulus LFG kurang dari 60 mlmenit1,73 m
2
selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Pada keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan, dan LFG sama atau lebih dari 60mlmenit1,73 m
2
, tidak termasuk kriteria gagal ginjal kronik. Suwitra, 2014.
2.1.2. Etiologi
Berbagai macam gangguan atau penyakit dapat berhubungan dengan gagal ginjal kronis. Seperti proses ginjal primer misalnya glomerulonefritis,
pyelonefritis, hipoplasia kongenital atau proses ginjal sekunder oleh karena proses sistemik seperti diabetes mellitus atau lupus erythematosus yang mungkin
bertanggung jawab. Bila didapati cedera pada ginjal, hiperfiltrasi sampai kerusakan unit-unit nefron akan memproduksi stres yang berkelanjutan dan cedera
pada jaringan remnant ginjal. Pasien akan menunjukkan perkembangan dari satu tahap keparahan gagal ginjal kronis ke tahap yang berikutnya. Alterasi fisiologik
sekunder ke tahap dehidrasi, infeksi, uropati obstruktif, atau hipertensi kemungkinan dapat menyebabkan suatu batas terhadap pasien untuk menjadi
uremia kronis yang tidak terkompensasi Tanagho dan McAninch, 2008. Menurut data yang sampai saat ini dikumpulkan oleh Indonesian Renal
Registry IRR pada tahun 2007-2008 didapatkan urutan etiologi terbanyak sebagai berikut: glomerulonefritis 25, diabetes melitus 23, hipertensi
20 dan ginjal polikistik 10 Roesli, 2008 dalam Siregar, 2012. 1
Glomerulonefritis Glomerulonefritis kronik merupakan penyakit parenkim ginjal progresif dan
difus yang seringkali berakhir dengan gagal ginjal kronik. Glomerulonefritis berhubungan dengan penyakit-penyakit sistemik seperti lupus eritomatosus
sistemik, poliartritis nodosa, granulomatosus Wagener. Glomerulonefritis glomerulopati yang berhubungan dengan diabetes mellitus glomerulosklerosis
tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir dengan penyakit ginjal kronik. Glomerulonefritis yang berhubungan dengan amilodois sering dijumpai pada
pasien-pasien dengan penyakit menahun seperti tuberkulosis, lepra, osteomielitis arthritis rheumatoid dan myeloma Sukandar, 2013.
Istilah glomerulonefritis digunakan untuk berbagai penyakit ginjal yang etiologinya tidak jelas, akan tetapi secara umum memberikan gambaran
histopatologi tertentu pada glomerulus Markum, 1998. Berdasarkan sumber terjadinya kelainan, glomerulonefritis dibedakan primer dan sekunder.
Glomerulonefritis primer apabila penyakit dasarnya berasal dari ginjal sendiri sedangkan glomerulonefritis sekunder apabila kelainan ginjal terjadi akibat
penyakit sistemik lain seperti diabetes melitus, lupus eritematosus sistemik LES, mieloma multipel, atau amiloidosis Prodjosudjadi, 2014.
Gambaran klinis glomerulonefritis mungkin tanpa keluhan dan ditemukan secara kebetulan dari pemeriksaan urin rutin atau keluhan ringan atau keadaan
darurat medik yang harus memerlukan terapi pengganti ginjal seperti dialisis Sukandar, 2013.
2 Diabetes melitus
Menurut American Diabetes Association 2003 dalam Purnamasari 2014 diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabates melitus menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam berbagai bentuk. Nefropati diabetik adalah istilah yang mencakup semua lesi yang terjadi di ginjal
pada diabetes melitus. Glomerulosklerosis adaah lesi yang paling khas dan dapat terjadi secara defus atau nodular glomerulosklerosis diabetik difus merupakan isi
yang sering terjadi, terdiri atas penebalan difus matrix mesangial dengan bahan eosinofilik disetai penebalan membran basalis kapiler. Glomerulosklerosis
diabetik nodular juga dikenal sebagai lesi Kimmeisteil-Wilson lebih jarang terjadi namun sangat spesifik untuk penyakit ini terdiri dari bahan eosinofilik
nodular yang menumpuk pada dasarnya dan biasanya teletak dalam perifer glomerulus didalam inti lobus kapiler. Kelainan non glomerulus dalam nefropati
diabetik adalah nefritis tubulointertitial kronik, nekrosis papilaris, hialinosis arteri eferen dan aferen, serta iskemia. Glomerulosklerosis diabetik hampir selalu
didahului oleh retinopati diabetik, yang ditandai dengan mikroaneurisma di sekitar makula Price Wilson, 2003
3 Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg secara kronis. Berdasarkan penyebabnya,
hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik, dan hipertensi sekunder
diakibatkan oleh suatu penyakit atau kelainan yang mendasar, seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, dan sebagainya Tanto dan Hustrini,
2014.
Penyakit ginjal hipertensif arteriolar nephrosclerosis merupakan salah satu penyebab penyakit ginjal kronik. Insiden hipertensi esensial berat yang berakhir
dengan gagal ginjal kronik kurang dari 10 Sukandar, 2013. 4
Ginjal polikistik Kista adalah suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau
material yang semisolid. Polikistik berarti banyak kista. Pada keadaan ini dapat ditemukan kista-kista yang tersebar di kedua ginjal, baik di korteks maupun di
medula. Selain oleh karena kelainan genetik, kista dapat disebabkan oleh berbagai keadaan atau penyakit. Ginjal polikistik merupakan kelainan genetik yang paling
sering didapatkan. Nama lain yang lebih dahulu dipakai adalah penyakit ginjal polikistik dewasa, oleh karena sebagian besar baru bermanifestasi pada usia di
atas 30 tahun Sukandar, 2013. Glomerulonefritis, hipertensi esensial, dan pielonefritis merupakan penyebab
paling sering dari PGK, yaitu sekitar 60. Penyakit ginjal kronik yang berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan nefropati obstruktif hanya 15-
20 Sukandar, 2013. Kira-kira 10-15 pasien-pasien penyakit ginjal kronik disebabkan penyakit
ginjal kongenital seperti sindrom Alport, penyakit Fabbry, sindrom nefrotik kongenital, penyakit ginjal polikistik, dan amiloidosis Suwitra, 2014.
Pada orang dewasa penyakit ginjal kronik yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih dan ginjal pielonefritis tipe uncomplicated jarang dijumpai,
kecuali tuberkulosis, abses multipel. Nekrosis papilla renalis yang tidak mendapat pengobatan yang adekuat Sukandar, 2013.
2.1.3. Klasifikasi