Gambaran Klinis: Gambaran laboratoris : Gambaran radiologis : Biopsi dan Pemeriksaan Histapatologi Ginjal :

Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan mana basal LFG masih normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60 pasien masih belum merasakan keluhan asimptomatik, tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 30 mulai terjadi keluhan pada seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG kurang 30 pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo atau hipervolumia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada LFG di bawah 15 akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal antara lain dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikataan sampai pada stadium gagal ginjal Suwitra,2014.

2.1.8. Diagnosa

Menurut Suwitra, 2014 penegakan diagnosa untuk gagal ginjal kronik yaitu:

2.1.8.1. Gambaran Klinis:

1 Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya seperti diabetes mellitus. infeksi traktus urinarius, hipertensi hiperurikemi, lupus eritomatosus sistemik LES dan lain sebagainya. 2 Sindrom uremia.yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati prifer, pruritus, uremik frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma. 3 Gejala komplikasinya. hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit shodium, kalium, khlorida

2.1.8.2. Gambaran laboratoris :

1 Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. 2 Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan penrunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft- Gault. Kadar kreatinin saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal. 3 Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan darah hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau hiperkolemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolic. 4 Kelainan urinalisis meliputi: proteuria, hematuria, leukosuria, cast, isostenuria.

2.1.8.3. Gambaran radiologis :

1 Foto polos abdomen bias tampak batu radio-opak. 2 Pielografi intravena jarang dikerjakan, karena kontras sering tidak bisa melewati filter glomerulus, disamping kekhawatiran terjadinya pengaruh toksis oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan. 3 Pielografi antegrad atau retrograd dilakukan sesuai indikasi. 4 Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ginjal yang mengecil koreteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, klasifikasi. 5 Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi dikerjakan bila ada indikasi.

2.1.8.4. Biopsi dan Pemeriksaan Histapatologi Ginjal :

Biopsi dan pemeriksaan histapatologi ginjal dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yang masih menekati normal, dimana diagnosis secara noninvasif tidak bisa ditegakkan. Pemeriksaan histopatologi ini bertujuan untuk mengetahui etiologi, menetapakan terai, prognosis dan mengevaluasi hasil terapi yang telah diberikan. biopsi ginjal indikasi-kontra yang dilakukan pada keadaan dimana ukuran ginjal yang sudah mengecil, ginjal polikistik, hipertensi yang tak terkendali, infeksi perinefrik, gangguan pembekuan darah, gagal napas dan obesitas.

2.1.9. Komplikasi