103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab iv maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:
a. Berdasarkan perhitungan koefisien Gini sebesar 0,372 maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kota Medan
termasuk dalam kategori ketimpangan sedang.
b. Berdasarkan analisis dengan menggunakan kurva Lorenz menunjukkan bahwa
sekitar 20 dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah hanya menerima 5,97 dari keseluruhan total pendapatan
masyarakat. Selanjutnya 40 masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan terendah menerima 17,14 bagian dari keseluruhan total
pendapatan. c.
Berdasarkan analisis perhitungan dengan menggunakan kriteria Bank Dunia menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kota
Medan termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena kelompok 40 masyarakat sampel berpendapatan rendah menguasai lebih dari 17 jumlah
keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
104
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka beberapa saran yang diberikan penulis adalah:
a. Diharapkan kepada pemerintah agar perumusan kebijakan untuk mengambil
langkah-langkah konkrit untuk mengurangi, mencegah ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat di wilayah Kota Medan.
b. Kebijakan program pada target sasaran masyarakat lapisan bawah yang
mungkin dapat dipertimbangkan dalam jangka pendek. c.
Pemerintah dapat menambah pusat perdagangan di Kota Medan agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ketimpangan Pembangunan
Dalam pembangunan ekonomi regional, Williamson 1965 menyatakan bahwa dalam tahap awal pembangunan, disparitas regional menjadi lebih besar
dan pembangunan terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu. Pada tahap yang lebih maju, dilihat dari pertumbuhan ekonomi, tampak bahwa keseimbangan antar
daerah berkurang dengan signifikan. Myrdal 1957 menyatakan bahwa tingkat kemajuan ekonomi antar daerah
yang berlebihan akan menyebabkan pengaruh yang merugikan backwash effect mendominasi pengaruh yang menguntungkan spread effect terhadap
pertumbuhan daerah, dalam hal ini mengakibatkan proses ketidakseimbangan. Pelaku-pelaku yang memiliki kekuatan di pasar secara normal akan meningkat
bukannya menurun, sehingga mengakibatkan ketimpangan antar daerah Arsyad, 1999.
Dalam proses akumulasi dan mobilisasi sumber-sumber, berupa akumulasi modal, ketimpangan tenaga kerja, dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu
daerah merupakan pemicu dalam laju pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Adanya heterogenitas dan beragam karakteristik suatu wilayah
menyebabkan kecenderungan terjadinya ketimpangan antar daerah dan antar sektor ekonomi suatu daerah Caska dan Riadi, 2008
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.1 Penyebab Ketimpangan Pembangunan
Adapun faktor-faktor penyebab ketimpangan pembangunan antar wilayah Manik, 2009 yaitu :
1. Perbedaan kandungan sumber daya alam
Perbedaan kandungan sumber daya alam ini jelas akan mempengaruhi kegiatan produksi pada daerah yang bersangkutan yang akan mempengaruhi
proses pembangunan di masing-masing daerah. 2.
Perbedaan kondisi demografi Perbedaan kondisi geografi ini akan dapat mempengaruhi ketimpangan antar
daerah karena hal ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat pada daerah yang bersangkutan. Daerah dengan kondisi demografi
yang baik akan cenderung memiliki produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong peningkatan investasi yang selanjutnya akan
meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan dan sebaliknya bila pada suatu daerah tertentu kondisi
demografinya kurang baik maka hal ini akan menyebabkan relatif rendahnya produktivitas kerja masyarakat setempat yang akan menimbulkan kondisi
kurang menarik bagi penanaman modal sehingga pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan akan menjadi lebih rendah.
3. Kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa
Bila kegiatan perdagangan kurang lancar maka proses penyamaan harga faktor produksi Factor Price Equilization akan terganggu. Akibatnya penyebaran
Universitas Sumatera Utara
7
proses pembangunan akan terhambat dan ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung menjadi tinggi.
4. Perbedaan konsentrasi kegiatan ekonomi daerah
Perbedaan konsentrasi kegiatan ekonomi antar daerah yang cukup tinggi akan cenderung mendorong meningkatnya ketimpangan pembangunan antar daerah
karena proses pembangunan daerah akan lebih cepat pada daerah dengan konsentrasi kegiatan ekonomi yang lebih tinggi.
5. Alokasi dana pembangunan antar daerah
Dana bantuan pembangunan daerah merupakan salah satu sumber keuangan untuk melakukan pembangunan daerah. Pada dasarnya dalam melaksanakan
pembangunan diperlukan sumber dana. Untuk mencapai keberhasilan suatu program pembangunan sangat tergantung pada pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia. Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara seksama dapat memberikan hasil yang lebih efektif. Bantuan pembangunan yang diperluas,
terutama upaya-upaya yang difokuskan pada kebutuhan dan kesempatan untuk mengurangi kemiskinan secara besar-besaran Todaro, 2006.
2.1. 2 Dampak Ketimpangan Pembangunan
Berikut merupakan dampak dari ketimpangan pembangunan terhadap masyarakat dan daerah Bappenas, 2004 :
1. Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wilayah tertinggal, termasuk yang masih dihuni oleh komunitas adat terpencil antara lain:
Universitas Sumatera Utara
8
a. Terbatasnya akses transportasi yang menghubungkan wilayah tertinggal
dengan wilayah yang relatif maju. b.
Kepadatan penduduk relatif rendah dan tersebar. c.
Kebanyakan wilayah-wilayah ini miskin sumber daya, khususnya sumber daya alam dan manusia.
d. Belum diprioritaskannya pembangunan di wilayah tertinggal oleh
pemerintah daerah karena dianggap tidak menghasilkan pendapatan asli daerah secara langsung.
e. Belum optimalnya dukungan sektor terkait untuk pengembangan wilayah-
wilayah ini. 2.
Belum berkembangnya wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh Sebenarnya wilayah strategis dan cepat tumbuh ini dapat dikembangkan
secara lebih cepat karena memiliki produk unggulan yang berdaya saing. Jika sudah berkembang, wilayah-wilayah tersebut diharapkan dapat berperan
sebagai penggerak bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah sekitarnya yang miskin sumber daya dan masih terbelakang.
3. Wilayah perbatasan dan terpencil kondisinya masih terbelakang
Permasalahan utama dari ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan adalah arah kebijakan pembangunan kewilayahan yang selama ini cenderung
berorientasi “inward looking” sehingga seolah-olah kawasan perbatasan hanya menjadi halaman belakang dari pembangunan daerah. Akibatnya,
wilayah-wilayah perbatasan dianggap bukan merupakan wilayah prioritas pembangunan oleh pemerintah. Sementara itu daerah-daerah pedalaman yang
Universitas Sumatera Utara
9
ada juga sulit berkembang terutama karena lokasinya sangat terisolir dan sulit dijangkau.
4. Kesenjangan pembangunan antara kota dan desa
Ketimpangan pembangunan mengakibatkan adanya kesenjangan antara daerah perkotaan dengan pedesaan, yang diakibatkan oleh:
a. Investasi ekonomi cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan
b. Kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis
dengan kegiatan ekonomi di pedesaan c.
Peran kota yang diharapkan dapat mendorong perkembangan pedesaan, justru memberikan dampak yang merugikan pertumbuhan pedesaan
5. Pengangguran, kemiskinan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia
Dampak ini merupakan dampak turunan dari kurangnya lapangan kerja di suatu daerah bersangkutan, yang disebabkan kurangnya investasi baik dari
pemerintah maupun swasta.
2.2 Distribusi Pendapatan